Anak usia 12-18 tahun di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mulai divaksinasi COVID-19 yang digelar Kodim 0613 Ciamis. Sementara Kapolri mengajak berbagai pihak menjadi vaksinator agar mempercepat program vaksinasi.
Iklan
Tujuan vaksinasi ini untuk melindungi anak-anak dari paparan virus Corona. "Sekarang sudah boleh untuk anak berusia 12 sampai 18 tahun. Jadi kita selain melaksanakan untuk masyarakat umum juga anak-anak kita layani menerima vaksinasi," ujar Dandim 0613 Ciamis Letkol Czi Dadan Ramdani di Makodim Ciamis, Sabtu (17/7/2021).
Dadan mengatakan untuk saat ini TNI menerima 2.650 vaksin. Sebanyak 500 vaksin ditargetkan berlangsung di Makodim Ciamis, sedangkan sisanya di puskesmas.
Antusiasme anak-anak divaksinasi
"Alhamdulillah sekarang masyarakat sudah banyak yang sadar bahwa pentingnya vaksinasi untuk mengatasi pandemi ini. Jadi kepada yang sudah divaksinasi dimohon juga untuk mengedukasi masyarakat yang belum mau divaksinasi," katanya.
Dadan menyatakan tidak menargetkan jumlah anak yang mendapat vaksinasi. Bagi siapa saja yang datang ketika masih ada kuotanya akan dilayani, baikanak-anak 12-18 tahun, dewasa dan lansia.
Anak-anak ini antusiasme untuk mengikuti program vaksinasi. Zihan (13) sengaja datang ke Makodim Ciamis bersama orang tuanya untuk mendapat vaksinasi Corona. Ia mengaku tidak takut divaksinasi demi mencegah penularan virus Corona.
"Rasa biasa saja, tahu ada informasi boleh divaksinasi jadi ke sini. Mau divaksinasi biar nggak terpapar virus Corona," ucap Zihan.
Hal senada diungkapkan Nazwa (16). "Tidak takut, mau divaksinasi supaya lebih kebal dari virus Corona. Tapi protokol kesehatan tetap dilaksanakan, pakai masker," kata Nazwa.
Iklan
Relawan vaksinator, percepat vaksinasi COVID-19
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan pentingnya melakukan percepatan vaksinasi Corona atau COVID-19. Bahkan dia mengajak berbagai pihak untuk turut serta menjadi vaksinator agar pelaksanaan vaksinasi bisa berlangsung lebih cepat, di antaranya mahasiswa.
"Tentunya bagi masyarakat, relawan, aktivis rekan-rekan mahasiswa yang memiliki kemampuan menjadi vaksinator, atau memperkuat kegiatan vaksinasi silakan untuk bergabung," kata Listyo usai meninjau vaksinasi di Balai Kota Solo, Sabtu (17/7/2021).
Menurutnya, antusiasme masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi Corona sangat tinggi. Untuk itu, dibutuhkan pula tenaga yang lebih agar akselerasi vaksinasi bisa terwujud.
Vaksinasi COVID-19 Hingga ke Daerah Terpencil di Dunia
Tim medis menempuh perjalanan panjang dan sulit untuk memvaksinasi orang-orang di seluruh dunia. Pekerjaan itu membawa mereka melintasi pegunungan dan sungai, menaiki pesawat, perahu, bahkan juga berjalan kaki.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Mendaki gunung
Dibutuhkan fisik yang bugar bagi tenaga medis untuk memvaksinasi penduduk di daerah pegunungan di tenggara Turki. "Orang sering tinggal berdekatan dan infeksi bisa menyebar dengan cepat," kata Dr. Zeynep Eralp. Orang-orang di pegunungan tidak suka pergi ke rumah sakit, jadi "kita harus pergi ke mereka," tambahnya.
Foto: Bulent Kilic/AFP
Melintasi daerah bersalju
Banyak orang lanjut usia tidak dapat melakukan perjalanan ke pusat vaksinasi. Di Lembah Maira di Alpen Italia barat, dekat perbatasan dengan Prancis, dokter mendatangi rumah ke rumah untuk memberi suntikan COVID-19 kepada penduduk yang berusia lebih dari 80 tahun.
Foto: Marco Bertorello/AFP
Penerbangan ke daerah terpencil
Dengan membawa botol berisi beberapa dosis vaksin, perawat ini sedang dalam perjalanan ke Eagle, sebuah kota di Sungai Yukon di negara bagian Alaska, AS, daerah dengan penduduk kurang dari 100 orang. Masyarakat adat diprioritaskan dalam banyak program imunisasi.
