1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Wabah Penyakit Kuku dan Mulut di Inggris

6 Agustus 2007

Pecahnya wabah menimbulkan keresahan peternak di Inggris maupun Eropa.

Polisi memblokir jalan ke dan dari kawasan peternakan yang terinfeksi.
Polisi memblokir jalan ke dan dari kawasan peternakan yang terinfeksi.Foto: AP

Berita mengenai pecahnya kembali wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di sebuah peternakan di selatan Inggris, membuat peternak dan pemerintah Eropa gelisah. Para pengusut Inggris masih menyelidiki sebuah laboratorium yang memproduksi vaksin menggunakan bibit penyakit yang serupa, yang lokasinya berada dekat peternakan yang naas tsb. Sejumlah harian Eropa menyoroti dengan tajam wabah yang mengancam eksitensi peternak Inggris dan Eropa ini dalam tajuknya. Harian Ingris Times memperingatkan, jangan terlalu cepat menuduh penyebab wabah. Lebih lanjut harian yang terbit di London ini menulis : Terdapat banyak kemungkinan penjelasan, bagaimana wabah penyakit kuku dan mulut ini dapat lolos dari laboratorium di Pirbright. Mulai dari akibat banjir, kesalahan manusia hingga kesialan yang sulit dijelaskan. Dalam waktu dekat, komisi yang dipimpin Prof. Brian Pratt pasti akan melaporkan hasil pengusutan sementara. Sebelum diperoleh hasilnya, alangkah bodoh dan tidak adil, menuduh laboratorium Merial sebagai tidak bertanggung jawab, karena mereka perusahaan swasta dengan kantor pusat di AS. Prioritasnya tepat seperti yang dikatakan PM Gordon Brown, yakni melokalisir, mengawasi dan memberantas penyakit secepatnya.

Surat kabar Inggris lainnya The Observer berkomentar : Brown diharapkan mampu mencegah bencana dari krisis wabah penyakit mulut dan kuku. Hingga kini kelihatannya pemerintah masih dapat mengendalikan situasi. Dalam beberapa tahun terakhir, memang dibuat rencana penanggulangan darurat serta dilakukan pelatihan penanggulangan bencana secara rutin. PM Gordon Brown termasuk anggota kabinet ketika wabah serupa pecah tahun 2001 lalu, dan terlibat dalam berbagai pertemuan staf krisis. Diharapkan ia dapat menarik pelajaran dari pengalaman masalalu, dan bertindak cepat untuk mencegah munculnya wabah baru.

Sementara harian Belgia De Morgen yang terbit di Brussel berkomentar : pecahnya kembali wabah penyakit kuku dan mulut memicu kepanikan dan depresi warga Inggris. Mereka pasti ingat kembali wabah serupa yang menyerang tahun 2001 lalu. Gambaran mengerikan yang ditayangkan televisi masih tertanam di benak mereka. Ketika itu antara enam setengah hingga 10 juta ternak besar dimusnahkan. Pemancar televisi BBC menampilkan laporan, yang menyarankan pembantaian semua hewan ternak di peternakan yang terinfeksi. Kini pemerintah harus menghadapi peternak yang kecewa bahkan agresif, dan banyak warga yang terpaksa minum obat penenang.

Terakhir harian Jerman Dresdner Neuste Nachrichten yang terbit di Dresden mengaitkan kepanikan wabah penyakit mulut dan kuku di Inggris, dengan kenaikan harga produk peternakan di Jerman dan Eropa yang dimulai minggu lalu. Harian ini berkomentar : Kebocoran sebuah laboratorium di selatan Inggris, membuyarkan mimpi indah dari para peternak Eropa. Pekan lalu, mereka masih mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga produk peternakan. Sekarang yang dihadapi adalah ketakutan akan wabah. Hebatnya wabah penyakit mulut dan kuku tahun 2001 lalu, dengan gambaran jutaan sapi yang dibakar, membuat orang kehilangan selera makan steak sapi yang lezat. Terbukti, bahan makanan memang lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan kalori.