Percakapan telepon luar negeri pertama paus yang baru: Leo XIV berdiskusi dengan Zelensky soal perdamaian, bantuan kemanusiaan – dan undangan ke Ukraina. Sementara itu, Moskow menolak tuntutan Barat.
Pernyataan-pernyataan terdahulu dari Kardinal Robert Prevost—kini Paus Leo XIV—yang menyebut perang Rusia sebagai "imperialis" juga menumbuhkan harapan di Kyiv Foto: Domenico Stinellis/AP/dpa/picture alliance
Iklan
Untuk pertama kalinya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara melalui telepon dengan paus yang baru, Leo XIV, dan mengundangnya untuk berkunjung ke Ukraina.
Menurut Kantor Kepresidenan di Kyiv, ini merupakan percakapan telepon luar negeri pertama yang dilakukan oleh paus baru dengan seorang kepala negara atau pemerintahan asing.
Percakapan itu berlangsung "hangat dan substansial,” demikian disampaikan Zelensky di media sosial.
Vatikan mengonfirmasi adanya percakapan tersebut, namun tidak memberikan keterangan mengenai siapa yang lebih dahulu menginisiasi panggilan telepon itu.
Paus Leo XIV menegaskan, Takhta Suci akan terus melanjutkan upaya-upaya kemanusiaannya.
Fokus utama pembicaraan tersebut adalah pemulangan anak-anak Ukraina yang, menurut data Ukraina, dideportasi oleh Rusia.
Zelensky mengatakan, kunjungan dari Paus akan "membawa harapan sejati bagi semua umat beriman dan seluruh rakyat kami.”
Ia juga menekankan tujuan bersama untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Disebutkan pula dari Kyiv, pertemuan pribadi antara pemimpin Ukraina dengan pemimpin Tahta Suci tengah direncanakan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara melalui telepon dengan paus yang baru, Leo XIV.Foto: Danylo Antoniuk/Ukrinform/Avalon/Photoshot/picture alliance
Rusia menolak tuntutan Barat
Dalam pembicaraan dengan Paus Leo XIV, Zelensky menyinggung inisiatif terbaru dari Ukraina dan mitra-mitra Baratnya untuk gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama setidaknya 30 hari. Gencatan senjata ini seharusnya berlaku segera.
Iklan
Ukraina siap melakukan segalanya demi mengakhiri perang – kini Rusia yang harus mengambil langkah, ujar Zelensky.
Namun Moskow tampak tak terpengaruh oleh tuntutan terbaru dari Eropa dan Amerika Serikat.
Sejumlah negara Barat pada akhir pekan lalu mengancam akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia bila tak ada kesepakatan gencatan senjata. Kremlin dengan tegas menolak tuntutan tersebut.
Apa Persepsi Para Kartunis tentang Perang di Ukraina?
Perang di Ukraina menjerumuskan dunia ke dalam kekacauan. Tragedi itu mendorong para kartunis bereaksi terhadap situasi perang. Inilah beberapa karya yang ditampilkan dalam sebuah pameran di Dortmund, Jerman.
Evolusi senjata
Orang semula berpikir, umat manusia akan hidup berdampingan secara damai selama ribuan tahun. Namun, seniman Uzbekistan Makhmud Eshonkulov memiliki pandangan berbeda. Dia menggambarkan evolusi dari seekor monyet hingga akhirnya jadi seorang prajurit modern dengan senjata presisi berteknologi tinggi.
Gudang senjata yang sangat lengkap
Perang tidak lagi dilakukan hanya dengan senjata konvensional. Propaganda di semua lini adalah bagian dari perang modern. Dalam karyanya yang berjudul "Modern Weapons," ilustrator Kuba Miguel Morales menggambarkan media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram sebagai tombol dalam sebuah koper. Kata sandinya adalah "fake.news."
Rusia yang tak pernah puas
Seperti Ukraina, Lituania pernah berada di dalam Uni Soviet sampai negara ini deklarasikan kemerdekaan tahun 1990. Di bekas "negara saudara" itu, orang tahu apa yang membuat Rusia tergerak. Kartunis Kazys Kestutis Siaulytis dari Lituania menggambarkan kerangka ikan berwarna bendera Rusia memakan bendera Ukraina, menunjukkan kekhawatiran, kelaparan Vladimir Putin akan menyebar ke negara lainnya.
Slogan “Make Love, Not War”
Sejak tentara Rusia menginvasi Ukraina, protes terhadap perang agresi yang brutal itu marak di seluruh dunia. Namun, mereka melakukan protes dengan sia-sia, kata seniman Turki Menekse Cam lewat ilustrasinya yang menggambarkan malaikat pencabut nyawa sedang bermain golf saat massa memprotes di balik pagar.
Demi cinta NATO
Ukraina cukup lama memiliki hubungan dekat dengan Rusia. Namun, kemerdekaan negara itu tidak sesuai dengan pandangan Presiden Vladimir Putin. Kartunis Amer dari Uni Emirat Arab menggambarkan Ukraina sebagai seorang gadis kecil yang melihat ke arah NATO, sementara Rusia menariknya ke arah lain.
Meja Putin
Di tatanan diplomatik, politisi dari negara-negara Barat terus berusaha mengajak Presiden Rusia Vladimir Putin ke meja perundingan. Meja panjang Putin, di mana dia menjaga jarak dengan banyak pemimpin, menuai komentar publik. Dari sudut pandang kartunis Jerman Agostino Tale, satu-satunya hal yang penting bagi Putin adalah bayangannya sendiri.
Pengungsi kelas satu?
Masyarakat Ukraina berbondong-bondong melarikan diri dari perang dan Uni Eropa menyambut mereka dengan tangan terbuka. Terlepas dari simpati terhadap para pengungsi, karya seniman Filipina Zach menyiratkan standar ganda sedang diterapkan, di mana pengungsi Ukraina lebih mudah diizinkan memasuki UE karena warna kulit mereka. (ha/as)
7 foto1 | 7
Paus Leo XIV – pembawa harapan bagi Ukraina?
Di Ukraina, terpilihnya paus yang baru disambut dengan penuh harapan. Berbeda dengan pendahulunya, Paus Fransiskus, yang pada tahun 2024 sempat memicu kemarahan dengan pernyataan kontroversial soal kemungkinan kapitulasi Kyiv, Leo XIV dipandang sebagai sosok yang mungkin lebih tegas dalam bersikap terhadap Rusia.
Uskup Agung Besar Gereja Katolik Yunani Ukraina, Sviatoslav Shevchuk, memuji Leo XIV dalam pesan videonya yang terbaru sebagai "Paus perdamaian sejati.”
Pernyataan-pernyataan terdahulu dari Kardinal Robert Prevost—kini Paus Leo XIV—yang menyebut perang Rusia sebagai "imperialis" juga menumbuhkan harapan di Kyiv akan dukungan yang lebih kuat dari Vatikan terhadap Ukraina.