Perempuan Muslim Ditabrak di Tengah Demonstrasi Anti Islam
4 April 2016
Di tengah aksi demonstrasi anti Islam di Brussels, Belgia, seorang perempuan muslim ditabrak oleh orang tak dikenal hingga menderita luka parah. Kendati ditangkap, polisi belum membeberkan identitas sang pelaku.
Iklan
Seorang perempuan muslim ditabrak oleh sebuah mobil di tengah aksi demonstrasi anti Islam di Brussels. Sebuah video yang diambil lewat ponsel menampilkan sebuah mobil Audi berwarna putih melaju kencang melewati blokade polisi dan menghantam korban saat sedang melintas jalan.
Perempuan itu sempat terseret sejauh beberapa meter sebelum diselamatkan para pejalan kaki dan penduduk setempat. Salah seorang penumpang sebelumnya terlihat asyik mengambil gambar demonstrasi dari dalam mobil.
Video tersebut berasal dari sebuah demonstrasi yang digalang kelompok ultra konservatif menentang imigrasi dan terorisme di Molenbeek, Brussels.
Sekitar 400 orang berkumpul meneriakkan yel-yel anti Islam di kawasan yang mayoritas dihuni warga muslim tersebut. Kepolisian lalu membangun blokade jalan untuk memisahkan demonstran dari penduduk yang menggelar aksi protes tandingan.
Korban tabrak lari itu segera dilarikan ke rumah sakit karena menderita patah tulang dan cedera otak. Kendati terluka parah, korban tampak masih sadarkan diri.
Inilah Wajah Islamofobia Barat
Mereka menunggangi dan bahkan ikut menggulirkan gelombang Islamofobia demi keuntungan politik. Celakanya, isu yang sama bisa menghantarkan mereka ke pucuk kekuasaan.
Foto: picture-alliance/Ralph Goldmann
Donald Trump
Boleh jadi tidak membenci Islam, tapi ia menunggangi gelombang Islamofobia pasca serangan teror di Paris dan penembakan massal di San Bernardino untuk mendongkrak dukungan politik jelang pemilu kepresidenan. Donald Trump juga pernah mengumbar bakal melarang umat Muslim memasuki Amerika Serikat, atas alasan keamanan.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Marine Le Pen
Eropa sedang dihantui Le Pen dan kemenangan partainya Front National. Anggota parlemen Eropa ini gemar mengumbar isu anti Eropa dan imigran buat menjaring dukungan. 2010 silam Le Pen mencibir kaum Muslim yang melaksanakan ibadah sholat di jalan lantaran mesjid penuh. Menurutnya hal tersebut adalah sebuah pendudukan, serupa dengan pendudukan NAZI Jerman di era Perang Dunia II.
Foto: Reuters/P. Rossignol
Lutz Bachmann
Pendiri gerakan anti Islam Jerman, Pegida, ini tidak menyembunyikan kekagumannya pada sosok Adolf Hitler. Ia pernah memuat fotonya berseragam NAZI dengan model rambut dan kumis ala sang diktatur. Bachmann gemar menyulut sikap antipati pada Islam lewat media sosial. Terakhir ia menyerang sebuah peternakan karena menyediakan daging halal. "Kita di sini tidak ingin berurusan dengan Islam," tulisnya.
Foto: Reuters/F. Bensch
Geert Wilders
"Tidak ada yang namanya Islam moderat," tutur Geert Wilders. Sosoknya tidak asing lagi buat kaum Muslim. Pendiri Partai Kebebasan ini pernah mendesak agar Belanda melarang Al-Quran, serupa seperti buku Mein Kampf karangan Adolf Hitler. "Akar masalahnya adalah sifat Islam yang fasis, ideologi sakit tentang Allah dan Muhammad seperti yang terulis dalam Mein Kampf Islam: Al-Quran," tulis Wilders.
Foto: Reuters
Dansk Folkeparti
Tahun ini Partai Rakyat Denmark menjelma menjadi kekuatan politik terbesar kedua. Salah satu bintangnya adalah Morten Messerschmidt (gambar), yang gemar menyebut minoritas Muslim Eropa sebagai beban. Dari sederet program yang dijajakan Dansk Folkeparti, sebagian besarnya membidik Islam, antara lain menghentikan migrasi Muslim dan menyamakan Islam dan terorisme berkedok agama
Foto: picture-alliance/dpa
UKIP
Serupa seperti Dansk Folkeparti di Denmark dan Perussuomalaiset di Finnlandia, UK Independence Party alias UKIP mengakomodasi suara ekstrim kanan yang kerap membidik Islam. Salah seorang fungsionaris UKIP, John Kearney, misalnya pernah menyerukan kepada kaum Katholik agar "bersedia mati," demi menangkal dominasi Islam di dunia.