1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Persamaan HakRusia

Vladimir Putin Teken UU yang Larang Ganti Kelamin dan Gender

26 Juli 2023

Presiden Vladimir Putin resmi meloloskan undang-undang yang melarang prosedur penggantian jenis kelamin di Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Putin resmi melarang perubahan gender di RusiaFoto: Alexander Kazakov/Kremlin Pool/IMAGO

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani undang-undang kontroversial yang melarang operasi ganti kelamin dan perubahan gender di Rusia, pada hari Senin (24/07).

Larangan tersebut menjadi pukulan telak bagi komunitas LGBTQ+, yang telah lama diperangi di Rusia.

Tidak akan ada bantuan medis

Undang-undang yang telah disetujui secara mufakat oleh kedua majelis parlemen di Rusia itu akan melarang "intervensi medis yang bertujuan untuk mengubah jenis kelamin seseorang," baik prosedur operasi atau pemberian resep hormon.

Bahkan dalam dokumen resmi dan catatan publik, perubahan gender juga tidak diperbolehkan. Satu-satunya pengecualian diizinkan adanya intervensi medis, yakni hanya untuk mengobati kelainan bawaan.

Undang-undang ini juga membatalkan pernikahan, di mana salah satu pasangannya telah "mengubah jenis kelamin" di masa lalu dan melarang kelompok transgender menjadi orang tua asuh atau orang tua angkat.

Seorang pengunjuk rasa di depan kedubes AS, dengan tulisan "negara kita, aturan kita!"Foto: Valery Shalifulin/TASS/dpa/picture alliance

Melawan "ideologi-ideologi Barat”

Para aktivis hak asasi manusia (HAM) mengeluhkan adanya pelanggaran hak terhadap kebebasan penentuan identitas diri sendiri.

Aturan ini akan berdampak pada kelompok-kelompok LGBTQ+, yang telah atau ingin mengganti gender mereka. Ketakutan akan semakin dikucilkan, ujaran kebencian dan serangan segala bentuk kekerasan, dikhawatirkan menjadi lebih meningkat.

Para penggagas undang-undang tersebut menyatakan bahwa pihaknya hanya ingin melindungi tradisi, budaya, dan nilai-nilai keluarga di Rusia, dalam melawan "ideologi-ideologi Barat."

Putin dan Gereja Ortodoks Rusia, yang merupakan pilar utama pendukungnya, telah berulang kali mencap isu identitas gender ini sebagai ekses dari ideologi liberal dari Barat.

Presiden Putin dianggap sebagai pendukung panutan yang masih kaku akan nilai-nilai tradisional. Putin telah berulang kali menekankan pada tradisi, di mana dalam konstitusi dinyatakan bahwa sebuah pernikahan hanya bisa dijalani oleh seorang pria dan seorang perempuan.

Rusia telah lama bertentangan dengan kelompok LGBTQ+Foto: GERGELY BESENYEI/AFP/Getty Images

Tindakan keras Rusia terhadap kelompok LGBTQ+

Satu dekade telah berlalu sejak Putin pertama kali menyatakan ketidaksetujuan terhadap kelompok-kelompok anti "nilai-nilai tradisional”. Pada tahun 2013, Kremlin telah mengadopsi undang-undang yang melarang dukungan publik terhadap "hubungan seksual nontradisional", khususnya bagi anak di bawah umur.

"Apakah kita benar-benar ingin penyimpangan dipaksakan kepada anak-anak di sekolah-sekolah kita sejak dini, yang itu mengarah pada kemerosotan dan kepunahan?" ungkap Putin.

Anak-anak "diajari bahwa ada jenis kelamin lain selain perempuan dan laki-laki, dan mereka disarankan untuk melakukan operasi ganti kelamin," tambah Putin. Untuk Rusia, katanya, hal itu jelas "tidak dapat diterima."

Pada tahun 2020, Putin juga telah mendorong reformasi konstitusional yang melarang pernikahan sesama jenis. Bahkan, tahun lalu Presiden Rusia itu juga menandatangani undang-undang yang melarang "propaganda hubungan seksual nontradisional" di kalangan orang dewasa.

kp/ha (AP, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya