Setelah mobil dabn bus tanpa sopir, kini muncul truk tanpa sopir. Volvo menguji kemampuan truknya di lorong pertambangan bawah tanah. Belum pernah ada kendaraan tanpa sopir yang melewati medan tersebut. Simak videonya!
Iklan
Selama 1,5 tahun, Volvo Trucks akan menguji coba truk tanpa sopir model FMX di dalam pertambangan bawah tanah Boliden di Kristineberg, Swedia. Menurut Volvo, ini untuk pertama kalinya di dunia sebuah truk tanpa sopir menempuh jalur di medan semacam itu. Tujuannya agar bisa diketahui apakah teknologi otonom juga bisa diterapkan di wilayah yang ekstrim dan terbatas secara geografis.
Sepertinya pertambangan Boliden tempat uji coba yang ideal. Pada tes-tes awal, di kedalaman 1320 meter, FMX berhasil menempuh jarak sejauh 7 kilometer. Truk dilengkapi dengan sensor berbasis radar dan laser yang pertama-tama akan memindai tambang. Setelah itu, truk akan terus memindai setiap perjalanan. Ini akan memperbaiki pemahaman truk akan rute yang bisa ditempuh.
Begitu salah satu truk berhadapan dengan rintangan, satu dari enam sensor pada truk akan memberi sinyal peringatan. Pada keadaan darurat, truk bisa dikendalikan secara jarak jauh oleh manusia yang bekerja dari pusat manajemen transportasi pertambangan.
Hasil data dari masa uji coba truk FMX di tambang kelak tidak hanya akan digunakan untuk truk tambang otonom saja, melainkan juga bisa diterapkan untuk memperbaiki mobil konsumen untuk jalanan biasa. Volvo memiliki target untuk memproduksi mobil otonom sepernuhnya di tahun 2020.
Bus Tanpa Supir buat Kota Masa Depan
Transportasi otonom untuk dalam kota bukan lagi mimpi. Berbagai produsen otomotif kini serius menggarap bus tanpa supir untuk kota masa depan. Sebagian bahkan mengembangkan taksi otonom yang bisa mencari rutenya sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa/I. Wagner
Masa Depan Tanpa Supir
Transportasi otonom untuk perkotaan masa depan adalah konsep yang ingin diwujudkan produsen otomotif Jerman, Mercedes Benz. Untuk itu Mercedes mengujicoba bus tanpa supir pertama di Amsterdam, Belanda.
Foto: Daimler
Proyek Percontohan
"The Future Bus" milik Mercedes saat ini lalu lalang dari bandar udara Schipol ke Haarlem. Layaknya transportasi dalam kota pada umumnya, bus otonom Mercedes ini secara otomatis berhenti di setiap halte dan berkecepatan maksimal 70 kilometer/jam. Dengan proyek ujicoba ini Mercedes ingin mempopulerkan bus tanpa supir kepada penduduk kota.
Foto: Daimler
Supir Pengawas
Kendati telah dilengkapi dengan teknologi otonom, bus Mercedes bukan tanpa supir. Namun demikian supir cuma bertugas mengawasi sistem, tanpa perlu campur tangan kecuali dalam situasi berbahaya. Mercedes berharap sudah bisa memasarkan bus otonomnya selambatnya awal tahun 2020.
Foto: Daimler
Sepuluh Mata dan Sejumlah Sensor
Untuk sebuah bus masa depan Mercedes masih menggunakan mesin penggerak dari abad lalu, yakni mesin diesel. Namun berbeda dengan bus pada umumnya, the future bus memiliki sepuluh kamera dan sejumlah sensor. Bus ini bisa mengawasi situasi lalu lintas di sekitarnya, mengenali pejalan kaki, berhenti di lampu merah atau mengurangi kecepatan di terowongan.
Foto: Daimler
Konektivitas Tanpa Batas
Agar bus otonom bisa menjadi kenyataan, dibutuhkan sebuah jaringan lalu lintas yang terkoneksi satu sama lain. Namun khususnya di Eropa, sistem semacam itu sudah tersedia, kendati belum sempurna. Sebab itu Mercedes yakin konsepnya sudah akan bisa dinikmati dalam waktu dekat.
Foto: Daimler
Mini Bus Masa Depan
Untuk jarak yang lebih dekat perusahaan asal Perancis, Navya, mendesain Arma - sebuah mini bus bertenaga elektrik yang juga bisa melaju tanpa supir. Berbeda dengan konsep future bus milik Mercedes, Arma sudah dipasarkan sejak beberapa bulan silam. Arma saat ini sudah digunakan di berbagai kompleks perkantoran sebagai moda transportasi buat pegawai.
Foto: picture-alliance/dpa/I. Wagner
Serupa Taksi
Keunggulan terbesar Arma adalah sifatnya yang serupa taksi. Penumpang bisa memanggil mobil ini dari berbagai lokasi dan Arma akan mencari rute paling efektif untuk mencapai tujuan. Arma dilengkapi dengan berbagai kamera dan sensor pendeteksi gerakan. Kendaraan otonom ini diklaim bisa melaju maksimal 45 kilometer per jam.