Vaksin COVID-19 di Jerman: ‘Pengujian Pertama Segera Hadir’
Henrik Böhme
25 Maret 2020
Perusahaan farmasi di seluruh dunia tengah bekerja keras mengembangkan vaksin untuk melawan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Di Jerman, harapan disematkan pada perusahaan bioteknologi CureVac yang berbasis di Tübingen.
Iklan
Dievini Hopp BioTech adalah sebuah perusahaan induk yang dijalankan oleh seorang miliarder sekaligus pendiri SAP, Dietmar Hopp. SAP adalah produsen manufaktur perangkat lunak Jerman yang merupakan perusahaan perangkat lunak dan pemrograman terbesar ke-3 di dunia.
Dievini Hopp BioTech yang merupakan pemegang saham terbesar dari perusahaan biotek CureVac, mengatakan kepada surat kabar Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung pada Minggu (22/03), bahwa vaksin COVID-19 akan tersedia pada musim gugur atau sekitar bulan September sampai ke akhir bulan November, itu pun jika semuanya berjalan sesuai jadwal.
DW berkesempatan mewawancarai Friedrich von Bohlen, seorang ahli biokimia sekaligus direktur pelaksana Dievini, untuk membahas pernyataan tersebut. Ia juga duduk sebagai dewan pengawas di CureVac.
DW: Saat ini, dunia tengah berlomba-lomba mengembangkan vaksin untuk virus corona. Sudah sejauh apa pengembangan vaksin yang Anda buat sekarang?
Friedrich von Bohlen: Pertama, penting bagi kita untuk memahami apa yang terjadi saat ini. Vaksin adalah satu-satunya cara untuk melindungi kita dari infeksi virus. Tetapi bagi mereka yang sudah terinfeksi, Anda dapat menjalani pengobatan, dan ini juga sedang diteliti sekarang.
Kami saat ini tahu bahwa bentuk agresif dari penyakit COVID-19 dapat menyebabkan pneumonia akut. Bagi pasien yang terkena dampak ini, para peneliti tengah berusaha mengembangkan obat yang dapat secara efektif digunakan untuk melawan peradangan paru-paru semacam ini.
Tentu saja, menemukan sebuah vaksin akan menjadi pilihan terbaik. Ada beberapa pendekatan untuk ini. Sejauh yang kami ketahui, kami berharap dapat mengembangkan vaksin dengan menggunakan mRNA [messenger ribonucleic acid] sebagai sumber informasi.
Kami sebentar lagi akan dapat meluncurkan tes klinis dari vaksin ini. Saya percaya ini memiliki kandungan zat yang sangat baik untuk mendapatkan vaksin.
Anda mengatakan “sebentar lagi”. Bisakah Anda jelaskan hal ini lebih jauh? Seperti yang Anda tahu banyak warga Jerman saat ini bertanya-tanya berapa lama lagi mereka harus melakukan social distancing?
Saya bukan peramal. Itu tergantung pada banyak faktor di luar pengetahuan saya. Saya kira pengobatan yang efisien akan memakan waktu beberapa bulan untuk muncul. Hal yang sama berlaku untuk vaksin dan ketersediaannya secara luas. Tetapi kalau kita berbicara soal vaksin yang disetujui untuk digunakan pada manusia, maka hal itu cenderung memakan waktu satu tahun atau lebih.
Berapa banyak vaksin yang dapat diproduksi oleh perusahaan Anda begitu tersedia?
Yang paling penting saat ini adalah tidak ada yang tahu sejauh mana perlindungan kekebalan tubuh yang dibutuhkan manusia untuk mencegah infeksi. Anda tidak dapat membuat taksiran untuk hal ini, dan Anda juga tidak dapat melakukan pengujian pada manusia dengan cara yang tidak terkendali.
Di sinilah para pembuat peraturan masuk untuk mengawasi proses pengujiannya satu per satu. Hal ini penting karena Anda juga ingin melindungi orang yang sedang diuji. Jadi butuh waktu untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan, dan Anda dapat mempercepat proses ini hanya sampai batas tertentu.
Terkait ketersediaan vaksin, mRNA memberikan keuntungan besar. Kami tahu hal ini dari vaksin yang dikembangkan CureVac terhadap rabies. Ada kemungkinan vaksin ini dapat melindungi orang hanya dengan 1 mikrogram saja, artinya 1 gram mRNA cukup untuk memvaksinasi 1 juta orang.
Sebagai perbandingan, obat-obatan konvensional biasanya membutuhkan 500 miligram zat untuk memastikan perlindungan. Sekali lagi, mRNA sangat kuat, hanya perlu sedikit untuk menjamin perlindungan, dan materinya sendiri dapat disediakan dengan cepat. Saya pikir kita bisa memiliki cukup materi di paruh kedua tahun ini, tapi saya tidak tahu apakah di waktu itu materi ini sudah disetujui atau tidak.
