Sekolah-sekolah dan taman di beberapa wilayah Jerman terpaksa ditutup karena terkena wabah ngengat ek, yakni ulat bulu beracun dari pohon ek. Bulu ulat tersebut dapat menyebabkan ruam dan masalah pernapasan.
Iklan
Tidak sedikit taman kanak-kanak, danau, dan kolam renang umum yang ditutup di Jerman dalam beberapa minggu terakhir ini karena petugas kotapraja mencoba untuk mengendalikan wabah ngengat pohon ek, aliasulat bulu beracun di pohon-pohon ek.
Sekitar 70 persen dari 250 pohon ek di kota Köln diserang oleh larva dari ngengat pohon ek, demikian laporan harian Rheinische Post. Kota-kota lain di negara bagian Jerman Nordrhein Westfalen dan Bayern bagian barat telah mengerahkan petugas, untuk memagari pepohonan dan menutup sebagian taman dan lahan sekolah untuk melindungi warga dari hewan perayap ini.
"Kondisinya sangat buruk," ujar Wolfgang Auler dari perusahaan pengendali hama yang bermarkas di kota Velbert kepada harian Rheinische Post.
Dalam fase larva, ngengat pohon ek memiliki rambut panjang, atau setae, yang mengandung thaumetopoein, protein yang memicu iritasi kulit dan dapat menyebabkan ruam, pembengkakan dan masalah pernapasan. Setae sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki masalah alergi atau asma, bahkan dalam beberapa kasus parah, bisa berakibat fatal.
Ulat Pemakan Plastik Penyelamat Bumi?
Para peneliti di Spanyol secara tidak sengaja menemukan ulat yang memakan plastik dengan kecepatan mengagumkan. Masih diteliti, enzim dalam tubuh ulat yang mencerna plastik. Sebuah harapan solusi masalah sampah plastik.
Foto: Hernandez/CSIC
Sampah Plastik Masalah Global
Volume sampah plastik di seluruh dunia terus membengkak hingga 200 juta ton per tahun. Masalahnya plastik sangat sulit terurai. Juga mikroplastik jadi ancaman bagi banyak spesies di lautan. Sekitar 80 juta ton sampahnya berupa plastik polyethilene .
Foto: Fotolia/paul prescott
Hama di Sarang Lebah
Federica Bertocchini, pakar biologi evolusi di Institute of Biomedicine and Biotechnology di Cantabria, Spanyol punya hobi beternak lebah. Salah satu masalah yang dihadapi: hama kupu-kupu lilin (Galleria mellonella) yang bertelur di dalam sarang lebah. Larvanya hidup 6 minggu di dalam sarang lebah sebagai hama, sebelum menetas jadi kupu-kupu.
Foto: Reuters
Ulat Pemakan Plastik
Geram dengan hama ulat, Bertocchini membersihkan sarang lebah, dan memasukkan ulatnya ke dalam kantong plastik polyethilene. Tapi hanya dalam waktu singkat, ratusan ulat memakan kantong plastik dan membuat banyak lubang. Sebetulnya fenomena ini sudah lama dikenal oleh peternak lebah, pemelihara reptil dan yang punya hobi mancing. Mereka mendiskusikan kasus plastik berlubang secara online.
Foto: Paolo Bombelli
Makan Plastik dengan Rakus
Uji coba dengan 100 ekor ulat dalam sebuah kantong plastik berbobot 300 gram menunjukkan kecepatan makan plastik relatif tinggi. Dalam pengamatan selama 12 jam, 100 ekor ulat memakan sekitar 92 gram plastik polyethilene.(Grafik) Ini rekor mengagumkan, karena bakteri pemakan plastik menguraikan plastik jauh lebih lambat.
Hanya Dimakan atau Dicerna?
Kini pakar biologi Bertocchini melakukan penelitan lebih lanjut. Apakah ulat hanya memakan plastik dan mengeluarkannya lagi sebagai kotoran berupa mikro plastik? Atau ulat mencerna plastik polyethilene dan mengeluarkan kotoran berupa senyawa yang samasekali berbeda? Senyawa kimia atau enzim apa yang bekerja?
