Perhatian orang di Place de la Republique yang tengah menyampaikan belasungkawa atas tragedi Paris terpusat pada pria berpenutup mata. Dengan tangan terbuka ia menunggu pelukan. Simak bagaimana reaksi orang-orang.
Iklan
Di tengah kerumunan orang, berdiri seorang pria dengan mata tertutup selendang. Di depannya tergeletak dua poster bertulisan “Saya Muslim. Saya disebut sebagai teroris” dan “Saya mempercayai kalian, kalian percaya pada saya? Jika ya, peluk saya”
Pria ini melakukan aksinya untuk membuktikan bahwa aksi serangan di Paris bukanlah tindakan yang dapat dilakukan oleh seorang Muslim. Jumat (13/11/15) rangkaian serangan teror di kota Paris yang dilancarkan oleh Islamic State telah memakan korban setidaknya 130 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Aksi ini membuat warga terharu. Banyak orang, pria maupun perempuan, menghapirinya dan memeluknya. Beberapa dari mereka bahkan menangis menyaksikan adegan penuh kasih ini.
Di akhir aksinya, yang berlangsung sepanjang hari, si pria membuka penutup matanya dan mengucapkan terima kasih pada warga yang telah memeluknya. „Saya melakukan (aksi) ini untuk menyampaikan sesuatu pada semua orang. Saya seorang Muslim, tapi bukan berarti saya teroris.“ Dilanjutkannyam, “Saya ingin mengatakan kepada kalian semua, Muslim bukan berarti teroris. Teroris adalah teroris, seseorang yang berkeinginan untuk membunuh orang lain tanpa dasar apapun. Seorang Muslim tidak akan melakukan itu. Agama kami melarang hal itu.”
Solidaritas Dunia Terhadap Perancis
Dari Sydney hingga San Fransisco, berbagai kota di dunia ikut menghormati korban serangan teror di Paris. Monumen-monumen bersejarah diterangi dalam warna-warni bendera Perancis sebagai bentuk solidaritas
Foto: Reuters/J. Reed
Dukungan Lewat Lampu
Gedung bersejarah City Hall di San Fransisco diterangi dengan warna biru, putih dan merah, menyusul serangan teror di Paris. Berbicara kepada rekan sejawatnya di Perancis, Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter menjanjikan "segala bentuk bantuan" dalam perang melawan kebiadaban IS.
Foto: Reuters/St. Lam
"Hati Kami Remuk Bersamamu"
"Malam ini gedung Opera akan diterangi dengan warna biru, putih & merah, bendera Perancis. Kami turut berkabung dan berdiri disampingmu, Paris," kicau Maik baird, Perdana Menteri negara bagian New South Wales, Australia.
Foto: Reuters/J. Reed
Belum Ada Serangan Udara
Ikon kota Toronto, Kanada, CN Tower juga disinari warna bendera Perancis. Kendati melayangkan simpatinya buat penduduk Perancis, PM Kanada, Justin Trudeau, mengklaim terlalu dini buat Kanada untuk mempertimbangkan serangan udara terhadap IS di Suriah.
Foto: Reuters/Ch. Helgren
Dukungan dari Cina
Menara Oriental Pearl TV di kawasan perbankan, Luijiazui di Shanghai juga ikut serta dalam aksi solidaritas internasional. Jurubicara Kementrian Luar Negeri, Hong Lei, mengatakan pihaknya "sangat terkejut," atas serangan tersebut dan menyatakan solidaritas terhadap Perancis dalam perang melawan teror.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eisele
Simpati dari Meksiko
Monumen kemerdekaan Meksiko, Angel de la Independencia, yang sangat ramai dikunjungi turis berubah warna pada Sabtu malam.
Foto: Reuters/T. Bravo
Berbagi Trauma
Gedung One World Trade Centre di New York yang dibangun di atas puing-puing menara kembar yang hancur berkat serangan teror 11.09.2001, menyinari menaranya dalam warna warni bendera Perancis. Menyusul seragnan di Paris, kepolisian New York menyiagakan aparatnya untuk memperketat pengamanan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Foto: Getty Images/D.-P. Wright
Solidaritas Berjarak 10.000 KM
Dari Taipei untuk Paris: menara ikonik Taiwan, Taipei 101, juga berubah warna untuk mengenang korban yang tewas dalam serangan teror IS di Paris, Jumat 13/11/15.
Foto: Reuters/P. Chuang
Belasungkawa dari Selandia Baru
Menara Sky Tower di Auckland ikut serta dalam aksi solidaritas buat korban serangan teror di Paris. Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, sempat menyuarakan kelegaannya begitu mengetahui putrinya yang belajar seni di Paris berada dalam kondisi baik. "Pikiran kami bersama keluarga korban," ujarnya.