Perusahaan bioteknologi di Jerman biasanya tidak benar-benar dilirik oleh publik. Orang mungkin hanya tahu sedikit tentang perusahaan biotek kecuali mungkin perusahaan Anda. Menurut Anda apakah krisis sekarang ini memberikan dorongan untuk penelitian dan promosi biotek di negara ini?
Di Jerman, dukungan untuk melakukan penelitian dasar sangat baik. Tetapi dibutuhkan lebih banyak keberanian untuk mengubah temuan penelitian menjadi ide-ide perusahaan. Ada banyak hal yang menjadi alasannya, salah satunya adalah kurangnya modal usaha.
Pengobatan modern sangat berbeda dengan pengobatan konvensional dalam banyak hal. Apa yang kita saksikan sekarang ini adalah sebuah proses transformasi. Temuan molekulobiologis tentang sebuah penyakit banyak digunakan dalam bidang diagnosis dan terapi, dan itu adalah sebuah proses yang sangat inovatif di mana Jerman dalam hal ini masih perlu melakukan banyak hal.
Kita harus memastikan bahwa perusahaan semacam ini, yang menciptakan teknologi dan pekerjaan baru, berlokasi di Jerman.
Saya rasa krisis saat ini dapat menjadi peringatan bagi kita bahwa masih banyak perusahaan dan teknologi sejenis yang masih berada di luar negeri. Alangkah lebih baik jika perusahaan dan para ahli mereka berada di sini, terlebih lagi saat ini kita berbicara tentang sesuatu yang sama pentingnya dengan kesehatan manusia. (gtp/pkp)
Friedrich von Bohlen adalah ahi biokimia dan direktur pengelola dievini. Dia duduk sebagai dewan pengawas perusahaan bioteknologi CureVac yang berlokasi di Tübingen, Jerman.
Perjalanan Panjang Virus Corona Jenis Baru yang Gegerkan Dunia
Kurang dari sebulan, wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV) telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Lebih dari 50 juta warga Cina dikarantina, para ilmuwan masih berjuang temukan vaksin.
Foto: Reuters/Antara Foto
Virus mirip pneumonia menyerang Wuhan
Pada 31 Desember 2019, Cina memberi tahu WHO tentang serangkaian infeksi pernapasan di Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang. Virus tersebut diduga berasal dari sebuah pasar makanan laut, yang kemudian dengan cepat ditutup oleh pemerintah Cina. Awalnya, sekitar 40 orang dilaporkan terinfeksi.
Foto: Imago Images/UPI Photo/S. Shaver
Virus corona jenis baru berhasil diidentifikasi
7 Januari 2020, para ilmuwan Cina mengumumkan telah mengidentifikasi virus corona jenis baru yang menjadi penyebab serangkaian infeksi pernapasan di Wuhan. Sama seperti flu biasa dan SARS, virus tersebut juga termasuk dalam keluarga coronavirus. Virus jenis baru itu sementara dinamai 2019-nCoV. Gejalanya meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, dan radang paru-paru.
Foto: picture-alliance/BSIP/J. Cavallini
Kematian pertama di Cina
Pada 11 Januari, Cina mengumumkan kematian pertama yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Seorang pria berusia 61 tahun yang diketahui telah berbelanja di pasar Wuhan meninggal karena komplikasi pneumonia.
Foto: Reuters/Str
Virus sampai ke negara-negara tetangga
Pada hari-hari berikutnya, negara-negara seperti Thailand dan Jepang mulai melaporkan kasus infeksi pada warganya yang diketahui pernah mengunjungi pasar yang sama di Wuhan. Pada 20 Januari, tiga orang dilaporkan meninggal di Cina, sementara lebih dari 200 orang dilaporkan telah terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Menular dari manusia ke manusia
Hingga pertengahan Januari, para ilmuwan masih berjuang untuk mencari tahu bagaimana virus ini menyebar ke manusia. Keluarga virus corona adalah zoonotic, artinya virus ditularkan dari hewan ke manusia - beberapa jenis virus dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Baru kemudian pada 20 Januari, otoritas Cina mengonfirmasi bahwa virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Foto: picture-alliance/YONHAPNEWS AGENCY
Jutaan orang dikarantina
Pemerintah Cina menutup Kota Wuhan pada 23 Januari untuk membatasi penyebaran virus corona. Rumah sakit baru untuk merawat pasien pun mulai dibangun. Sampai pada 24 Januari, lebih dari 830 orang dilaporkan terinfeksi dan setidaknya 26 orang dinyatakan meninggal. Pemerintah kemudian memperluas karantina ke 13 kota lain. Langkah ini berdampak terhadap setidaknya 36 juta jiwa.
Foto: AFP/STR
Virus corona capai Eropa!