Foto: Hernandez/CSIC
Enzym Khusus Penyelamat Bumi
Peneliti lakukan uji coba melumat beberapa ekor ulat, dan membubuhkannya pada plastik polyethilene. Hasilnya, plastik mulai berlubang dimakan bubur ulat. Kini tim Federica Bertocchini memburu enzym yang ampuh mengurai plastik itu. Diharapkan, ekstrak enzym dan produk rekayasanya secara massal, bisa jadi salah satu solusi pembersih sampah plastik di Bumi. Ed:Fabian Schmidt (as/ap)
Foto: Hernandez/CSIC
6 foto1 | 6
"Ini sudah dialami orang dalam kondisi sehat," kata Peter Schütz, juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup di Nordrhein Westfalen. "Risikonya secara signifikan lebih tinggi pada manula, anak-anak dan orang-orang pengidap alergi."
Inggris telah mengalami wabah serupa akhir April lalu, yang memicu Komisi Kehutanan Inggris mengeluarkan peringatan bahaya.
Dampak perubahan iklim?
"Wabah ulat bulu juga hanya mempengaruhi beberapa wilayah tertentu", ujar Schütz. "Ia menambahkan, ngengat pohon ek lebih sedikit di daerah pegunungan yang sejuk daripada di dataran rendah yang hangat."
Tetapi serangga bersangkutan telah menyebar ke wilayah Bayern yang tergolong jawasan pegunungan dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya tidak ada serangan ulat bulu di wilayah tersebut.
"Dengan perubahan iklim, ngengat pohon ek telah menyebar hingga ke selatan Bayern," papar Hubert Messmer, kepala bidang kehutanan di Departemen Pangan, Pertanian dan Kehutanan Bayern kepada surat kabar Augsburg Allgemeine.
Messmer juga mengatakan ekosistem di wilayah selatan Jerman belum menyesuaikan diri dengan spesies invasif ini. "Predator seperti burung, kumbang, atau serangga harus terlebih dahulu terbiasa dengan eksistensi ulat bulu tersebut."
Sarang ulat di pohon-pohon ek jaraknya antara 20-30 meter dari tanah. Petugas pembasmi sarang harus mengamati cabang dengan teropong dan menggunakan alat vakum khusus untuk menghilangkan sarang ulat.
Spesies ulat bulu ini terbatas hanya menyerang pohon ek. Larva ulat biasanya muncul pada awal Mei, yang kemudian berubah menjadi ngengat antara bulan Juli dan September.
5 Fakta Mengenai Lalat
Kehadirannya tidak pernah diinginkan. Hewan ini dikenal sebagi hewan kotor pembawa penyakit. Sebelum membasminya, mungkin Anda bisa mengenal sedikit lebih dekat hewan ini.
Foto: by-sa/Vas bkl
Bergerak Cepat
Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk berdasarkan ukuran antenanya: Lalat memiliki antena lebih pendek dibandingkan nyamuk. Lalat memiliki sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga keseimbangan saat terbang. Lalat mampu mengepakkan sayapnya 200 hingga 400 kali per detik.
Foto: grizzlybaerin/Fotolia
Penciuman Luar Biasa
Indera penciuman lalat sangat peka dan dapat mencium makanannya sampai jarak 2 kilometer. Lalat mencium bau dengan menggunakan bulu-bulu di tubuh. Sementara, bulu-bulu pada mulut dan kaki digunakan untuk mencicipi makanan.
Foto: R.Rhamani Nejad
Penglihatan Kurang
Di setiap matanya lalat memiliki sekitar 4000 lensa yang mampu melihat hampir ke segala arah. Namun, lalat tidak dapat melihat dengan baik meskipun memiliki kelebihan tersebut. Lalat juga sulit untuk membedakan warna.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/M. Lenke
Pembawa Penyakit
Seekor lalat mampu membawa setidaknya sekitar 200 bakteri berbeda baik dari kaki, badan, kepala, dan lainnya.
Foto: Fotolia/Comugnero Silvana
Umur Pendek
Rentang hidup lalat rata-rata hanya sekitar 30 hari. Tapi dalam umur sependek itu, lalat betina mampu bertelur sekitar 3000 butir, yang menetas dalam waktu 14 hari.