8 Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan Yang Batasi Pemanasan Global
Dari botol plastik nabati sampai pakaian dari bahan dasar susu, di seluruh dunia selalu ada terobosan teknologi yang ramah lingkungan, mengurangi limbah dan membatasi pemanasan global.
Lapangan sepakbola yang menghasilkan energi
Dengan setiap langkah dan tendangan, pemain sepak bola di Lagos, Nigeria, menyalakan lampu sorot di lapangan itu. Lapangan ini diberi alas khusus penangkap energi kinetik, yang ditransformasikan menjadi listrik. Perusahaan Pavegen yang berbasis di Inggris merancang lapangan sepak bola Lagos ini. Mereka juga memasang instalasi serupa di bandara London dan lapangan publik di Washington D.C.
Baju dari serat limbah susu
Di Jerman saja, sampai 1,9 juta ton susu terbuang setiap tahunnya. Anke Domaske dan perusahaannya QMilk mengubah limbah susu menjadi serat alami. Untuk itu dia hanya membutuhkan 2 liter air per kilogram, kata Domaske. Sebagai perbandingan, menghasilkan satu kaos katun harus menggunakan sampai 2.700 liter air.
Lapisan panel solar organik
Bagaimana jika setiap bangunan dan mobil bisa menghasilkan energi matahari sendiri? Perusahaan Jerman Heliatek mengembangkan panel surya yang ringan, tipis dan fleksibel seperti selembar plastik film. "Film solar" ini dapat dikombinasikan dengan bahan lain, misalnya kaca atau beton, untuk membuat fasad fungsional buat rumah atau kendaraan. Bahannya bisa didaur ulang.
"Kuda laut" penghasil listrik di lepas pantai Jepang
Di lepas pantai Jepang banyak dibangun tembok beton untuk melindungi pantai dari erosi. Institut Sains dan Teknologi Okinawa ingin menggantinya dengan turbin yang bisa menghasilkan listrik tenaga angin, sekaligus melindungi pantai. Jika turbin "kuda laut" ini dibuat sepanjang 1% pantai Jepang, mereka bisa menghasilkan sebanyak 10 pembangkit listrik tenaga nuklir.
Plastik berbasis gula
Ratusan juta botol plastik dibuang setiap hari. Selain menciptakan limbah, produksi plastik bergantung pada bahan kimia yang berasal dari bahan bakar fosil. Ahli kimia Belanda Gert-Jan Gruter telah mengembangkan alternatif ramah lingkungan: bioplastik berbasis gula yang tidak memerlukan bahan petrokimia dan benar-benar dapat didaur ulang. Proses ini bisa mengurangi emisi CO2 hingga 70 persen.
Aspal dari limbah plastik
Limbah plastik saat ini menjadi masalah besar bagi lingkungan. Sebuah perusahaan Inggris mengubah sampah plastik menjadi campuran aspal untuk jalan. Plastik membuat jalan lebih kuat dan tahan lama. Dengan bahan ini, pemerintah menghemat perawatan jalanan dan jutaan ton sampah plastik bisa didaur ulang. Campuran aspal plastik sudah digunakan pada beberapa jalan di Inggris dan Bahrain.
Kapal Cargo dengan layar canggih
Perusahaan Prancis Zephyr & Borée menggabungkan teknik pelayaran tradisional dengan teknologi energi angin untuk transportasi ramah lingkungan. "Saat ini kita banyak mengkonsumsi produk organik, namun hampir tidak ada perusahaan yang menawarkan transportasi hijau," kata perusahaan perintis itu. Dibandingkan kapal bertenaga bahan bakar, kapal layar ini hasilkan emisi CO2 70 persen lebih sedikit.
Warung bertenaga surya
Dua dari tiga orang di sub-Sahara Afrika tidak memiliki akses terhadap listrik, terutama di daerah pedesaan. Sebuah perusahaan Jerman mengembangkan model toko modular yang didukung tenaga surya. Warung percontohan di Kenya ini menyediakan akses internet, pemurnian air dan lemari es. Di sini penduduk setempat juga dapat memindai, mencetak dokumen dan mengisi ulang ponsel mereka. (K. Wecker, hp/vlz)
Demam Energi Surya Melanda Cina
Tahun ini Cina memanen 80% energi surya lebih banyak ketimbang tahun lalu. Negeri tirai bambu itu berambisi menjadi produsen energi terbarukan terbesar di dunia. Kini panel surya mendominasi lanskap di penjuru negeri.
Awal yang Lambat
Salah satu pembangkit listrik tenaga surya pertama yang dibangun pemerintah Cina di Dunhuang mulai beroperasi tahun 2010, dengan kapasitas yang cuma sebatas 100 Megawatt. Pada awalnya Cina masih kesulitan merealisasikan lusinan proyek energi terbarukan. Namun sejak 2010, Cina secara rutin menggandakan kapasitas produksi energi surya.
Panen Surya di Chuzhou
Di kota kecil Chuzhou di timur Cina, ribuan panel surya menutupi lanskap bergelombang dan berbukit yang mendominasi kawasan pertanian tersebut. Lokasi Chuzhou tergolong strategis, karena cuma berjarak 50 kilometer dari kota metropolitan Nanjing. Pasalnya taman surya terbesar Cina terletak di gurung Gobi yang berjarak ribuan kilometer dari pusat produksi.
Ambisi Besar
Cina sebenarnya berniat menambah kapasitas produksi energi surya per tahun menjadi 20 Gigawatt pada 2020. Tapi tahun lalu Beijing melampaui target yang ditetapkan dengan memproduksi sebanyak 34 Gigawatt. Pada triwulan pertama 2017 CIna bahkan memproduksi energi surya 80% lebih banyak ketimbang setahun yang lalu.
Energi Terbarukan Jaminan Udara Bersih
Salah satu alasan utama bagi Cina buat berinvestasi secara masif pada energi terbarukan adalah maraknya bencana kabut asap yang melanda kota-kota besar, lantaran penggunaan bahan bakar fosil untuk memproduksi listrik. Kini pun wajah kota Cina mulai dipenuhi panel surya, seperti di kota Wuhan ini.
Dana Besar buat Hal Kecil
Untuk memperbaiki kualitas udara di kota-kota besar, Cina juga mulai mengembangkan mobilitas elektrik berharga terjangkau, seperti becak ini. Hingga 2020 pemerintah di Beijing akan mengucurkan dana sebesar 343 miliar Dollar AS untuk pembangunan infrastruktur energi surya.
Enam Menara di Delingha
Di Delingha sedang dibangun PLTS terbesar di dunia yang berkapasitas 810 Megawatt per tahun. Pada lahan seluas 25 kilometer persegi, belasan ribu panel surya memantulkan cahaya matahari ke enam menara yang memanfaatkan panas untuk memproduksi listrik. Instalasi semacam ini lebih mahal ketimbang taman surya, tapi bisa memproduksi jumlah energi yang lebih konstan (Penulis: Jan D. Walter)