Pemerintah kota Venesia ingin membatasi jumlah wisatawan dengan memberlakukan tiket harian bagi yang menginap di luar kota. Namun aturan baru itu diragukan akan mampu memulihkan kualitas hidup bagi warga lokal.
Mulai tanggal 25 April, wisatawan yang tidak menginap di dalam kota diwajibkan membeli tiket harian senilai lima euro atau sekitar Rp. 87 ribu per orang.
Aturan tersebut hanya berlaku selama masa uji coba yang berlangsung hingga tanggal 5 Mei mendatang, kemudian pada beberapa akhir pekan hingga 14 Juli. Pembelian tiket diwajibkan antara pukul 08.30 hingga 16.00 waktu setempat.
Tanggal pemberlakuan dipilih pada hari-hari, di mana angka kunjungan wisatawan melonjak tinggi seperti pada akhir pekan.
"Pada dasarnya ini adalah ide bagus,” kata Kunz-Saponaro, yang hidup dan bekerja sebagai pemandu wisata di Venesia. "Tapi kebijakan ini tidak dipikirkan dengan matang.”
Kota-Kota Eropa yang Terancam Akibat Pariwisata Berlebihan
Kota-kota Eropa seperti Amsterdam dan Roma, yang kaya akan arsitektur dan budaya, begitu menarik bagi banyak wisatawan mancanegara. Namun itu justru membuat penduduk setempat menderita, akibat pariwisata berlebihan.
Foto: Grgo Jelavic/PIXSELL/picture alliance
Venesia
Venesia adalah salah satu kota terindah di Eropa. Sayangnya, keindahan ini sekarang justru merugikannya! Jutaan turis membanjiri kota di Italia ini setiap tahun, membuat penduduk lokal sangat kewalahan. Pemerintah kota bahkan menetapkan biaya masuk bagi wisatawan harian, yang di antaranya turun dari kapal-kapal pesiar mewah. Gerakan protes anti-turis juga muncul dalam beberapa tahun terakhir.
Foto: Vandeville Eric/abaca/picture alliance
Florence
Kota Florence di Italia sangat diminati para wisatawan karena arsitektur Renaissance yang begitu indah, hingga museum berkelas dunia. Sisi negatifnya, turis akan sangat sulit bertemu dengan penduduk setempat, karena sebagian besar bagian dalam kota dibanjiri para wisatawan. Pihak berwenang dan warga Florence menentang “overtourism” atau pariwisata berlebihan.
Foto: Daniel Kalker/picture alliance
Roma
Momen paling langka untuk dapat menikmati Spanish Steps (foto) di Roma hanya untuk diri sendiri. Banyaknya atraksi sejarah dan budaya di ibu kota Italia ini membuatnya menjadi magnet pariwisata. Pada 2019 bahkan tercatat sekitar 26 juta turis yang bermalam. Pihak berwenang sampai harus membatasi akses ke Trevi Fountain dan tidak mengizinkan orang untuk duduk-duduk lagi di Spanish Steps.
Mulai dari mencicipi bir Ceko yang terkenal, berjalan-jalan di Jembatan Charles (foto) atau pun sekadar menyerap suasana ibu kota, semua ada di Praha. Meskipun angka pengunjung baru-baru ini lebih rendah karena COVID-19, kota berpenduduk 1,3 juta orang ini telah dikunjungi sekitar tujuh hingga delapan juta turis per tahun sebelum pandemi. Banyak warga lokal yang merasa bosan melihat lautan turis.
Foto: Emin Sansar/AA/picture alliance
Dubrovnik
Dubrovnik telah menjadi tuan rumah bagi serial televisi "Game of Thrones". Kota tuanya yang indah yang diakui UNESCO memang sangat istimewa. Namun selama bertahun-tahun, para turis terus membanjiri kota kecil ini, bahkan meningkat tajam dari 500.000 orang pada tahun 2011 menjadi 1,5 juta pada tahun 2019. Pihak berwenang telah mempertimbangkan untuk membatasi akses ke pusat bersejarahnya.
