Manusia dinobatkan sebagai mahluk paling cerdas di muka Bumi. Manusia didaulat sebagai penguasa di planet ini. Namun apakah manusia telah bertindak bijaksana terhadap tempat yang ditinggalinya?
Iklan
Tidak ada mahluk lain yang memiliki dampak lebih besar pada kehidupan di Bumi selain manusia. Kita telah menjelajah setiap jengkal permukaan bumi, terbang mengeksplorasi luar angkasa dan menyelami dalamnya samudera untuk menaklukkannya. Namun hubungan manusia dengan Bumi serta penghuni lainnya tidaklah begitu sehat.
Dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia cenderung untuk mengubah banyak hal demi kehidupan yang lebih baik serta nyaman. Namun perubahan yang diciptakan manusia sering kali malah merugikan Bumi.
Mungkin sudah saatnya bertanya: apakah kita memang layak menyandang gelar mahluk tercedas? Apakah kita “mengolah“ Bumi serta isinya untuk kebaikan bersama, juga untuk kebaikan Bumi sendiri? Apakah kita sebenarnya adalah mahluk yang paling jahat, yang bisa menjadi ancaman dapat memusnahkan mahluk hidup, juga manusia, di planet Bumi?
Peliharalah, Bukan Merusak
Baik Islam, Buddha. Hindu, Kristen, Katholik dan Yahudi, memiliki kitab suci yang memberikan petunjuk dalam kehidupan. Di dalamnya mengajarkan para pengikut agama tersebut untuk merawat bumi dan lingkungannya.
Foto: Jody McIntryre / CC-BY-SA-2.0
Melestarikan Ciptaan
Adam dan Hawa di Taman Eden: Kristen dan Yahudi meyakini memelihara ciptaan Tuhan adalah satu tugas yang Tuhan percayakan kepada manusia: "Dan Tuhan menempatkannya di Taman Eden untuk bekerja dan memelihara taman itu" .(Alkitab: Kejadian 2: 15)
Foto: Jonathan Linczak / CC BY-NC-SA 2.0
Yahudi dan Kristen Alkitab berbagi pesan kunci
Kisah penciptaan diceritakan dalam perjanjian lama Kitab Musa. Kitab pertama Musa adalah bagian dari kitab Taurat, bagian pertama dari kitab Yahudi, yang disebut Tanakh.
Foto: Lawrie Cate / CC BY 2.0
Buku paling laku di dunia
Kisah penciptaan juga bagian sentral dari Perjanjian Lama dalam kitab suci umat Kristen, yang menjalin bagian-bagian dari teks-teks suci Yahudi. Alkitab adalah teks tertulis yang paling banyak digunakan dan paling sering dipublikasikan di dunia.
Foto: Axel Warnstedt
"Aturan ketertiban" manusia
"Dan Allah memberkati mereka, lalu berfirman: Beranakcuculah dan bertambah banyak, memenuhi bumi dan menaklukkannya. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut, dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi "(Alkitab, Kejadian 1: 28).
Foto: Axel Warnstedt
Bekerja dengan berhati-hati atas ciptaannya
Dalam Islam, ciptaan Allah harus dilindungi. Manusia dapat memanfaatkannya, tapi dengan secara baik: "Matahari & bulan beredar menurut perhitungan, bintang-bintang dan pohon-pohon tunduk pada-Nya. Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca keadilan. Jangan ganggu keseimbangannya. Tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu menguranginya". (Al Qur‘an, Surat 55, 3-10)
Foto: sektordua / CC BY 2.0
Jangan sebabkan kerusakan di muka bumi
Al-Qur'an berisi petunjuk khusus dan rinci bagi umat Muslim. Banyak petunjuk di dalamnya yang langsung berkaitan dengan masalah lingkungan dan alam. Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". (Al Qur'an, Surat Al-Baqarah: 2, 11)
Foto: Axel Warnstedt
Hindu dalam siklus abadi
Dalam semuanya bergerak dalam siklus di mana masing-masing komponen – kelahiran atau kematian, terlihat atau tidak terlihat – semua terulang secara terus-menerus. Manusia adalah bagian dari dunia ini, statusnya sama seperti makhluk hidup lainnya.
