Robot buatan ilmuwan Massachusetts Institute of Technology ini bisa berlari cepat, melompat seperti cheetah, dan melewati rintangan seperti kuda. Dalam video yang telah diklik lebih dari 4 juta kali dalam kurun waktu lima hari di situs Youtube, robot terlihat berhasil melompati rintangan dengan berbagai ketinggian hingga 40 cm.
Para pakar MIT harus merancang elemen kunci dari nol, karena tidak menemukannya pada teknologi yang sudah ada. Seperti misalnya, mesin yang ringan dan kuat, serta elektronik yang bisa mengendalikan kemampuan 12 mesinnya.
Dan yang paling penting adalah algoritma yang mampu menentukan berapa besar daya yang diperlukan kaki untuk bergerak dalam hitungan detik. Sehingga, robot bisa mencapai kecepatan hingga 48 kilometer per jam saat melewati permukaan yang rumit.
Ada harapan, robot kelak bisa digunakan untuk operasi pencarian dan penyelamatan di daerah yang terlalu berbahaya untuk manusia. "10 tahun lagi tujuan kami adalah membuat robot ini bisa menyelamatkan nyawa," ujar profesor MIT Sangbae Kim.
Proyek ini didanai oleh Advanced Research Projects Agency dari kementrian pertahanan AS yang juga mengembangkan robot yang mirip bersama Boston Dynamics.
vlz/yf (livescience, mail, mit, youtube)
Robot pelayan kini jadi pemandangan normal di sejumlah restoran di Cina. Memang fungsinya masih lebih banyak sebagai penarik agar pelanggan datang, dan tidak sesempurna pelayan manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/D. ZhangRobot pelayan di Cina memang lebih banyak sebagai "gimmick" teknis untuk menarik lebih banyak pelanggan ke restoran. Berguna atau tidak itu urusan nomor dua. Robot pelayan ini paling tidak sudah bisa melakukan fungsinya, seperti mencatat pesanan makanan dari para pelanggan.
Foto: picture-alliance/epa/P. HiltonMesin-mesin humanoid itu juga sudah bisa melakukan fungsi mengantar makanan yang sudah selesai diolah dan siap santap ke meja pelanggan. Keuntungannya: robot pelayan tidak pernah mengeluh lelah, tidak minta naik gaji atau minta cuti. Tugasnya hanya satu: bekerja! Tapi ruginya pelanggan juga tidak bisa mengeluh kalau pelayanan tidak memuaskan atau makanan yang diantar salah.
Foto: picture-alliance/dpa/ChinaFotoPress/MAXPPPRobot-robot tidak cuma bisa dikerahkan sebagai pelayan, tapi juga bisa bertugas di dapur. Tapi kerjanya juga sangat terbatas. Koki manusia tetap harus meracik, mengolah dan memasak menunya. Robot ini hanya bertugas menjaga agar makanan siap saji tetap hangat pada suhu tertentu.
Foto: picture-alliance/dpa/ChinaFotoPress/MAXPPPTidak semua robot pembantu kerja di restoran berwujud seperti manusia atau humanoid. Mesin-mesin ini, yang cuma berupa kepala, kaki atau lengan pembantu untuk membuat adonan, mengiris, menggoreng dan mencuci sebetulnya juga robot. Tapi lebih ditekankan pada fungsinya sebagai pembantu kerja, bukan untuk dipamerkan kepada pelanggan.
Foto: picture-alliance/dpaRobot-robot di sebuah restoran di kota Shanghai terutama dikerahkan untuk program hiburan. Para pelanggan menyatakan puas dengan program hiburan yang ditampilkan robot-robot itu. Ironisnya banyak yang tidak puas dengan makanan yang disajikan, karena dinilai kurang lezat. Pengelola restoran harus mengakui, makanan di sini hanya sebagai pendamping acara hiburan oleh robot.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Robichon