Foto: Nathan Howard/REUTERS
Beberapa warga perlu diyakinkan
Setiap hari, Anselmo Tunubala keluar masuk pemukiman di pegunungan Kolombia barat daya untuk meyakinkan warga tentang pentingnya vaksinasi. Banyak warga meragukan vaksin dan cenderung mengandalkan pengobatan tradisional, serta bimbingan para pemuka agama.
Foto: Luis Robayo/AFP
Jalan kaki selama berjam-jam
Pria dan wanita dalam foto di atas berjalan hingga empat jam untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di desa terpencil Nueva Colonia di Meksiko tengah. Mereka adalah penduduk asli Wixarika, atau lebih dikenal dengan nama Huichol.
Foto: Ulises Ruiz/AFP/Getty Images
Vaksinasi di sungai
Komunitas Nossa Senhora do Livramento di Rio Negro di Brasil hanya dapat dijangkau melalui sungai. "Cantik! Hampir tidak sakit," kata Olga Pimentel setelah disuntik vaksin. Dia tertawa dan berteriak "Viva o SUS!" - "panjang umur pelayanan kesehatan masyarakat Brasil!"
Foto: Michael Dantas/AFP
Hanya diterangi cahaya lilin
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menentang vaksinasi COVID-19. Namun, di sisi lain kampanye itu telah berjalan. Penduduk asli keturunan budak Afrika, termasuk di antara yang kelompok pertama yang divaksinasi. Raimunda Nonata yang tinggal di daerah tanpa listrik, disuntik vaksin dibantu penerangan cahaya lilin.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Rela mendayung jauh
Setelah vaksinasi, seorang wanita tua dan putrinya mendayung menjauhi Bwama, pulau terbesar di Danau Bunyonyi di Uganda. Pemerintah negara Afrika tengah sedang mencoba untuk memasok daerah terpencil dengan vaksin COVID-19.
Foto: Patrick Onen/AP Photo/picture alliance
Medan yang berat
Perjalanan lain melintasi perairan tanpa perahu. Dalam perjalanan menuju desa Jari di Zimbabwe, tim medis harus melewati jalan yang tergenang air. Menurut badan kesehatan Uni Afrika, CDC Afrika, kurang dari 1% populasi di Zimbabwe telah divaksinasi penuh.
Foto: Tafadzwa Ufumeli/Getty Images
Dari rumah ke rumah
Banyak orang di Jepang tinggal di desa terpencil, seperti di Kitaaiki. Warga yang tidak bisa ke kota, dengan senang hati menyambut dokter dan tim medis di rumah mereka untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
Barang yang sangat berharga
Indonesia meluncurkan kampanye vaksinasi pada Januari 2021. Di Banda Aceh, tim medis melakukan perjalanan menggunakan perahu ke pulau-pulau terpencil. Vaksin di dalam kotak pendingin merupakan barang yang sangat berharga sehingga perjalanan tim medis didampingi petugas keamanan.
Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
Tanpa masker dan tidak menjaga jarak
India menjadi negara terdampak parah pandemi COVID-19. Pada pertengahan Maret 2021, petugas medis mendatangi desa Bahakajari di Sungai Brahmaputra. Sekelompok wanita mendaftar untuk mendapatkan vaksin. Tidak ada yang memakai masker atau menjaga jarak aman. (ha/hp)
Foto: Anupam Nath/AP Photo/picture alliance
12 foto1 | 12
"Terima kasih atas antusiasme masyarakat Solo dalam hal mengikuti kegiatan vaksinasi. Percepatan ini kita harapkan bisa segera tercapai," ujar dia.
Apa bantuan pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak PPKM?
Selain vaksinasi, Listyo mengatakan upaya lain yang dilakukan pemerintah ialah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Diharapkan PPKM Darurat bisa menurunkan angka penyebaran COVID-19 yang saat ini sangat tinggi.
"Bahwa kita ketahui angka COVID masih sangat tinggi sehingga kita tahu saat ini diberlakukan PPKM Darurat. Tentunya harapan kita bagaimana kita supaya bersama-sama bisa menurunkan laju pertumbuhan COVID, tentunya dengan membatasi mobilitas masyarakat," ujar Sigit.
Dia pun menegaskan pemerintah juga memikirkan dampak dari PPKM Darurat bagi perekonomian masyarakat. Pihaknya memastikan akan mendistribusikan bantuan sembako untuk masyarakat.
"Tentunya kita juga memikirkan, pemerintah juga memikirkan bagaimana masyarakat yang terdampak karena situasi PPKM, maka hari ini kita luncurkan bansos kurang lebih 30 ribu paket sembako dan kurang lebih 147 ton beras yang akan disebar untuk dibagikan kepada masyarakat yang terdampak yang akan didistribusikan TNI-Polri," imbuhnya. yp/ae