Foto: public domain
Selalu menjaga keseimbangan
Keseimbangan alam harus dipertahankan. Siapa yang sudah mengambil sesuatu, harus mengembalikannya. Dewa mengurus berbagai kebutuhan hidup: "…dengan pengorbanan, Dewa akan memberkati apa yang kamu butuhkan. Ia yang menikmati apa yang para dewa beri, tanpa memberi imbalan sesungguhnya adalah pencuri . "(Bhagavad Gita 3:12)
Foto: Jody McIntryre / CC-BY-SA-2.0
Semua saling terkait
Dalam bahasa Pali pada kitab awal Buddha, terdapat tulisan mengenai segala sesuatu yang saling ketergantungan dan keterkaitan: "Sesuatu yang ada, memiliki keberadaan. Eksistensi muncul dari keberadaannya. Jika sesuatu tidak ada, maka eksistensinya pun tiada. Dengan terhentinya sesuatu, maka hal ini akan selesai. "(Pali, Samyutta Nikaya II, 12:21)
Foto: Mixtribe-Photo / CC BY 2.0
9 foto1 | 9
“Kejahatan” manusia pada Bumi ini digambarkan secara ringkas oleh Steve Cutts. Lewat video animasi yang diberi judul MAN, Steve Cutts ingin mengatakan bahwa banyak hal di dunia seharusnya tidak berjalan seperti yang telah atau tengah terjadi. Menggapai satu tujuan tidaklah harus berarti mendepak, menyingkirkan atau menghancurkan segala hal yang ada di sekeliling. Manusia seharunya tidaklah diperbudak oleh konsumerisme.
Bumi Semakin Lelah!
Baru memasuki bulan Agustus, umat manusia telah menghabiskan seluruh sumber daya alam yang diperuntukkan sampai akhir tahun 2018 ini, demikian menurut perhitungan Foot Print.
Foto: picture-alliance/dpa
Sudah lampu merah
Setiap tahunnya, Global Footprint Network - sebuah think tank internasional dengan lebih dari 90 organisasi mitra - menghitung seberapa banyak sumber daya alam yang telah dieksploitasi manusia, dengan harapan manusia bisa lebih berhati-hati menjaganya, mengingat kondisi Bumi sudah ‘lampu merah’.
Foto: Fotolia/Yanterric
Berapa banyak kebutuhan kita?
Saat ini manusia mengkonsumsi sumber daya rata-rata setara dengan 1,6 planet Bumi. Dibutuhkan 1,6 kali luas Bumi yang ada untuk menopang kehidupan manusia. Artinya, saat ini manusia menggunakan sumber daya alam lebih banyak dari yang seharusnya. Konsumsi tersebut berbeda-beda di tiap wilayah. Misalnya masyarakat di Amerika, mengonsumsi satu setengah kali lebih banyak daripada masyarakat Jerman
Foto: picture alliance/landov
Pekerjaan kotor
Pembakaran bahan bakar fosil dan kayu mencapai 60 persen jejak kerusakan ekologi. Cina, Amerika Serikat, Uni Eropa dan India adalah penghasil emisi CO2 terbesar di dunia.
Hutan makin botak
Hutan menyediakan kayu, bahan baku yang sangat berharga bagi banyak hal, seperti produksi kertas. Kayu amat penting dalam mencegah erosi tanah, menyimpan air dan sangat diperlukan dalam siklus iklim, termasuk sebagai penyerap CO2. Namun jutaan hektar hutan hilang setiap tahunnya.
Foto: DW/K. Jäger
Bisakah kita memberi makan semua orang?
Populasi berkembang. Kawasan baru tumbuh di mana-mana. Pada saat bersamaan, dunia kehilangan lahan pertanian karena pembangunan perkotaan. Erosi dan degradasi tanah terjadi. Saat ini, warga Uni Eropa masing-masing rata-rata menggunakan 0,31 hektar lahan pertanian untuk konsumsi makanan. Padahal, jika didistribusikan secara adil di seluruh dunia, semua orang hanya berhak 0,2 hektar.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Büttner
Penangkapan ikan berlebihan
Karena manusia menangkap ikan secara berlebihan maka kesulitan pula untuk memulihkan stok makanan laut. Sepertiga stok ikan ikan tangkapan di dunia dieksploitasi berlebihan. Emisi CO2 juga mengasamkan lautan dan mengakibatkan kondisi hidup yang lebih sulit bagi makhluk laut.