Foto: Grgo Jelavic/PIXSELL/picture alliance
Amsterdam
Atas reputasinya sebagai surga bagi para hedonis, banyak warga Amsterdam mengeluhkan banyaknya gerombolan turis yang menyumbat jalanan kota. Tak sedikit yang merasa kualitas kehidupan mereka menurun. Pemerintah Amsterdam pun mulai melarang konsumsi alkohol di daerah-daerah tertentu dan berencana melakukan hal yang sama dengan ganja. Sekitar 18 juta turis diperkirakan akan datang pada tahun 2023.
Foto: Jochen Tack/picture alliance
Barcelona
Pada tahun 2019, Barcelona memecahkan rekor dengan 12 juta pengunjung per tahun, meskipun populasinya hanya 1,6 juta orang. Walaupun angkanya menurun akibat pandemi COVID-19, banyak warga yang muak dengan pariwisata massal dan dampaknya terhadap struktur perkotaan. Pada tahun 2022, kota di Spanyol ini memberlakukan pembatasan tur berpemandu di pusat kota, serta pembatasan akomodasi dalam kota.
Foto: Daniel Kalker/picture alliance
Lisbon
Sebelum pandemi, sekitar empat sampai enam juta turis datang ke Lisbon setiap tahunnya. Angka yang mengejutkan bagi ibu kota Portugal yang hanya berpenduduk 500.000 orang. Pariwisata berlebihan sangat berpengaruh terhadap sektor perumahan, di mana banyak apartemen diubah menjadi tempat sewaan liburan dan pekerja berupah rendah dipaksa keluar dari distrik populer seperti kawasan Alfama. (kp/hp)
Foto: Hugo Amaral/SOPA Images via ZUMA Press Wire/picture aliance
8 foto1 | 8
Risiko denda hingga 300 euro
Perkaranya, menurut Kunz-Sopanoro, ada banyak pengecualian yang memperkuat keraguan atas keampuhan kebijakan pemerintah untuk membatasi jumlah kunjungan harian.
Penduduk di seluruh wilayah Veneto, misalnya, tidak dibatasi dengan kewajiban membeli tiket. Selain itu, belum jelas bagaimana pemerintah kota ingin memastikan bahwa para pelancong telah mengunduh salah satu kode QR dari situs web cda.veneziaunica.it, seperti yang diwajibkan.
Rencananya, pengawasan akan dilakukan oleh petugas yang melakukan pemeriksaan mendadak. Siapapun yang kedapatan tidak membeli tiket, akan dikenakan hukuman denda sebesar hingga 300 euro.
Kunz-Saponaro mengkritik keengganan pemerintah membatasi kuota harian jumlah wisatawan. Rata-rata, sekitar 80.000 pelancong datang ke kota tua Venesia setiap hari, dengan 70.000 di antaranya menghabiskan waktu hanya beberapa jam.
Tapi kepadatan yang diciptakan turis harian tidak sebanding dengan pemasukan yang didapat dari pariwisata. "Bulu kuduk saya merinding membayangkan kerumunan turis kembali memadati gang rumah ketika saya harus lewat dengan tas belanja yang penuh,” katanya. "Situasi di Venesia sudah kritis.”
Iklan
Kampanye wisata menginap
Sebagai solusi, pemerintah kota ingin mengkampanyekan wisata lamban. "Kami mengundang mereka yang ingin menikmati Venesia secara perlahan dan merasakan denyut kota ini,” kata Kepala Departemen Pariwisata Simone Venturini.
Situs Warisan Dunia UNESCO Ini Terancam
Komite Warisan Dunia terus memantau apakah situs tertentu layak untuk mempertahankan gelarnya. Beberapa gagal dalam tes, berakhir dengan yang disebut daftar merah. Kini, masa depan di beberapa situs dipertaruhkan.
