1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Virus Corona Capai Eropa, Prancis Laporkan 3 Kasus

25 Januari 2020

Lebih dari 1.200 orang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia, sementara 41 orang di Cina meninggal akibat virus ini. Berbeda dengan pandemi SARS pada tahun 2002, WHO memuji Cina karena lebih transparan.

Frankreich Feuerwehrwagen
Foto: picture-alliance/Photopqr/Le Midi Libre/Maxppp/V. Pereira

Pemerintah Prancis mengkonfirmasi tiga kasus virus corona baru dari Cina, pada Jumat (24/1). Ini menandakan bahwa virus corona yang mematikan telah terdeteksi di Eropa.

Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn mengatakan dua orang yang terinfeksi virus corona, baru-baru ini melakukan perjalanan ke Cina. Saat ini, mereka telah ditempatkan di ruang isolasi. Sementara orang ketiga adalah kerabat dekat dari salah seorang yang terinfeksi virus tersebut.

Buzyn menambahkan bahwa masih ada kemungkinan kasus lainnya.

"Kami tahu bahwa sejak pasien itu telah berada di Prancis, mereka telah melakukan kontak dengan belasan orang, kami akan menghubungi mereka," ujar Buzyn tentang salah satu pasien yang terinfeksi.

"Anda harus mengatasi epidemik layaknya kobaran api, yakni dengan cepat menemukan sumbernya" dan "mengatasinya secepat mungkin," tambahnya.

Virus corona, yang diduga berasal dari pasar hewan di Wuhan, menyebar ke manusia dan dapat ditularkan dari orang ke orang.

Pemerintah Prancis mengumumkan kasus ini setelah belasan negara di seluruh dunia juga melaporkan kasus serupa. Nepal juga mengkonfirmasi satu kasus pada Jumat (24/1), dan menjadi kasus pertama virus corona yang terdeteksi di Asia Selatan.

 

Pihak berwenang Cina membatalkan perayaan Tahun Baru Imlek untuk mencegah penyebaran virusFoto: Reuters/C. Garcia Rawlins

Berdampak ke perayaan Tahun Baru Imlek

Hingga Sabtu (25/1) pagi, sedikitnya 41 orang di Cina telah meninggal akibat terinfeksi virus ini.

Pemerintah Cina mengunci setidaknya 13 kota, yang di dalamnya terdapat lebih dari 36 juta penduduk sebagai upaya untuk menahan penyebaran virus.

Sementara, lebih dari 1.280 orang telah terinfeksi virus corona secara global.

Pihak berwenang Cina juga telah membatalkan berbagai acara yang berkaitan dengan Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada Sabtu (25/1). Jutaan orang Cina bepergian untuk liburan bersama keluarga dan berumpul untuk merayakan Tahun Baru Imlek.  

WHO memuji Cina

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa Cina tengah menghadapi kondisi darurat kesehatan nasional, tetapi menyatakan terlalu dini untuk menetapkan wabah ini sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Namun, WHO khawatir wabah virus corona terjadi seperti pandemi SARS, yakni virus pernapasan yang berasal dari Cina pada tahun 2002. SARS kala itu menyebar dengan cepat, menginfeksi sekitar 8.000 orang di seluruh dunia dan menyebabkan kematian pada 800 orang.

Saat itu, dunia mengkritik Cina karena dianggap menutupi kasus awal seputar virus SARS. Sebaliknya, WHO baru-baru ini memuji Cina karena lebih transparan memberikan informasi tentang virus corona.

Usai mengadakan pertemuan darurat untuk membahas masalah virus corona, pada Kamis (23/1), Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Cina atas kerja sama dan transparansinya. WHO juga sepakat dengan langkah-langka yang diambil pemerintah Cina dalam menangani penyebaran virus.

Menyusul kasus virus corona kedua yang dikonfirmasi di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump di Twitter mengucapkan terima kasih kepada presiden Cina atas upaya negara tersebut menangani penularan virus.

Senada dengan WHO dan Trump, Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, juga menyetujui langkah-langkah pemerintah Cina dalam menangani wabah virus corona. Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV di Davos, Spahn mengatakan ''Ada perbedaan besar jika dibandingkan dengan SARS. Cina kini jauh lebih transparan. Tindakan Cina jauh lebih efektif sejak hari-hari pertama."

Spahn juga tengah menyoroti kerjasama internasional dan komunikasi yang berkaitan dengan virus corona. Ia mengatakan setiap hari pusat kontrol penyakit Jerman sedang memeriksa situasi terkait virus corona.

pkp/yp (EFE, AFP, dpa)