Hasil uji coba tahap akhir Vaksin COVID-19 AstraZeneca menunjukkan efektifitas rata-rata 70%. Namun jika diberikan dosis yang lebih rendah efektifitas dapat mencapai 90%. AstraZeneca mengatakan vaksinnya "sangat efektif"
Iklan
AstraZeneca dan Universitas Oxford menyatakan, vaksin yang dikembangkan bersama untuk melawan virus corona SARS-Cov-2 menunjukkan "efektifitas rata-rata 70%" dalam uji coba tahap akhir.
Vaksin tersebut dapat mencegah 70% orang tertular virus corona, bahkan hingga 90% jika diberikan dosis yang lebih rendah, demikian menurut data perusahaan biofarmasi tersebut.
"Kemanjuran dan keamanan vaksin ini mengkonfirmasi bahwa ini akan sangat efektif melawan COVID-19 dan akan berdampak langsung pada keadaan darurat kesehatan masyarakat saat ini," kata kepala eksekutif AstraZeneca Pascal Soriot dalam sebuah pernyataan, hari Senin (23/11).
Soriot menjelaskan lebih lanjut, pemberian dosis yang lebih rendah dari uji coba pertama adalah "nilai tambah yang sangat besar" karena itu berarti "dapat memvaksinasi lebih banyak orang dan cebih cepat."
Vaksin ini sangat efektif bila diberikan setengah dosis dan diikuti dengan dosis penuh dalam kurun waktu satu bulan kemudian.
Reaksi positif
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyambut berita tersebut dengan antusias, ia mencuitkan: "Berita yang sangat menggembirakan bahwa vaksin Oxford telah terbukti sangat efektif dalam uji coba. Masih ada pemeriksaan keamanan lebih lanjut, tetapi ini adalah hasil yang fantastis."
Meski demikian, hasil uji coba pendahuluan tetap merupakan terobosan baru dalam perang melawan virus yang telah menewaskan hampir 1,4 juta orang, membuat perjalanan global terhenti, dan menghancurkan ekonomi dunia.
"Pengumuman hari ini membawa kita selangkah lebih dekat ke waktu di mana kita dapat menggunakan vaksin untuk mengakhiri kehancuran yang disebabkan oleh SARS-CoV-2," kata Sarah Gilbert, profesor vaksinologi di Universitas Oxford.
"Kami akan terus bekerja untuk memberikan informasi rinci kepada regulator. Merupakan suatu keistimewaan untuk menjadi bagian dari upaya multinasional ini, yang akan memberi keuntungan bagi seluruh dunia," pungkas Gilbert.
Berlomba Mencari Vaksin Corona
Pandemi Covid-19 menerjang cepat dan sudah tewaskan 450.000 jiwa kurang dari enam bulan. Hal ini pun picu lomba pembuatan vaksin yang efektif dan aman. Dari 100 potensi vaksin, inilah yang sudah uji klinis pada manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/J.-P. Strobel
BioNTech dari Jerman dan Pfizer dari AS
Perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech menjadi yang pertama mendapat rekomendasi dari Paul Ehrlich Institut untuk uji klinis pada manusia. Fase pertama dilakukan tes pada manusia dengan 12 relawan pada bulan April lalu. Bersama perusahaan farmasi AS Pfizer akan di lakukan uji klinis berikutnya untuk calon vaksin BNT162 dengan 360 relawan di AS.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Albrecht
CureVac dari Jerman
Perusahaan Jerman CureVac juga telah mendapat izin dari otoritas Jerman, dan siap melakukan uji klinis vaksin virus corona. Bulan Juni ini perusahaan dari kota Tübingen itu akan menguji calon vaksinnya pada 168 relawan. Pemerintah Jerman juga menanam investasi senilai 300 juta Euro di perusahaan bioteknologi ini.
Foto: picture-alliance/Geisler-Fotopress/S. Kanz
Moderna dari AS
Perusahaan bioteknologi AS, Moderna Inc adalah yang pertama di dunia yang mengumumkan uji klinis calon vaksin mRna-1273 pada manusia. CEO Moderna bertemu Presiden Trump Maret lalu untuk melaporkan perkembangan positif. Pemerintah AS mendukung dengan dana 483 juta US Dolar. Akhir Mei, fase kedua uji klinis dimulai dengan 600 relawan. Moderna bisa produksi hingga 500 juta dosis vaksin per tahun.
Foto: picture-alliance/CNP/AdMedia/K. Dietsch
AstraZeneca Swedia/Inggris dan Oxford Inggris
Perusahaan farmasi Swedia/Inggris AstraZeneca bersama Oxford University lakukan uji klinis vaksin eksperimental pada manusia di Inggris dan Brasil. Calon vaksin berasal dari virus adeno simpanse ChAdOx1. Bulan Mei dilakukan uji fase dua dengan 10.000 relawan. Produksi vaksin diharap bisa dimulai akhir tahun 2020, dengan kapasitas hingga dua miliar dosis. Uni Eropa sudah memesan 400 juta dosis.
Foto: picture-alliance/AP Photo/University of Oxford
Kaiser Permanente AS
Kaiser Permanente Washington Health Research Institute (KPWHRI) sudah melakukan uji klinis vaksin corona pada manusia dengan sampel kecil Maret lalu. Uji coba juga dilakukan pada manula. Riset dibiayai oleh jawatan kesehatan federal AS dengan vaksin yang dikembangkan moderna. (as/gtp)