Seorang juru kamera stasiun TV swasta Hongaria akhirnya dipecat setelah muncul video yang menampilkannya sedang menendang dan menjegal pengungsi, termasuk anak-anak.
Iklan
Dalam dua video berbeda, perempuan yang tidak disebut namanya oleh stasiun TV tersebut, tampak menendang seorang bocah perempuan dan menjegal seorang pria yang sedang menggendong anak kecil. Pada video juga terlihat sejumlah juru kamera dan jurnalis menangkap gambar ratusan pengungsi yang sebagian besar berasal dari Suriah tengah melarikan diri dari polisi di perbatasan Hongaria-Serbia.
Situs berita Hongaria 444.hu mengidentifikasi juru kamera tersebut sebagai Petra Laszlo yang bekerja untuk N1TV. TV swasta ini memiliki talk show mingguan dengan Gabor Vona, pemimpin partai Jobbik yang dikenal anti imigrasi.
Selasa (08/09), N1TV mengeluarkan pernyataan sebagai berikut: "Seorang pegawai N1TV melakukan perbuatan yang tidak bisa diterima di Roszke. Kami telah memutuskan hubungan kerja dengan juru kamera perempuan tersebut yang efektif mulai hari ini."
Ribuan Pengungsi Terdampar di Hongaria
Ribuan pengungsi yang ingin masuk ke Eropa Barat tertahan di Hungaria, setelah aparat keamanan menutup stasiun kereta di Budapest. Stasiun utama sudah dibuka kembali, tapi para pengungsi tidak diberi akses ke stasiun.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Armer
Hongaria Blokir Stasiun Kereta Budapest
Ribuan pengungsi terdampar di Budapest, setalah Hongaria menutup stasiun utama yang digunakan untuk berangkat ke Eropa Barat mulai 1 September. Aparat keamanan mencegah pengungsi yang tidak punya visa resmi untuk naik kereta. Ribuan pengungsi diberangkatkan dari Hongaria menuju Jerman atau Austria untuk memohon suaka di negara ini.
Foto: Reuters/L. Balogh
Kecewa dan Putus Asa
Ribuan pengungsi kini tertahan di stasiun utama Budapest. Saat polisi anti huru-hara mencoba memindahkan mereka dari pelataran stasiun, ratusan orang berteriak Jerman, Jerman!. Mereka juga berteriak, kami ingin pergi dari sini sambil berulangkali menyerukan nama kanselir Jerman, Angela Merkel.
Foto: Reuters/L. Balogh
Punya Tiket Tapi Dilarang Pergi
Sejumlah pengungsi mengatakan membeli tiket seharga 125 Euro untuk pergi dengan kereta ke München di Jerman. Tapi polisi Hungaria melarang mereka berangkat karena tridak punya dokumen yang diperlukan, dan mengusir mereka dari kawasan stasiun.
Foto: Reuters/L. Balogh
Beruntung Tiba di Jerman dan Austria
Pengungsi ini beruntung bisa naik kereta terakhir yang masih diizinkan berangkat menuju Wina, Austria. Sekitar 3.600 pengungsi kebanyakan asal Suriah berhasil tiba di ibukota Austria tanggal 1 September pagi. Mereka melanjutkan perjalanan dengan kereta ke kota lain di Austria atau menuju selatan Jerman.
Foto: Getty Images/AFP/J. Klamar
Kecapaian Tapi Untung Sudah Dalam Kereta
Banyak keluarga membawa anak-anak, yang kelelahan menenpuh perjalanan panjang dan berbahaya. Untungnya mereka sudah berada dalam kereta dengan tujuan Austria dan Jerman. Lebih 50.000 pengungsi memasuki Hungaria bulan Agustus silam. Kebanyakan berasal dari kawasan konflik bersenjata seperti Suriah, Irak dan Afghanistan.
Foto: Getty Images/AFP/V. Simicek
Pengungsi Suriah Diprioritaskan di Jerman?
Ribuan pengungsi tiba di Salzburg Austria atau München Jerman untuk melakukan registrasi. Polisi membagikan air minum bagi para pengungsi yang kelelahan. Berdasar aturan Uni Eropa, pengungsi harusnya memohon suaka di negara pertama ia mendarat di Eropa. Namun Jerman mengimbau, pengungsi Suriah jangan dikirim balik ke negara pertama dimana mereka mendarat.
Foto: Reuters/M. Dalder
Disambut Tangan Terbuka
Berbeda dengan di negara-negara Transit, Saat para pengungsi tiba di Austria atau Jerman mereka disambut dengan tangan terbuka. Para pengungsi mendapat pembagian makanan dan minuman. Anak pengungsi ini tertawa riang mendapat hadiah mainan dan boneka.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Armer
7 foto1 | 7
Ada lebih dari 150.000 pengungsi yang tercatat memasuki Hongaria tahun ini. Polisi berupaya untuk mendata mereka sesuai dengan peraturan Uni Eropa. Namun, banyak yang pengungsi yang menolaknya karena khawatir mereka akan dipaksa untuk menetap di Hongaria.