Vietnam dan Thailand pada Rabu (24/02) menerima ratusan ribu vaksin COVID-19 gelombang pertama dari AstraZeneca dan Sinovac. Sama seperti negara lainnya, tenaga medis menjadi prioritas penerima vaksin COVID-19.
Pemerintah Vietnam mengumumkan vaksin buatan Inggris akan digunakan untuk menginokulasi lebih dari 50 ribu warga yang dianggap berisiko tinggi. Dengan populasi 98 juta penduduk, Vietnam akan menerima 60 juta dosis vaksin tahun ini.
Gelombang pertama vaksin AstraZeneca tersebut merupakan bagian dari 30 juta dosis yang akan dibawa oleh Vietnam Vaccine Joint Stock Co, sebuah perusahaan yang menangani impor dan distribusi vaksin.
Sebelumnya, pemerintah Vietnam mengatakan bahwa petugas kesehatan, diplomat, dan aparat militer akan menjadi golongan pertama penerima vaksin COVID-19.
Vietnam telah dipuji secara global karena mampu menahan penyebaran virus corona dengan pengujian massal dan menerapkan karantina ketat, meskipun belum lama ini kembali menghadapi gelombang infeksi baru. Negara ini telah mencatat 811 kasus COVID-19 baru sejak wabah terbaru merebak pada bulan lalu. Hingga saat ini Vietnam telah melaporkan 35 kasus kematian akibat wabah corona.
Negara dengan Kuota Vaksinasi Corona Tertinggi di Dunia
Sejumlah negara ngebut melakukan vaksinasi corona untuk meredam pandemi Covid-19 secara efektif. Yang mengejutkan, sejumlah negara kecil mencapai kuota vaksinasi per kapita tertinggi di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/Geisler-Fotopress
Israel Terdepan
Israel berada di peringkat paling atas sebagai negara dengan kuota vaksinasi corona per kapita tertinggi sedunia. 96% dari seluruh populasi yang jumlahnya 8,6 juta orang minimal sudah mendapat dosis pertama vaksin (posisi 08/03/21). Sukses negara Yahudi itu untuk mengerem pandemi Covid-19 mendapat acungan jempol. Kini kehidupan publik berangsur normal, tapi prokes tetap dijalankan.
Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Uni Emirat Arab di Posisi Dua
Uni Emirat Arab (UEA) menyusul di posisi kedua dengan kuota vaksinasi per kapita mencapai 62 per 100 penduduk. Sekitar 6,8 juta dari lebih 9 juta penduduk UEA sudah mendapat vaksin corona dosis pertama. UAE menggunakan vaksin Sinovac buatan Cina untuk program vaksinasi massal gratis. Saat ini Dubai mulai "roll out" vaksinasi dengan vaksin buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Getty Images/AFP/K. Sahib
Inggris
Inggris mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita pada kisaran 31 per 100 orang. Dengan jumlah populasi hampir 86 juta orang, berarti lebih dari 28 juta warga Inggris sudah mendapat vaksin corona. Aktual ada tiga jenis vaksin yang digunakan, yakni buatan BioNTech-Pfizer, Moderna dan AstraZeneca.
Foto: Victoria Jones/AFP/Getty Images
Amerika Serikat
Amerika Serikat juga ngebut memerangi pandemi Covid-19, setelah terganjal beberapa bulan oleh politik Trump. Aktual kuota vaksinasi per kapita mencapai 23,5 per 100 orang. Artinya hingga saat ini sudah lebih dari 76 juta dari total 331 juta populasi AS mendapat minimal satu dosis vaksin buatan BioNTech-Pfizer atau Moderna. Presiden terpilih Joe Biden mendapat vaksinasi sebagai aksi simbolis.
Foto: Tom Brenner/REUTERS
Serbia
Serbia, salah satu negara bekas Yugoslavia dengan populasi 7 juta orang juga ngebut dengan program vaksinasi massal. Kuotanya mencapai 22 per 100 orang (posisi 4/3/21) Menteri kesehatan Serbia, Zlatibor Loncar secara simbolis mendapat vaksinasi anti Covid-19 buatan Sinopharm, Cina di Beograd akhir Januari silam.
Foto: Nikola Andjic/Tanjug/ Xinhua News Agency/picture alliance
Chile
Negara kecil di Amerika Selatan, Chile juga melakukan vaksinasi massal dengan cepat. Negara dengan populasi sekitar 19 juta orang itu sudah mencapai kuota 19,2 per 100 penduduk. Presiden Sebastian Pinera mendaat suntikan vaksin perdana secara simbolis pertengahan Februari lalu di kota Futrono. Vaksin yang digunakan adalah Sinovac buatan Cina.
Bahrain menjadi negara di kawasan Teluk berikutnya yang mencatatkan kuota tinggi vaksinasi corona dengan 17,8 per 100 orang. Registrasi vaksinasi di negara kecil berpenduduk sekitar 1,6 juta orang itu dilakukan menggunakan aplikasi mobile. Vaksinasi menggunakan dua jenis vaksin dalam program ini, yakni vaksin buatan Sinopharm dan buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Imago/Sven Simon
Denmark
Denmark negara kecil di Eropa dengan populasi 5,8 juta mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita 11 per 100 warga. Jika dilihat angka mutlaknya relatif kecil, hanya sekitar 600 ribu warga yang mendapat vaksinasi. Tapi dilihat dari kuota per total populasi angka itu cukup tinggi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapat vaksin Sinovac buatan Cina saat memulai kampanye vaksinasi massal di Ankara pertengahan Januari silam. Saat ini kuota vaksinasi di Turki mencapai sekitar 11 dari 100 warga di negara dengan populasi 82 juta orang itu.
Foto: Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/REUTERS
Jerman
Jerman belakangan catat pertambahan kasus covid-19, menjadi lebih dari 2,5 juta orang dan lebih dari 72.000 korban meninggal. Walau vaksin BioNTech berasal dari Jerman, namun pembagiannya tergantung Uni Eopa. Jerman baru mencatat 7,9% vaksinasi corona bagi 83 juta penduduknya. Strategi vaksinasi dikritik sebagai amat lamban dan kurang efektif. Penulis Agus Setiawan (as/pkp)
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dikabarkan menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin COVID-19 dan setelahnya, prioritas pemberian vaksin akan ditujukkan untuk tenaga medis.
"Terima kasih kepada Republik Rakyat Cina yang telah mengirimkan vaksin pada bulan ini dan bulan-bulan berikutnya," kata Prayuth di landasan Bandara Suvarnabhumi Bangkok, saat wadah berpendingin vaksin telah diturunkan dari pesawat Thai Airways.
Pada awal pekan ini, Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul juga mengatakan bahwa 117 ribu dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca tiba pada hari Rabu (24/02). Thailand dijadwalkan akan menerima 1,8 juta dosis vaksin tambahan pada bulan Maret dan April, yang akan diberikan terutama kepada petugas kesehatan dan kelompok berisiko.
Kedatangan vaksin itu terjadi di tengah munculnya kritik publik terhadap pemerintah Thailand yang dinilai terlalu lambat dalam mengamankan vaksin. Pemerintah menyatakan rencananya untuk memvaksinasi lebih dari setengah populasi orang dewasa tahun ini.
"Kami akan memperoleh lebih banyak (vaksin) hingga cukup untuk menciptakan kekebalan di negara kami," kata Prayuth.