Dua vaksin dengan platform m-RNA, Pfizer dan Moderna, sempat menjadi incaran karena efikasinya yang paling tinggi berdasarkan uji klinis. Seperti apa distribusinya di Indonesia?
Iklan
Dua vaksin COVID-19 dengan platform mRNA, Pfizer dan Moderna, sudah masuk Indonesia. Keduanya mengusung teknologi mutakhir, sempat jadi incaran karena efikasinya paling tinggi berdasarkan uji klinis.
Awalnya, vaksin Moderna diberikan hanya sebagai booster atau dosis ketiga pada tenaga kesehatan (nakes). Namun, saat ini vaksin asal Amerika Serikat tersebut mulai diberikan untuk umum.
Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan, tidak ada kriteria khusus bagi penerima vaksin Moderna. Semua yang memenuhi syarat, punya kesempatan yang sama untuk mendapatkannya.
"Yang pasti ini untuk dosis 1 dan dosis 2 dan (proses) skrining sama," katanya kepada detikcom, Rabu (18/08).
Meski demikian, beberapa daerah menetapkan prioritas tertentu bagi penerima vaksin Moderna. DKI misalnya, mengutamakan pemberian vaksin ini kepada warga yang tidak bisa mendapatkan vaksin lain, yakni Sinovac dan AstraZeneca.
"Itu kebijakan lokal daerah supaya masyarakat tidak pilih-pilih," jelas dr Nadia.
Vaksin Covid-19 yang Sudah Siap Pakai dan Masuki Uji Fase Akhir
Ada 4 vaksin Covid-19 yang sudah berizin dan digunakan secara massal. Efikasinya diklaim antara 70% hingga 95%. Sedikitnya ada 7 kandidat vaksin lainnya yang masuk fase akhir uji klinis dan akan segera diluncurkan.
Foto: H. Pennink/AP Photo/picture-alliance
Vaksin BioNTech/Pfizer dari Jerman
Perusahaan Bio-farmasi BioNTech dari Jerman yang digandeng Pfizer dari AS menjadi yang pertama umumkan sukses memproduksi vaksin anti-Covid-19 yang diberi nama BNT162b2 dengan efektifitas 95%. Vaksinnya sudah mendapat izin. Vaksinasi massal di AS dan Jerman dimulai bulan Desember 2020. Satu-satunya kendala, vaksin harus didinginkan hingga minus 70°C sebelum dipakai.
Foto: SvenSimon/picture alliance
Vaksin Moderna dari Amerika Serikat
Perusahaan Bio-farmasi Moderna dari AS menyusul umumkan sukses dengan vaksin yang diberi nama mRNA-1273 dengan efektifitas 94,5%. Belum lama ini UE izinkan vaksin. Sama dengan BioNTech, vaksin dikembangkan dengan teknologi teranyar berbasis mRNA virus. Keunggulan vaksin Moderna adalah hanya perlu pendinginan minus 30° C dan tahan seminggu dalam lemari pendingin biasa.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/J. Porzycki
Vaksin AstraZeneca/Oxford dari Inggris
Perusahaan farmasi AstraZeneca dari Inggris menjadi yang ketiga umumkan sukses uji coba vaksin yang ampuh 70% hingga 90%. Pengembangan vaksin menggandeng para ilmuwan dari Oxford University. Unsur aktifnya AZD1222 berasal dari gen virus corona yang dilemahkan dan sudah diuji klinis pada 60.000 responden.
Foto: picture-alliance/Flashpic
Vaksin Janssen/Johnson&Johnson dari AS
AS dan Kanada sudah memberikan izin bagi vaksin Johnson & Johnson. Vaksin berasal dari vektor virus yang memicu jawaban imunitas perlindungan tubuh. Disebutkan pemberian satu dosis vaksin mencukupi untuk mengembangkan antibodi pencegah Covid-19.Juga penyimpanan vaksin relatif mudah pada kulkas yang lazim.
Foto: Michael Ciaglo/Getty Images
Vaksin Sinovac dari Cina
Perusahaan farmasi Sinovac Biotech dari Cina sedang menuntaskan fase tiga uji klinis vaksin Covid-19 dengan sekitar 29.000 responden. Uji klinis skala besar dilakukan di Brazil, Indonesia dan Turki. Vaksin dikembangkan dari virus corona yang inaktif.
Foto: Wang Zhao/AFP/Getty Images
Vaksin Sinopharm dari Cina
Perusahaan farmasi lain dari Cina, Sinopharm juga sudah masuki fase tiga uji klinis kandidat vaksinnya pada 55.000 responden. Uji klinis antara lain dilakukan di Uni Emirat Arab, Bahrain, Yordania, Maroko, Peru dan Argentina. Sinopharm menggunakan virus yang inaktif sebagai basis pembuatan vaksinnya.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Z. Yuwei
Vaksin Sputnik V dari Rusia
Berdasar klaim sendiri, Rusia menyatakan vaksin Sputnik V buatan Gamaleya ampuh perangi Covid-19. Vaksin yang kini sudah mendapat izin regulasi dari Moskow itu dilaporkan baru melakukan uji klinis fase 1 dan 2 tanpa kejelasan berapa jumlah sampelnya. Vaksinnya berbasis vektor adenovirus manusia yang diizinkan WHO. Penulis: Agus Setiawan
Foto: picture-alliance/dpa/V. Pesnya
7 foto1 | 7
Bagaimana dengan Pfizer?
Sebanyak 1,56 juta dosis vaksin Pfizer tiba di Indonesia, Kamis (19/08). Sama seperti vaksin Moderna, vaksin Pfizer juga akan diberikan untuk umum, tetapi belum diketahui pasti bagaimana distribusinya.
"Hanya untuk usia 18 tahun ke atas dan ibu hamil ya," jelas dr Nadia saat dikonfirmasi, Kamis (19/08).
Namun yang pasti, para pakar tidak menganjurkan pilih-pilih vaksin kecuali memang punya kontra indikasi. Dalam rangka mencapai herd immunity sesegera mungkin, vaksinasi harus mencakup sebanyak mungkin populasi, tanpa membeda-bedakan jenis vaksin.
Iklan
Efek samping vaksin Pfizer
Seperti diketahui, vaksin Pfizer sudah mendapatkan emergency use of authorization (EUA) Juli lalu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Rabu (13/07) lalu.
Vaksin ini disebut memiliki nilai efikasi sampai 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas dan 100 persen pada usia 12-15 tahun berdasarkan uji klinis fase 3. Vaksin Pfizer juga memiliki efikasi yang tinggi dalam mencegah gegala dan perawatan akibat varian Delta dalam uji klinis di Chili.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengatakan, reaksi efek samping yang dilaporkan dari vaksin Pfizer bersifat ringan. Dalam uji klinis, reaksi yang sering timbul pada penerima Pfizer adalah sebagai berikut:
Nyeri pada tempat suntikan
Kelelahan
Sakit kepala
Nyeri otot
Nyeri sendi
Demam
"Secara umum keamanan vaksin ini dapat ditoleransi," ungkap Kepala BPOM Penny K Lukito dalam siaran pers penerbitan Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Pfizer, Juli 2021. (Ed: gtp/ha)