Terlahir sebagai gadis, Jamie Raines merasa ada yang salah dengan dirinya. Ia lebih merasa sebagai lelaki. Pada umur 18 tahun Jamie mulai melakukan terapi hormon. Tengok video perubahan tubuhnya dalam kurun tiga tahun.
Iklan
Setiap hari, selama tiga tahun lamanya, Jamie Raines mendokumentasikan transisi dirinya, termasuk perubahan suaranya.
Sejak kecil ia "berperang" dengan dirinya. Terlahir dengan tubuh seorang perempuan, Jamie lebih merasa dirinya sebagai seorang pria. Pada usia 18 tahun ia memutuskan untuk benar-benar menjadi pria sejati. Dan ia pun mulai memakai hormon testosteron untuk mengubah bentuk tubuh femininnya. Setelah melakukan terapi hormon selama dua tahun, kumis dan janggutnya mulai tumbuh “normal” layaknya milik kaum pria.
Saat tumbuh menjadi remaja, Jamie mulai tertarik kepada perempuan. Dan kini ia juga memiliki seorang kekasih, gadis yang ia kenal saat berusia 16 tahun. "Ketika pertama kali saya bilang, ia sama sekali tidak tahu apa artinya menjadi seorang transgender! Tapi ia betul-betul mendukung saya sejak awal."
Jamie, yang kini berusia 21 tahun, mengatakan, akhirnya ia merasa bahagia dengan tubuh, yang sejak dulu diidamkannya. Kepada harian Mail Jamie mengatakan,"Tumbuh besar dengan rasa percaya diri dan merasa sangat lebih nyaman dengan diri sendiri merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Perubahan yang saya rasakan menakjubkan."
Parade Jenis Kelamin Ketiga di Nepal
Komunitas LGBT di Nepal turun ke jalanan Kathmandu merayakan Festival Gaijatra ke-5. Beberapa tahun terakhir komunitas homoseksual mengambil alih festival tradisional itu untuk menunjukkan hak mereka.
Foto: picture alliance/AP
Kemajuan bagi Minoritas
Ratusan lesbian, gay, biseksual dan waria berparade melewati jalanan kota tua Kathmandu. Gaijatra, berarti festival sapi dalam bahasa Nepali, adalah festival Hindu untuk memperingati mereka yang sudah tiada. Secara tradisional, hari digelarnya festival menjadi satu-satunya hari ketika seseorang merasa bebas untuk berlintas-busana. Dalam 5 tahun terakhir, festival menjadi perayaan identitas LGBT.
Foto: picture alliance/AP
Mengubah Tradisi
Setelah berabad-abad berstatus monarki religius, Nepal merangkul demokrasi dan sekularisme. Meski berjuang melawan kemiskinan dan lemahnya infrastruktur, bangsa yang konservatif secara sosial dan mayoritas Hindu ini melangkah maju dengan mengakui hak-hak gay dan minoritas, menjadi negara Asia Selatan pertama yang melegalkan homoseksualitas tahun 2007.
Foto: picture alliance/AP
Harapan Pernikahan Sesama Jenis
Usai Mahkamah Agung Nepal menggelar studi terhadap pernikahan sesama jenis, sebuah komisi pemerintah merekomendasikan pernikahan sesama jenis masuk ke dalam konstitusi baru. Langkah tak terduga yang didukung seluruh partai politik di Nepal ini akan memberi pasangan gay dan lesbian hak untuk mengadopsi, membeli properti dan membuka rekening bank bersama, serta mendapat warisan dari satu sama lain.
Foto: picture alliance/AP
Optimisme Muda
Ribuan orang memadati jalanan sempit di Kathmandu untuk menonton parade berkilometer panjangnya, mulai dari tujuan turis Thamel hingga ke alun-alun kota. Meski pernikahan melalui perjodohan masih lazim, ada harapan bagi generasi muda Nepal dan populasi berpikiran terbuka: dari 27,5 juta penduduk, usia rata-ratanya 21 tahun, dan sepertiga lebih populasi berusia 14 tahun atau lebih muda.
Foto: picture alliance/landov
Gender Ketiga
Menyusul transisi Nepal dari pemerintahan otokratis menjadi demokratis tahun 2006, kalangan analis mengakui bahwa komunitas gay menjadi salah satu kelompok pertama yang menuntut pengakuan, di samping kaum etnis minoritas. Tahun 2008, Mahkamah Agung Nepal memberlakukan kategori gender ketiga, 'lainnya,' memberi opsi identitas lain yang berarti individu transgender diakui secara hukum.
Foto: picture alliance/Photoshot
Advokasi dan Aktivisme
'Negara Saya, konstitusi Saya, hak Saya, identitas Saya: Kebanggaan Saya!' merupakan slogan festival Gaijatra tahun ini. Banyak orang yang berparade dengan spanduk menyerukan kepada pemerintah untuk memenuhi janji dan melegalkan pernikahan sesama jenis. Perdana Menteri Sushil Koirala telah menjamin janjinya akan terpenuhi tahun 2014.