Kelangkaan air bersih
Program Lingkungan PBB memperkirakan bahwa hampir setengah dari populasi dunia akan menderita kekurangan air bersih pada tahun 2030. Cadangan air tanah menjadi semakin langka dan sering terkontaminasi. Tingkat cemaran di sungai, danau dan lainnya akibat buangan dari pertanian dan limbah rumah tangga di beberapa tempat, begitu tinggi. Bahkan hewanpun tak layak mengonsumsinya.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Gupta
Swasembada 1,8 hektar lahan
Setiap manusia membutuhkan 1,8 hektar lahan untuk hidup, -- misalnya untuk makan, transpor, energi, dsb--dan sampah yang harus kembali dibuang ke alam. Tapi rata-rata warga Jerman, misalnya, menghabiskan hingga 5,1 hektar. Pada tahun 2016, kapasitas biologis Jerman sudah kelelahan dan mengorbankan negara lain atau generasi mendatang.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Huland
8 foto1 | 8
Dalam video ditampilakan seorang pria yang menjelajah dunia, dan mengambil apa yang ia inginkan, kapan saja ia inginkan. Pria ambisius yang dengan sepenuh hati menikmati kehancuran, yang juga merupakan kehancurannya sendiri.
Steve Cutts, illustrator dan animator dari London, pernah dihadapkan pada dua pilihan: bekerja di McDonalds atau belajar seni. Ia memilih yang terakhir. Saat ini Steve Cutts bekerja sebagai artis freelance, membuat video dan ilustrasi yang mengkritik kehidupan modern. Ia mengatakan bahwa kegilaan manusia merupakan sumber ide yang tidak pernah habis baginya.
Karya-karya Steve Cutts lainnya bisa diilihat di link ini.
Lima Ancaman bagi Kehidupan di Bumi
Bukanlah perubahan iklim atau jatuhnya meteor raksasa yang menjadi ancaman dapat memusnahkan mahluk hidup di planet bumi, melainkan manusia. Demikian menurut ulasan di theconversation.com
Foto: picture-alliance/PIXSELL/Puklavec
1. Perang Nuklir
Jika negara-negara adidaya atom berperang, ratusan juta orang secara langsung akan menjadi korban keganasan senjata ini. Namun ancaman sebenarnya adalah dampak dari perang nuklir tersebut yang dikenal dengan sebutan “musim dingin nuklir“. Suhu dingin dan kekeringan akan mendera bumi selama ratusan tahun, menyebabkan ancaman kelaparan global.
Foto: Getty Images/AFP
2. Bioteknologi
Pandemi alami telah menelan lebih banyak korban jiwa dibandingkan perang. Namun pandemi alami bukanlah dianggap sebagai ancaman eksistensi manusia. Sayangnya, sekarang kita mampu membuat satu penyakit menjadi lebih ganas. Salah satu contoh adalah virus Ectromelia. Virus yang menyebabkan cacar pada tikus ini berhasil dikembangkan sehingga menjadi lebih ganas dan dapat pula menyerang manusia.
Foto: imago/Science Photo Library
3. Kecerdasan
Kecerdasan atau kepintaran memiliki kekuatan dasyat. Dan kecerdasan memang diperlukan untuk mencapai satu tujuan. Tetapi masalahnya adalah jika individu atau kelompok yang memiliki kekuasaan menggunakan kecerdasan secara cerdik untuk mencapai tujuan yang berujung pada bencana di pihak lain. Tidak ada alasan untuk berkata bahwa kecerdasan akan membuat orang berperilaku baik dan bermoral.
Foto: Fotolia/DOC RABE Media
4. Nanoteknologi
Teknologi ini, yang mampu memanipulasi materi pada skala atomik atau molekular, sebenarnya tidak berbahaya, bahkan sangat bermanfaat. Masalahnya adalah, seperti bioteknologi, teknologi ini dapat disalahgunakan. Risiko yang paling jelas adalah bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk memproduksi senjata secara cepat dan murah.
Foto: picture-alliance/dpa
5. Sesuatu yang tidak diketahui
Kemungkinan lain yang dapat membinasakan kehidupan di bumi adalah sesuatu yang mematikan dan mengintai di luar sana, tapi tidak kita kenal sebelumnya. Hanya karena ada kemungkinan bahaya yang tidak diketahui, bukan berarti bahwa kita tidak perlu untuk berusaha mencari tahu bentuk ancaman ini.
Foto: Fotolia/andreiuc88
Perubahan Iklim dan Meteor
Perubahan iklim atau meteor raksasa dianggap bukan ancaman bagi kehidupan. Memang mengkhawatirkan, namun perubahan iklim diperkirakan tidak akan membuat planet bumi tidak bisa dihuni. Meteor raksasa mungkin saja menerjang bumi, tapi kemungkinannya sangat kecil. Kedua Faktor alam ini kemungkinannya jauh lebih kecil dibandingkan ancaman perang nuklir, yang telah mengintai selama 70 tahun.