Vaksinasi COVID-19 di Jerman Selamatkan Ribuan Nyawa
9 Agustus 2021
Badan pengendalian pandemi Jerman, Robert Koch Institute (RKI), menemukan bahwa vaksin memiliki tingkat efektivitas tinggi terhadap virus corona. Jerman sedang mencari cara terbaik untuk meningkatkan vaksinasi di sana.
Iklan
Studi terbaru yang dirilis oleh badan pengendalian pandemi Jerman, Robert Koch Institute (RKI), menunjukkan bahwa vaksinasi massal virus corona di negara itu telah mencegah ribuan kematian.
Laporan yang diterbitkan pada Jumat (06/08), menemukan bahwa vaksinasi telah mencegah 38.000 kematian selama terjadinya "gelombang ketiga" virus corona di Jerman. Lebih dari 706.000 kasus infeksi baru berhasil dicegah karena masyarakat telah disuntik vaksin.
Model perhitungan di atas dihitung berdasarkan data dari 6,5 bulan terakhir kampanye vaksinasi massal Jerman tahun ini.
Vaksinasi disebut mencegah lebih dari 76.000 orang dirawat inap, dan membuat hampir 20.000 orang tidak dirawat di unit perawatan intensif.
Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan pada Sabtu (07/08) bahwa lebih dari 45 juta orang di Jerman telah divaksinasi penuh, atau 54,5% dari populasi. Sementara itu, sebanyak 51,8 juta orang di Jerman, atau 62,3%, telah menerima setidaknya satu dosis vaksin virus corona.
Spahn baru-baru ini merekomendasikan vaksinasi untuk anak berusia 12 hingga 17 tahun, tetapi gagasan tersebut belum didukung oleh regulator vaksin nasional STIKO.
"Mendapatkan vaksin adalah keputusan pribadi, tetapi juga keputusan yang mempengaruhi kita semua sebagai sebuah komunitas. Setiap individu akan menentukan seberapa baik kita semua akan melewati musim gugur dan musim dingin," kata Spahn lewat Twitter-nya.
Vaksinasi COVID-19 Hingga ke Daerah Terpencil di Dunia
Tim medis menempuh perjalanan panjang dan sulit untuk memvaksinasi orang-orang di seluruh dunia. Pekerjaan itu membawa mereka melintasi pegunungan dan sungai, menaiki pesawat, perahu, bahkan juga berjalan kaki.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Mendaki gunung
Dibutuhkan fisik yang bugar bagi tenaga medis untuk memvaksinasi penduduk di daerah pegunungan di tenggara Turki. "Orang sering tinggal berdekatan dan infeksi bisa menyebar dengan cepat," kata Dr. Zeynep Eralp. Orang-orang di pegunungan tidak suka pergi ke rumah sakit, jadi "kita harus pergi ke mereka," tambahnya.
Foto: Bulent Kilic/AFP
Melintasi daerah bersalju
Banyak orang lanjut usia tidak dapat melakukan perjalanan ke pusat vaksinasi. Di Lembah Maira di Alpen Italia barat, dekat perbatasan dengan Prancis, dokter mendatangi rumah ke rumah untuk memberi suntikan COVID-19 kepada penduduk yang berusia lebih dari 80 tahun.
Foto: Marco Bertorello/AFP
Penerbangan ke daerah terpencil
Dengan membawa botol berisi beberapa dosis vaksin, perawat ini sedang dalam perjalanan ke Eagle, sebuah kota di Sungai Yukon di negara bagian Alaska, AS, daerah dengan penduduk kurang dari 100 orang. Masyarakat adat diprioritaskan dalam banyak program imunisasi.
Foto: Nathan Howard/REUTERS
Beberapa warga perlu diyakinkan
Setiap hari, Anselmo Tunubala keluar masuk pemukiman di pegunungan Kolombia barat daya untuk meyakinkan warga tentang pentingnya vaksinasi. Banyak warga meragukan vaksin dan cenderung mengandalkan pengobatan tradisional, serta bimbingan para pemuka agama.
