Kecil, lunak, nirkabel, tanpa baterai, dan dicetak oleh printer 3D. Octobot dianggap sebagai terobosan baru dalam revolusi robot karena dibuat dari materi lunak.
Iklan
Octobot wujudnya seperti gurita kecil dan dirancang sedemikian rupa untuk meniru hewan lentur tersebut yang mampu melewati celah-celah sempit sehingga ideal sebagai robot penyelamat.
Tim ilmuwan di Harvard University menciptakan 300 robot dengan harga yang terjangkau. Ini fakta yang berlawanan dengan pandangan umum akan teknologi robot. Octobot lunak tidak keras. Lentur tidak kaku. Tidak mekanik atau elektrik. Robot ini diberdayakan oleh cairan.
"Ini semacam hibrid antara gurita dan robot," ujar salah seorang anggota tim, Jennifer Lewis. "Kami melakukan sesuatu yang belum pernah berhasil dilakukan."
Robotik lunak adalah penting, karena menurut Lewis, "robot sebagai obyek mekanik yang keras dan manusia yang lunak" jika berinteraksi bisa menjadi masalah. Tidak demikian halnya dengan Octobot yang lunak dan lebih adaptif.
Namun, sejauh ini yang bisa dilakukan oleh Octobot adalah sedikit bergoyang. Robot ini bahkan belum bisa menempuh jarak yang pendek.
Pada awalnya, tim ingin membuat robot laba-laba. Tapi karena robot diharuskan bisa berenang dan merayap, wujudnya jadi lebih menyerupai gurita.
Lewis dan timnya ingin menghasilkan sesuatu yang diberdayakan oleh reaksi kimi dalam cairan. Gerakan cairan menggerakkan lengan dan mengarahkan aksi robot. Octobot bisa dicetak dengan murah oleh printer 3D. Biaya termahal produksinya adalah platinum dalam jumlah sangat sedikit.
vlz/ap (dpa, harvard, youtube)
Robot Pelayan Restoran
Robot pelayan kini jadi pemandangan normal di sejumlah restoran di Cina. Memang fungsinya masih lebih banyak sebagai penarik agar pelanggan datang, dan tidak sesempurna pelayan manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Zhang
Anda Pesan Apa?
Robot pelayan di Cina memang lebih banyak sebagai "gimmick" teknis untuk menarik lebih banyak pelanggan ke restoran. Berguna atau tidak itu urusan nomor dua. Robot pelayan ini paling tidak sudah bisa melakukan fungsinya, seperti mencatat pesanan makanan dari para pelanggan.
Foto: picture-alliance/epa/P. Hilton
Makanan Siap Disantap!
Mesin-mesin humanoid itu juga sudah bisa melakukan fungsi mengantar makanan yang sudah selesai diolah dan siap santap ke meja pelanggan. Keuntungannya: robot pelayan tidak pernah mengeluh lelah, tidak minta naik gaji atau minta cuti. Tugasnya hanya satu: bekerja! Tapi ruginya pelanggan juga tidak bisa mengeluh kalau pelayanan tidak memuaskan atau makanan yang diantar salah.
Foto: picture-alliance/dpa/ChinaFotoPress/MAXPPP
Robot Koki
Robot-robot tidak cuma bisa dikerahkan sebagai pelayan, tapi juga bisa bertugas di dapur. Tapi kerjanya juga sangat terbatas. Koki manusia tetap harus meracik, mengolah dan memasak menunya. Robot ini hanya bertugas menjaga agar makanan siap saji tetap hangat pada suhu tertentu.
Foto: picture-alliance/dpa/ChinaFotoPress/MAXPPP
Ini Juga Robot
Tidak semua robot pembantu kerja di restoran berwujud seperti manusia atau humanoid. Mesin-mesin ini, yang cuma berupa kepala, kaki atau lengan pembantu untuk membuat adonan, mengiris, menggoreng dan mencuci sebetulnya juga robot. Tapi lebih ditekankan pada fungsinya sebagai pembantu kerja, bukan untuk dipamerkan kepada pelanggan.
Foto: picture-alliance/dpa
Terutama Untuk Hiburan
Robot-robot di sebuah restoran di kota Shanghai terutama dikerahkan untuk program hiburan. Para pelanggan menyatakan puas dengan program hiburan yang ditampilkan robot-robot itu. Ironisnya banyak yang tidak puas dengan makanan yang disajikan, karena dinilai kurang lezat. Pengelola restoran harus mengakui, makanan di sini hanya sebagai pendamping acara hiburan oleh robot.