Vaksinasi Jerman Diprediksi Berlangsung hingga 2022
30 Oktober 2020
Penasihat imunologi Thomas Mertens mengatakan proses vaksinasi virus corona di Jerman akan memakan waktu hingga 2022. Ia mengingatkan mereka yang gagal mendapatkan vaksin pertama berpotensi mengambil jalur hukum.
"Meskipun vaksin akan segera tersedia, pemberian vaksinasi untuk seluruh penduduk pada akhir 2021, menurut saya, tidak akan selesai," kata Mertens kepada Funke Media Group.
Mertens yang merupakan kepala dari 18 anggota Komite Tetap untuk Vaksinasi (Stiko) di Robert Koch Institute (RKI), badan kesehatan publik Jerman untuk pengendalian dan pencegahan penyakit, juga memperingatkan soal "butuh waktu lama" untuk perubahan yang nyata.
"Misalnya, jika Anda memvaksinasi 100.000 orang sehari - dan ini merupakan tantangan - akan membutuhkan 150 hari untuk memvaksinasi 15 juta orang," kata Mertens, menjelaskan upaya besar-besaran yang diperlukan untuk memberikan vaksinasi kepada semua orang di Jerman.
Berlomba Mencari Vaksin Corona
Pandemi Covid-19 menerjang cepat dan sudah tewaskan 450.000 jiwa kurang dari enam bulan. Hal ini pun picu lomba pembuatan vaksin yang efektif dan aman. Dari 100 potensi vaksin, inilah yang sudah uji klinis pada manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/J.-P. Strobel
BioNTech dari Jerman dan Pfizer dari AS
Perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech menjadi yang pertama mendapat rekomendasi dari Paul Ehrlich Institut untuk uji klinis pada manusia. Fase pertama dilakukan tes pada manusia dengan 12 relawan pada bulan April lalu. Bersama perusahaan farmasi AS Pfizer akan di lakukan uji klinis berikutnya untuk calon vaksin BNT162 dengan 360 relawan di AS.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Albrecht
CureVac dari Jerman
Perusahaan Jerman CureVac juga telah mendapat izin dari otoritas Jerman, dan siap melakukan uji klinis vaksin virus corona. Bulan Juni ini perusahaan dari kota Tübingen itu akan menguji calon vaksinnya pada 168 relawan. Pemerintah Jerman juga menanam investasi senilai 300 juta Euro di perusahaan bioteknologi ini.
Foto: picture-alliance/Geisler-Fotopress/S. Kanz
Moderna dari AS
Perusahaan bioteknologi AS, Moderna Inc adalah yang pertama di dunia yang mengumumkan uji klinis calon vaksin mRna-1273 pada manusia. CEO Moderna bertemu Presiden Trump Maret lalu untuk melaporkan perkembangan positif. Pemerintah AS mendukung dengan dana 483 juta US Dolar. Akhir Mei, fase kedua uji klinis dimulai dengan 600 relawan. Moderna bisa produksi hingga 500 juta dosis vaksin per tahun.
Foto: picture-alliance/CNP/AdMedia/K. Dietsch
AstraZeneca Swedia/Inggris dan Oxford Inggris
Perusahaan farmasi Swedia/Inggris AstraZeneca bersama Oxford University lakukan uji klinis vaksin eksperimental pada manusia di Inggris dan Brasil. Calon vaksin berasal dari virus adeno simpanse ChAdOx1. Bulan Mei dilakukan uji fase dua dengan 10.000 relawan. Produksi vaksin diharap bisa dimulai akhir tahun 2020, dengan kapasitas hingga dua miliar dosis. Uni Eropa sudah memesan 400 juta dosis.
Foto: picture-alliance/AP Photo/University of Oxford
Kaiser Permanente AS
Kaiser Permanente Washington Health Research Institute (KPWHRI) sudah melakukan uji klinis vaksin corona pada manusia dengan sampel kecil Maret lalu. Uji coba juga dilakukan pada manula. Riset dibiayai oleh jawatan kesehatan federal AS dengan vaksin yang dikembangkan moderna. (as/gtp)
Foto: picture-alliance/AP/T. Warren
5 foto1 | 5
Siapa yang lebih dahulu divaksin?
Mertens menambahkan, prioritas publik untuk orang-orang yang rentan terpapar COVID-19, misalnya orang tua, seperti yang baru-baru ini disarankan oleh Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, dikhawatirkan dapat menyebabkan perselisihan.
“Bisa saja mereka yang tidak mendapat kesempatan pertama, akan menempuh jalur hukum,” ungkap Mertens.
Transportasi dan penyimpanan dosis akan menjadi faktor penting, kata Mertens, serta "pendirian pusat vaksinasi regional, dokumentasi vaksinasi simultan di seluruh negeri, dan evaluasi aspek keamanan."
Komunikasi yang baik, yang ditargetkan pada setiap kelompok umur dan orang-orang dari semua tingkat pendidikan, akan sangat menentukan "penerimaan sebesar mungkin" untuk distribusi vaksin, tambahnya.