Foto: Eberhard Thonfeld/imago images
Venesia: tidak ada lagi turis di kapal besar
Dua tahun lalu, walikota Venesia meminta UNESCO untuk masukkan kotanya ke dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya. Penyebabnya lonjakan turis ke kota Italia utara, terutama dari kapal pesiar. Hal ini sekarang telah dilarang. Tetapi, apakah Venesia akan mempertahankan gelar UNESCO? Komite Warisan Dunia akan memutuskan bulan Juli apakah Venesia tetap dimasukkan ke dalam daftar yang terancam punah.
Foto: Eberhard Thonfeld/imago images
Stonehenge: jalan tol di sepanjang bebatuan prasejarah
Formasi batuan yang dikenal sebagai Stonehenge di Inggris selatan telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1986. Dibangun 4.000 tahun yang lalu, situs ini menarik hampir satu juta wisatawan setiap tahun. Tetapi, pembangunan jalan bebas hambatan A303, yang melewati langsung di depan struktur megalitik dan menghubungkan kota Berwick dan Amesbury, dapat menurunkan Stonehenge ke daftar merah.
Foto: Dae Sasitorn/imago images
Danau Ohrid: terlalu banyak pengunjung
Danau Ohrid, danau tertua di Eropa dan salah satu yang paling tua di dunia. Para peneliti memperkirakan, usianya sekitar 1,36 juta tahun. Sebagian besar Danau Ohrid adalah bagian dari Makedonia Utara, sementara sebagian kecil milik Albania. Pada tahun 1979, UNESCO menaikan status danau sebagai Warisan Dunia. Namun karena pariwisata dalam skala besar, kini terancam dimasukkan dalam daftar merah.
Foto: picture alliance / Zoonar
Auschwitz-Birkenau: karakter serius yang terancam
Auschwitz-Birkenau telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1979. Lebih dari 1,1 juta orang dibunuh di kamp kematian Nazi ini. Namun, Komite Warisan Dunia mengkritik, proyek infrastruktur transportasi besar di dekatnya, dapat menodai karakter khidmat di monumen peringatan. Juga pemerintah setempat belum menanggapi kekhawatiran ini.
Foto: imago images/robertharding
Semenanjung Kamchatka: Eksploitasi alam
Setelah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO 25 tahun lalu, wilayah vulkanik di Semenanjung Kamchatka di timur Rusia dapat merosot ke daftar merah. Alasannya banyak: Dari penangkapan ikan ilegal hingga eksploitasi sumber daya mineral, misalnya emas secara tidak resmi hingga perusakan habitat satwa liar. Ini adalah beberapa konsekuensi luas dari salah urus politik.
Foto: Alexei Maishev/Tass/imago images
Kota Lamu: Situs di Kenya terancam
Kota tertua di Kenya yangkintinyu dihuni, berusia sekitar 750 tahun, dan kota tuanya yang indah ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO 20 tahun yang lalu. Namun Kota Lamu yang menawan di pulau Lamu terancam masuk dalam daftar merah karena kota ini memiliki masalah besar sampah. Rencana proyek konstruksi seperti jaringan pipa minyak dan bandara juga akan memperburuk keadaan.
Foto: Sergi Reboredo/picture alliance
Great Barrier Reef: perubahan iklim memicu kerusakan
The Great Barrier Reef dianugerahi status Warisan Dunia UNESCO tahun 1981. Terdiri dari hampir 3.000 terumbu karang individual dan memanjang sekitar 2.300 kilometer . Tapi karena perubahan iklim dan kenaikan suhu air, kini telah kehilangan lebih dari setengah karangnya. Badai, pengeboran gas, dan bangkai kapal juga menjadi ancaman untuk statusnya sebagai Warisan Dunia keajaiban dunia bawah air.
