Robot Starship. Begitu nama robot otonom yang dikembangkan oleh dua pendiri Skype, Ahti Heinla dan Janus Friis, yang kini bekerja di Starship Technologies. "Visi kami meliputi tiga nol - nol biaya, nol waktu tunggu dan nol dampak lingkungan", ujar Heinla, CEO Starship Technologies.
Robot mampu mengangkut barang hingga 10 kilogram, dan menempuh perjalanan dalam jarak yang membutuhkan waktu selama 5 hingga 30 menit. Menurut Starship Technologies, biaya operasional robot ini 10 hingga 15 kali lebih murah dibanding biaya pengiriman yang ada sekarang.
Pelanggan bisa memilih hari dan jam datangnya paket ke rumah. Saat proses pengantaran, pelanggan bisa mengikuti rute yang diambil robot melalui app smartphone. Begitu sampai ke rumah pelanggan, hanya pemilik app lah yang bisa membuka tempat penyimpanan paket.
. Navigasi terintegrasi dan software penghindar rintangan memungkinkan robot untuk berjalan secara otonom. Tapi robot juga diawasi oleh operator manusia yang bisa mengambil alih kendali setiap saat. Operator bisa melihat apa yang dilihat oleh mata robot dan bahkan berbicara dengan orang di jalanan jika diperlukan
Starship Technologies saat ini menguji prototipe dan berencana untuk meluncurkan layanan perdananya lewat kerjasama dengan mitra di Amerika Serikat, Inggris, dan negara lain pada tahun 2016.
vlz/yf (youtube, mail, telegraph)
Robot pelayan kini jadi pemandangan normal di sejumlah restoran di Cina. Memang fungsinya masih lebih banyak sebagai penarik agar pelanggan datang, dan tidak sesempurna pelayan manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/D. ZhangRobot pelayan di Cina memang lebih banyak sebagai "gimmick" teknis untuk menarik lebih banyak pelanggan ke restoran. Berguna atau tidak itu urusan nomor dua. Robot pelayan ini paling tidak sudah bisa melakukan fungsinya, seperti mencatat pesanan makanan dari para pelanggan.
Foto: picture-alliance/epa/P. HiltonMesin-mesin humanoid itu juga sudah bisa melakukan fungsi mengantar makanan yang sudah selesai diolah dan siap santap ke meja pelanggan. Keuntungannya: robot pelayan tidak pernah mengeluh lelah, tidak minta naik gaji atau minta cuti. Tugasnya hanya satu: bekerja! Tapi ruginya pelanggan juga tidak bisa mengeluh kalau pelayanan tidak memuaskan atau makanan yang diantar salah.
Foto: picture-alliance/dpa/ChinaFotoPress/MAXPPPRobot-robot tidak cuma bisa dikerahkan sebagai pelayan, tapi juga bisa bertugas di dapur. Tapi kerjanya juga sangat terbatas. Koki manusia tetap harus meracik, mengolah dan memasak menunya. Robot ini hanya bertugas menjaga agar makanan siap saji tetap hangat pada suhu tertentu.
Foto: picture-alliance/dpa/ChinaFotoPress/MAXPPPTidak semua robot pembantu kerja di restoran berwujud seperti manusia atau humanoid. Mesin-mesin ini, yang cuma berupa kepala, kaki atau lengan pembantu untuk membuat adonan, mengiris, menggoreng dan mencuci sebetulnya juga robot. Tapi lebih ditekankan pada fungsinya sebagai pembantu kerja, bukan untuk dipamerkan kepada pelanggan.
Foto: picture-alliance/dpaRobot-robot di sebuah restoran di kota Shanghai terutama dikerahkan untuk program hiburan. Para pelanggan menyatakan puas dengan program hiburan yang ditampilkan robot-robot itu. Ironisnya banyak yang tidak puas dengan makanan yang disajikan, karena dinilai kurang lezat. Pengelola restoran harus mengakui, makanan di sini hanya sebagai pendamping acara hiburan oleh robot.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Robichon