Foto: Luis Robayo/AFP
Jalan kaki selama berjam-jam
Pria dan wanita dalam foto di atas berjalan hingga empat jam untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di desa terpencil Nueva Colonia di Meksiko tengah. Mereka adalah penduduk asli Wixarika, atau lebih dikenal dengan nama Huichol.
Foto: Ulises Ruiz/AFP/Getty Images
Vaksinasi di sungai
Komunitas Nossa Senhora do Livramento di Rio Negro di Brasil hanya dapat dijangkau melalui sungai. "Cantik! Hampir tidak sakit," kata Olga Pimentel setelah disuntik vaksin. Dia tertawa dan berteriak "Viva o SUS!" - "panjang umur pelayanan kesehatan masyarakat Brasil!"
Foto: Michael Dantas/AFP
Hanya diterangi cahaya lilin
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menentang vaksinasi COVID-19. Namun, di sisi lain kampanye itu telah berjalan. Penduduk asli keturunan budak Afrika, termasuk di antara yang kelompok pertama yang divaksinasi. Raimunda Nonata yang tinggal di daerah tanpa listrik, disuntik vaksin dibantu penerangan cahaya lilin.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Rela mendayung jauh
Setelah vaksinasi, seorang wanita tua dan putrinya mendayung menjauhi Bwama, pulau terbesar di Danau Bunyonyi di Uganda. Pemerintah negara Afrika tengah sedang mencoba untuk memasok daerah terpencil dengan vaksin COVID-19.
Foto: Patrick Onen/AP Photo/picture alliance
Medan yang berat
Perjalanan lain melintasi perairan tanpa perahu. Dalam perjalanan menuju desa Jari di Zimbabwe, tim medis harus melewati jalan yang tergenang air. Menurut badan kesehatan Uni Afrika, CDC Afrika, kurang dari 1% populasi di Zimbabwe telah divaksinasi penuh.
Foto: Tafadzwa Ufumeli/Getty Images
Dari rumah ke rumah
Banyak orang di Jepang tinggal di desa terpencil, seperti di Kitaaiki. Warga yang tidak bisa ke kota, dengan senang hati menyambut dokter dan tim medis di rumah mereka untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
Barang yang sangat berharga
Indonesia meluncurkan kampanye vaksinasi pada Januari 2021. Di Banda Aceh, tim medis melakukan perjalanan menggunakan perahu ke pulau-pulau terpencil. Vaksin di dalam kotak pendingin merupakan barang yang sangat berharga sehingga perjalanan tim medis didampingi petugas keamanan.
Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
Tanpa masker dan tidak menjaga jarak
India menjadi negara terdampak parah pandemi COVID-19. Pada pertengahan Maret 2021, petugas medis mendatangi desa Bahakajari di Sungai Brahmaputra. Sekelompok wanita mendaftar untuk mendapatkan vaksin. Tidak ada yang memakai masker atau menjaga jarak aman. (ha/hp)
Foto: Anupam Nath/AP Photo/picture alliance
12 foto1 | 12
Kontroversi kebijakan vaksinasi
Negara-negara Eropa lainnya antara lain Prancis dan Italia, telah menerapkan kebijakan yang mewajibkan warganya untuk membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi atau pulih dari COVID-19 untuk memasuki ruang publik, seperti restoran.
Warga pun memprotes keras keputusan tersebut. Warga percaya bahwa kebijakan tersebut melanggar kebebasan mereka.
Di Jerman, pengikut gerakan Querdenker (pemikir lateral) turun ke jalan menentang aturan pembatasan dan vaksin virus corona.
Beberapa politisi Jerman juga telah menentang bahwa vaksinasi virus corona adalah kewajiban.
Andrew Ullman, anggota Partai Demokrat Bebas (FDP) yang pro pasar bebas di parlemen Jerman (Bundestag), mengatakan kepada outlet Deutschlandfunk pada Sabtu (07/08) bahwa meskipun dia mendukung vaksinasi, tetapi dia yakin bahwa wajib vaksin bukanlah kebijakan yang efektif.