Foto: Kyodo/MAXPPP/picture alliance
Hutan bakau Sundarban: Bangladesh dan India berbagi kesalahan
Hutan bakau terbesar di dunia luasnya lebih dari 10.000 kilometer persegi, dua pertiganya terletak di Bangladesh dan sepertiga di India. Daerah ini habitat banyak spesies yang terancam punah seperti harimau Bengal dan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1997. Namun perburuan liar, polusi air, penggundulan hutan, dan naiknya permukaan air laut, kawasan ini mungkin masuk dalam daftar merah.
Foto: NASA/ZUMA Wire/picture alliance
Suaka Margasatwa Selous: Tanzania di ujung tanduk
Tidak lama setelah dianugerahi status Warisan Dunia tahun 1982, UNESCO mulai mengkritik "kegiatan ilegal" yang terjadi di suaka margasatwa terbesar di Afrika. Terlalu banyak pariwisata, peningkatan eksploitasi sumber daya mineral, proyek bendungan yang kontroversial, dan perburuan hewan yang merajalela, Selous ditempatkan pada daftar merah pada tahun 2014. Apakah gelar Warisan Dunia akan dicabut?
Foto: Greg Armfield/AP/picture alliance
Liverpool: Kota Maritime Mercantile dalam Ancaman
Kota Maritime Mercantile di Liverpool juga hadapi ancaman dikeluarkan dari Daftar Warisan Dunia. Hanya delapan tahun setelah dianugerahi gelar pada tahun 2004, itu sudah ditempatkan dalam daftar merah karena bangunannya tidak terawat dengan baik. Proyek konstruksi di daerah sekitarnya juga memiliki dampak negatif pada karakter di situs tersebut. Gelar Warisan Dunia sekarang bisa dicabut. (bn/as)
Foto: Debu55y/Panthermedia/imago images
10 foto1 | 10
Keintiman tidak mungkin tercipta dalam tiga jam, "untuk itu Anda harus meluangkan waktu,” imbuhnya.
Tiket harian diberlakukan antara lain untuk mempromosikan wisata menginap di Venesia. Pemerintah kota mengatakan bakal menguji dan memperbaiki kebijakannya sesuai data empiris yang ada.
Kendati begitu, Walikota Luigi Brugnaro menegaskan, Venesia masih terbuka untuk semua orang, kata dia Kepada harian Corriere della Sera baru-baru ini.
"Kota ini harus manusiawi, baik bagi mereka yang tinggal di dalamnya maupun bagi mereka yang mengunjunginya,” kata Brugnaro. "Pada hari-hari tertentu dengan jumlah pengunjung yang terlalu tinggi, kondisinya tidak lagi manusiawi.”
Perkaranya, warga lokal semakin lantang mengeluhkan perilaku nakal wisatawan, yang diadopsi ke dalam katalog aturan berperilaku dengan ancaman denda hingga 500 euro.
Wisatawan, antara lain, dilarang duduk di atas jembatan, mengenakan pakaian renang di dalam kota, mengumpani hewan liar atau membuang sampah sembarangan.
Pada tahun pertama, kewajiban tiket bagi turis harian diperkirakan akan mendatangkan uang sekitar 700.000 euro ke dalam kas kota. Tambahan pemasukan akan digunakan untuk pembersihan jalan dan meningkatkan layanan wisata.
Wisatawan yang menginap di Venesia sudah membayar pajak wisata sejak 2011. Berdasarkan kategori hotel dan musim, pajak akomodasi berkisar antara satu hingga lima euro per malam. Jumlah pemasukan kota mencapai 34 juta euro pada tahun lalu.
Mulai tangal 1 Agustus mendatang, jumlah rombongan wisata juga akan dibatasi sebatas 25 orang. Selain itu bagi warga lokal, kelompok wisatawan dijanjikan tidak akan menghalangi lalu lintas pejalan kaki saat mendengarkan penjelasan pemandu. (rzn/hp)