vlz/as (youtube, wired, telegraph)4 September 2015
Seorang pria menggunakan lebih dari 50 drone untuk merakit semacam helikopter lengkap dengan kokpit. Videonya telah ditonton lebih dari 1 juta kali di Youtube.
Iklan
Sang penemu menyandang nama user Youtube gasturbine101. Dalam videonya ia merakit drone super dengan 54 rotor yang bisa menerbangkan pilot dan terlihat memanfaatkan kanopi sebuah payung sebagai atap kokpit. Sekilas wujudnya tampak seperti helikopter.
Alat terbang buatan sendiri ini menghapus batas antara penggunaan pesawat nirawak sebagai hobi dan kendaraan terbang pribadi. Ini bisa menjadi tren baru bagi pilot-pilot amatir.
Helikopter rakitan gasturbine101 ini diberi nama panjang "Manned Aerial Vehicle Multirotor Super Drone". Video dari tes terbang pertama tanpa pilot telah diunggahnya ke Youtube bulan April tahun ini. Tampak proses terbang yang masih belum stabil dan mesin masih tersambung kabel.
Istilah pesawat nirawak atau drone masih sesuai dengan mesin yang diuji coba pada bulan April tersebut. Pada variasi yang terbaru, sudah melibatkan seorang pilot yang mengenalikan "helikopter" dengan joystick.
Baling-baling yang berputar menghasilkan daya angkat yang cukup untuk menerbangkan pilot beberapa meter di atas permukaan tanah. Menurut sang penemu, accu-nya cukup untuk penerbangan selama 10 menit.
Walau tidak mengungkap identitasnya, sepertinya gasturbine101 membuat videonya di Inggris. Pada "kokpit" bisa terlihat bendera Union Jack.
Pesawat Tak Berawak bagi Semua Orang
Jutaan Euro bagi monster militer. Begitu pandangan banyak orang tentang pesawat tak berawak. Padahal pesawat ini juga sudah digunakan warga sipil.
Foto: picture-alliance/dpa
Murah dan Bisa Terbang
Tenaga baterai, dua kamera, dan empat rotor. Perusahaan dari Paris menjual "Quadrocopter" dengan harga murah. Pengendalian jarak jauh dilakukan melalui smartphone. Rekaman kamera pesawat bisa dilihat di layar telepon. Pada dasarnya, benda ini bisa digunakan untuk memata-matai tetangga atau sekedar bermain.
Foto: picture-alliance/dpa
Dari Pohon ke Pohon
Ahli kehutanan dari Universitas Dresden menggunakan pesawat tak berawak untuk meneliti puncak pohon. Berkat bantuan alat terbang tersebut, mereka mampu mewujudkan model 3D dari pohon.
Foto: picture-alliance/dpa
Pengganti Ibu
Ilmuwan dari München dan Bologna memanfaatkan teknologi modern bagi perlindungan keanekaragaman hayati. Mereka ingin menjadikan pesawat tak berawak sebagai pengganti induk burung yang terancam punah untuk memastikan kelestariannya.
Foto: picture alliance/augenklick
Tukang Bantu
Di Jerman, pemadam kebakaran sudah sejak beberapa tahun menggunakan pesawat tak berawak. Dengan kamera pendeteksi panas tubuh, pesawat bisa membantu menemukan orang hilang dan terbang melewati kawasan berbahaya dan mengirimkan rekaman gambarmya.
Foto: picture-alliance/dpa
Daerah Terkena Radiasi
Setelah kecelakaan reaktor di Fukushima Jepang, semakin banyak helikopter tak berawak yang dikerahkan untuk terbang ke wilayah yang terkena radiasi. Mereka bisa merekam kerusakan secara terperinci tanpa membahayakan nyawa manusia.
Foto: picture-alliance/AP/Kyodo News
Prototipe Buatan India
Di dekat Bangalore, berbagai organisasi pertahanan dan penerbangan menguji coba pesawat tak berawak ukuran kecil. Benda terbang ini diharapkan bisa membantu dalam konflik kecil dengan teroris atau pemberontak yang merekam gambar dari situasi saat itu.
Foto: picture-alliance/dpa
Jutaan Untuk Penelitian
Di Jerman teknologi ini terus dikembangkan di berbagai universitas. Di Ilmenau misalnya, tengah dirakit Quadrocopter yang kelak mampu memperbaiki jaringan telepon genggam yang rusak. 6,5 juta Euro tersedia untuk penelitian selama beberapa tahun.