Pada 24 Januari, otoritas Prancis melaporkan 3 kasus virus corona baru di daerah perbatasannya. Temuan ini menjadi tanda kemunculan virus tersebut di Eropa. Beberapa jam setelah Prancis, Australia juga melaporkan bahwa empat orang warganya telah terinfeksi virus corona baru tersebut.
Foto: Getty Images/X. Chu
Liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang
Tahun Baru Imlek di Cina dimulai dengan perayaan sederhana pada 25 Januari. Jutaan orang dilaporkan bepergian dan ikut ambil bagian dalam perayaan publik tersebut. Para pejabat membatalkan acara-acara besar untuk mengatasi wabah ini. Di akhir Januari, ada 17 kota di Cina dengan 50 juta penduduk dikarantina. Libur Imlek diperpanjang tiga hari untuk membatasi arus populasi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mortagne
Perbatasan dengan Mongolia, Hong Kong dan Rusia bagian timur ditutup
Kamboja mengonfirmasi kasus pertamanya, sementara Mongolia menutup perbatasannya bagi kendaraan dari Cina. Rusia juga menutup perbatasan dengan Cina di tiga wilayah bagian timur. Kerugian terhadap pariwisata global ditaksir mencapai miliaran dolar sementara harga minyak turut anjlok. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 41, lebih dari 1.300 orang terinfeksi di seluruh dunia - kebanyakan di Cina.
Foto: Reuters/C. G. Rawlins
Jerman laporkan kasus virus corona pertama
Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertamanya. Pasien adalah seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang disebut terkena virus selama pelatihan di tempat kerja dengan seorang rekan dari Cina. Pria tersebut ditempatkan dalam karantina dan observasi di sebuah rumah sakit di München. Hari berikutnya, tiga rekannya juga dilaporkan terinfeksi virus yang sama.
Foto: Reuters/A. Uyanik
Indonesia bebas virus corona
Pada 27 Januari, sejumlah kementerian menggelar rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan. Pemerintah Indonesia resmi melarang penerbangan dari dan menuju Wuhan, namun masih membolehkan penerbangan dari kota-kota lain di Cina. Menteri Kesehatan mengatakan Indonesia masih bebas dari virus corona jenis baru dan mengimbau masyarakat untuk jaga imunitas tubuh. 243 WNI di Wuhan juga dinyatakan sehat.
Foto: Ministry of Transportation/D. Pieterz-Kemenhub
Evakuasi internasional dimulai
Pada 28 Januari, Jepang dan AS menjadi negara pertama yang mengevakuasi warganya keluar dari Wuhan. Australia dan Selandia Baru mengatakan bahwa mereka juga akan mengirim pesawat untuk membawa pulang warganya. Kasus virus corona secara global meningkat jadi hampir 6.000 kasus infeksi, melebihi wabah SARS pada 2002 yang menewaskan sekitar 800 orang.
Foto: imago images/Kyodo News
WHO keluarkan status darurat kesehatan global
30 Januari, WHO menyatakan virus corona jenis baru sebagai darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional. Hal ini dilakukan untuk melindungi negara-negara dengan "sistem kesehatan yang lebih lemah." Namun, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan dan perjalanan, ia menyebut hal itu sebagai "gangguan yang tidak perlu."
Foto: picture-alliance/KEYSTONE/J.-C. Bott
Tim penjemput WNI diberangkatkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu (01/02), melepas keberangkatan tim penjemput WNI yang ada di kota Wuhan, Hubei, Cina. Retno sebut ada 245 WNI yang akan dipulangkan ke tanah air. Tim penjemput menumpangi pesawat Batik Air. Ada 42 orang dalam tim penjemput yang terdiri atas TNI, Kemlu, Kemenkes, TNI dan kru Batik Air.
Foto: Reuters/Antara/M. Iqbal
Kematian pertama di luar Cina
Kematian pertama di luar Cina terkait dengan virus corona jenis baru dilaporkan terjadi di Filipina pada 2 Februari. Korban adalah seorang pria berusia 44 tahun dan telah melakukan perjalanan dari Wuhan ke Manila sebelum akhirnya jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit. Ia kemudian dilaporkan meninggal di rumah sakit karena pneumonia.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
238 WNI dari Wuhan tiba di Natuna
Minggu (02/02), sebanyak 238 WNI tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Ada 7 orang yang batal diterbangkan ke tanah air karena sejumlah alasan - 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan Cina. Masa observasi dijalankan selama 14 hari. Presiden Jokowi sebut Natuna dipilih sebagai tempat observasi karena dinilai sebagai pulau yang paling siap.
Foto: Reuters/Antara Foto
Rumah sakit selesai dibangun dalam waktu 10 hari
Rumah Sakit Huoshenshan (Gunung Api Dewa), selesai dibangun hanya dalam waktu lebih dari satu minggu. Rumah sakit akhirnya resmi dibuka pada Senin (03/02). Rumah sakit ini bertujuan menggunakan campuran obat-obatan dari barat maupun obat tradisional Cina untuk mengobati mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)