Virus Corona di Timur Tengah: Membantu Tidak Mengenal Batas
Lewis Sanders IV
8 April 2020
Ketika pandemi mendatangkan malapetaka di seluruh dunia, orang-orang kini bersama memerangi virus corona. Para pengungsi, perancang busana hingga pengusaha bergotong royong membantu masyarakat yang terdampak wabah.
Iklan
Di Timur Tengah, orang-orang di seluruh wilayah berinisiatif membantu masyarakat yang terdampak wabah Covid-19. Ketika banyak negara tidak memiliki peralatan medis yang lengkap, para pengungsi, perancang busana, dan pengusaha bersama-sama membantu pasokan produksi perlengkapan medis dan alat pelindung untuk masyarakat yang membutuhkan.
Solidaritas di sektor mode
Di Mesir, gerakan bersama melawan virus corona adalah hal yang populer. Perancang busana Mohanad Kojak, yang tampil di musim pertama Project Runway Middle East, mengatakan butiknya menyumbangkan 100% dari keuntungan penjualan busana ke rumah sakit Abassia Fever untuk membeli peralatan medis yang dibutuhkan dan membantu tim medis bertarung melawan Covid-19.
"Pandemi global saat ini membuat kami di Kojak menyadari kewajiban memberi sumbangsih untuk bangsa dan kemanusiaan," ucapnya dalam sebuah postingan di Instagram.
Lamia Rady, seorang perancang busana Mesir yang telah tampil dua kali di Paris Fashion Week, mulai menjahit masker untuk tim medis. Dalam sebuah wawancara, Lamia mengatakan "ingin membantu masyarakat dengan cara apa pun yang saya bisa."
Tetapi gerakan untuk membantu masyarakat tidak hanya terjadi di Mesir.
Rumahku adalah rumahmu
Di Lebanon, sebuah negara yang lama terpecah belah oleh konflik sektarianisme, inisiatif untuk menghubungkan orang-orang dan membantu masyarakat juga telah dilakukan.
Gerakan Baytna Baytak yang merupakan istilah dalam Bahasa Arab yang berarti "rumah saya adalah rumah Anda" bertujuan untuk menyediakan tempat istirahat untuk tenaga medis, yang dekat dengan tempat kerja mereka.
Membantu sesama pengungsi
Sementara itu, Jihad Muhammad, seorang investor Palestina dan pendiri produsen mobil listrik EvElectra, mendanai pabrik pembuatan masker dengan desain syal keffiyeh Palestina yang ikonik.
Masker yang dibuat di salah satu kamp pengungsi utama Palestina di Beirut, diperuntukkan bagi masyarakat setempat. Human Rights Watch mengatakan pekan lalu bahwa orang-orang Palestina di beberapa kota di Lebanon menghadapi pembatasan yang lebih ketat dibandingkan warga Lebanon atau warga negara asing.
Manajer pabrik mengatakan kepada media online Middle East Eye bahwa mereka berhasil memproduksi 50.000 masker dalam lima hari pertama. "Jihad Muhammad ingin membantu banyak orang dan membantu para pengungsi karena kondisi ekonomi mereka," kata manajer itu.
Melampaui batas
Di Jalur Gaza, sejumlah pabrik yang memproduksi pakaian kini beralih memproduksi masker hingga alat pelindung diri. Setelah memproduksi perlengkapan dalam jumlah banyak, barang-barang tersebut diekspor ke Israel dan Tepi Barat sebagai isyarat tanda persahabatan. (ha/gtp)
Virus Corona di Gaza: Mencoba Mencegah Bencana
Apa yang selama ini ditakuti kini menjadi kenyataan. Penyebaran pandemi Covid-19 telah mencapai Jalur Gaza. Gaza tengah berlomba dengan waktu, mencegah wabah dan menghentikan bencana.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Hana
Melawan virus corona
Covid-19 telah menyebar di Jalur Gaza, salah satu daerah dengan penduduk paling padat di dunia. Puluhan kasus telah dikonfirmasi. Jalur pantai di Laut Mediterania tersebut merupakan rumah bagi sekitar 2 juta orang yang tersebar di 365 kilometer persegi atau sekitar 6.000 jiwa per kilometer persegi. Sebagai upaya pencegahan, petugas telah menyemprot disinfektan ke beberapa ruas jalan.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/A. Amra
Pusat karantina di Rafah
1.860 orang lebih yang kembali dari luar negeri dikarantina di 26 lokasi berbeda. Salah satu pusat karantina terletak di perbatasan Rafah. Beberapa orang juga dikirim ke sebuah bangunan sekolah yang diubah fungsinya menjadi fasilitas karantina. Jalur penyeberangan ke Mesir dan Israel sebagian besar telah ditutup sejak pertengahan Maret, hanya mereka yang pulang yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza.
Foto: Reuters/WHO in the Occupied Palestinian Territories
Perlengkapan medis tidak mencukupi
Beberapa pusat perawatan memiliki peralatan medis memadai, sementara di Jalur Gaza hanya ada 63 ventilator dan 78 tempat tidur yang tersedia. COGAT, badan pertahanan Israel yang bertanggungjawab atas masalah sipil Palestina mengatakan pihaknya akan mengirimkan lebih dari 1.500 alat tes swab sesuai standar WHO. Hal ini membuat seruan untuk mengurangi blokade yang dilakukan Israel semakin kuat.
Foto: Reuters/WHO in the Occupied Palestinian Territories
Mewarnai masker
Kementerian Kesehatan telah mengumumkan keadaan darurat. Seniman Palestina, Samah Saed (dalam gambar) dan Dorgam Krakeh tengah melukis masker dengan warna-warna cerah sebagai upaya untuk mendorong penduduk setempat mengenakan masker pelindung wajah. Jika kelompok Hamas gagal menahan penyebaran virus corona, maka konsekuensinya wabah ini bisa menjadi bencana.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Hana
Pasokan logistik sangat penting
Lockdown atau karantina wilayah akan berakibat fatal bagi warga Gaza, mengingat 75% dari populasi adalah pengungsi yang semuanya bergantung pada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) yang masih mengirimkan bantuan makanan setiap hari.
Foto: Reuters/M. Salem
Edukasi kaum muda
Kegiatan di area publik sebagian besar telah dibatasi. Namun, menjaga jarak sosial dan langkah-langkah menjaga kebersihan masih menjadi tantangan, terutama di jalan-jalan sempit dan di kamp-kamp pengungsi. Untuk memberi pemahaman kepada warga, para aktivis berpakaian seperti virus dan mengunjungi kamp-kamp pengungsi.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/M. Ajjour
Bantuan dari Qatar
Kelompok Hamas dan Qatar serta beberapa negara di Emirat Arab berjanji untuk terus memberikan dukungan finansial bagi rakyat Gaza. Minggu lalu, Qatar mentransfer 10 juta dolar AS atau setara 165 miliar rupiah. Setiap keluarga yang membutuhkan akan menerima 100 dolar AS atau 1,6 juta rupiah.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/A. Amra
Di rumah saja
Fasilitas medis di Gaza diperkirakan akan dapat mengobati 100 kasus virus corona pertama. Setelah itu, mereka akan bergantung pada dukungan dari negara lain. Hal itu yang menyebabkan para aktivis dan seniman lokal berusaha meningkatkan kesadaran akan pentingnya tinggal di rumah.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/M. Ajjour
Kue, kampanye, dan virus corona
Sebuah toko roti di Khan Younis membuat kue yang menggambarkan seseorang mengenakan masker, upaya ini untuk mendidik masyarakat pentingnya menggunakan masker demi mencegah penyebaran Covid-19.