Organisasi Kesehatan Dunia WHO mempublikasikan satu laporan yang menyebutkan bahwa, seperti halnya rokok, daging olahan seperti sosis, ham dan bacon dapat menyebabkan kanker.
Iklan
Menurut tim peneliti WHO, yang terdiri dari 22 pakar dari 10 negara, konsumsi 50 gram daging olahan per hari meningkatkan kanker usus besar hingga 18%.
Daging olahan mengacu pada daging yang telah diproses melalui penggaraman, pengeringan, fermentasi, pengasapan atau proses lain untuk menambah rasa atau lebih awet. Daging yang kerap melewati proses pengolahan adalah daging sapi dan babi.
WHO juga mengatakan, walau bukti belum kuat, konsumsi daging merah kemungkinan juga bersifat karsinogenik, yang dapat memicu kanker.
Daging merah mengacu pada semua jenis daging hewan mamalia, seperti sapi, babi, kambing, domba dan kuda.
Menanggapi laporan WHO ini, berikut beberapa komentar yang kami ambil dari Twitter.
10 Gejala Kanker Yang Sering Diabaikan
Menurut Cancer Research UK, lebih dari setengah warga dewasa Inggris mengalami gejala yang bisa berarti kanker. Tapi hanya 2 persen yang menanggapinya secara serius. Berikut 10 gejala yang harus diperiksakan ke dokter.
Foto: Fotolia/Dasha Petrenko
Gangguan Pencernaan
Jika sistem pencernaan tidak bekerja sebagaimana mestinya atau ada kelainan bentuk tinja, ini bisa jadi gejala kanker usus, ujar Bartholomew Bevers MD. dari Anderson Cancer Center. "Ini bisa menandakan ada massa yang menghambat transit tinja dari usus besar. Anda harus ke dokter dan menjalani kolonoskopi."
Foto: Fotolia/Jiri Hera
Batuk atau Suara Serak
Batuk terus-menerus yang disertai darah harus dikhawatirkan. "Kebanyakan batuk bukan kanker," ujar Therese Bartholomew Bevers. "Tetapi batuk yang tak kunjung sembuh harus diperiksakan untuk memastikan bukan berupa kanker paru-paru."
Foto: Fotolia/Brenda Carson
Darah dalam Urin
"Jika ada darah dalam urin, ini bisa menandakan kanker kandung kemih atau kanker ginjal. Tapi lebih seringnya ini gejala infeksi saluran kemih," jelas Bartholomew Bevers. Periksa dulu infeksinya, baru menuntut metode penanganan selanjutnya.
Foto: imago/eyevisto
Sakit Tanpa Henti
"Sebagian besar rasa sakit bukan pertanda kanker. Tapi sakit yang terus menerus harus diperiksa," kata Bartholomew Bevers. "Jika misalnya Anda sering sakit kepala, bukan berarti Anda sakit kanker otak. Tapi tetap harus diperiksa. Sakit di dada bisa merupakan pertanda kanker paru-paru dan sakit di perut kanker ovarium."
Foto: Fotolia/Adam Gregor
Bahaya Tahi Lalat
Tidak semua tahi lalat berarti melanoma (jenis kanker kulit yang paling serius). Namun, tahi lalt yang tumbuh baru atau bentuknya berubah harus Anda periksakan ke dokter kulit, ujar Bartholomew Bevers.
Foto: Fotolia/ Alexander Raths
Luka Tidak Sembuh
Jika Anda punya luka yang tidak sembuh-sembuh setelah tiga minggu, Anda harus memeriksakannya ke dokter. "Seharusnya luka sembuh dengan sendirinya," kata Bartholomew Bevers. Jenis luka semacam itu bisa berupa gejala karsinoma, kanker yang dimulai di kulit atau jaringan yang melapisi atau menutupi organ-organ tubuh.
Foto: picture-alliance/dpa/Karl-Josef Hildenbrand
Pendarahan
Jika perempuan mengalamai pendarahan vaginal di luar menstruasi, ini bisa pertanda dini kanker leher rahim, sementara pendarahan dari rektum bisa mengindikasi kanker usus, papar Bartholomew Bevers.
Foto: Fotolia/absolutimages
Berat Badan Turun Drastis
"Orang dewasa susah menurunkan berat badan," ujar Bartholomew Bevers. "Tapi jika Anda menjadi kurus tanpa melakukan hal apapun, ini harus Anda curigai dan bisa mengindikasikan masalah kesehatan serius." Penyebabnya bisa jadi tumor ganas.
Foto: Fotolia/rico287
Periksa Benjolan
"Setiap Anda menemukan benjolan, baik itu benjolan baru atau benjolan yang berubah bentuk, Anda harus memeriksakannya ke dokter," kata Bartholomew Bevers. Walau ternyata benjolan hanya berupa kista yang tidak berbahaya, benjolan juga bisa berarti "kanker yang berada pada jaringan di bawah permukaan kulit. Benjolan pada payudara tentu gejala umum kanker payudara."
Foto: picture alliance/CHROMORANGE
Sulit Menelan
Ada dua jenis kanker yang berada di balik gejala ini: kanker leher dan kanker esofagus (kerongkongan). "Mereka yang mengalami gejala ini seringnya mulai memodifikasi makanan yang disantap. Seperti hanya menyantap makanan yang lunak. Padahal masalahnya mungkin lebih serius." Sumber: womenhealthsmag.com