Wahana antariksa NASA, OSIRIS-Rex yang mengorbit asteroid Bennu selama dua tahun, mendarat dan mengambil sampel batuan. Target observasi adalah mencegah bahaya tubrukan asteroid dengan Bumi.
Wahana penelitian ini direncanakan terbang kembali ke Bumi, Maret 2021, di saat konstelasi antara asteroid dan Bumi dalam posisi ideal untuk perjalanan pulang ke planet yang kita huni. Jika semua rencana berjalan lancar, sampel material asteroid akan tiba di Bumi sekitar September 2023.
Manuver sulit
Memasuki orbit asteroid relatif mudah bagi wahana NASA itu. Tapi mendekati benda langit itu, mendarat dan mengambil sampel material merupakan tantangan berat.
Melacak Asal-Usul Kehidupan Lewat Material Asteroid
01:23
“Fase paling kritis adalah saat turun ke permukaan. Wahana harus bergerak amat lambat, untuk mencegah tabrakan dan kerusakan“, ujar Harald Michaelis dari DLR Institute for Planetary Research di Berlin, yang merupakan anggota tim persiapan misi OSIRIS-REx mission, kepada DW.
Wahana penelitian itu dilengkapi lengan robotik, yang akan melakukan kontak dengan permukaan asteroid selama sekitar lima detik.
Rencananya, instrumen di wahana akan menembakkan Nitrogen cair ke batuan di asteroid untuk memecahkannya. Sampel kemudian akan dikumpulkan dalam bejana khusus. Penembakan Nitrogan cair akan dilakukan tiga kali, dan diharapkan antara 600 gram sampai 2 kilogram sampel batuan akan dapat diambil.
Iklan
Potensi ancaman buat Bumi
Asteroid 101955 Bennu diameternya sekitar 500 meter. Setiap enam tahun sekali, asteroid ini melintasi Bumi dalam jarak yang lebih dekat dibanding jarak Bumi dengan Bulan.
Para ilmuwan menghitung, secara teoritis Bennu bisa memasuki atmosfir dan menabrak Bumi pada abad ke-22, walaupun dengan probabilitas hanya 0,07%. Karena itu, misi OSIRIS-Rex diluncurkan dengan tujuan meneliti kemungkinan terbaik untuk mengantisipasi risiko dan bagaimana mencegahnya.
Asteroid Ancam Bumi
Asteroid yakni batuan dari luar angkasa terus mengancam Bumi. Jatuhnya asteroid besar bisa berakibat fatal, seperti pada peristiwa musnahnya Dinosaurus 65 juta tahun lalu.
Foto: picture alliance / dpa
Impak Jatuhnya Meteorit Raksasa
Asteroid yang jatuh ke Bumi disebut Meteorit. Sebuah meteorit raksasa yang jatuh 65 juta tahun lalu di semenanjung Yucatan, menimbulkan kawah Chicxulub yang berdiameter 300 km. Para ilmuwan memperkirakan tumbukan metorit ini memicu musnahnya dinosaurus.
Foto: picture alliance/dpa
Kawah Meteorit
Debu komet yang jatuh ke Bumi biasanya habis terbakar di atmosfir. Tapi pecahan yang lebih besar dari luar angkasa bisa tersisa dan jatuh ke permukaan Bumi. Inilah meteorit. Kebanyakan ukurannya kecil dan tidak berbahaya. Jika cukup besar, bisa menimbulkan kerusakan hebat, seperti misalnya kawah meteorit Barringer di Arizona, AS dengan diameter 1000 meter
Foto: cc-by/LarryBloom
Riset Asteroid
NASA melakukan penelitian langsung asteroid besar Vesta di lintasannya dengan mengirim wahana peneliti ruang angkasa DAWN. Dengan terbang mendekati Vesta yang mengorbit Matahari di kawasan sabuk asteroid antara Mars dan Yupiter, diperoleh informasi lebih rinci struktur benda langit itu.
Foto: picture-alliance/dpa
Wahana Menabrak Asteroid
Badan Ruang Angkasa Eropa (ESA) meneliti impak tabrakan satelit dengan asteroid Misi yang diberi nama Don Quijote melakukan skenario: wahana penumbuk Hidalgo dijatuhkan ke Asteroid. Sementara orbiter Sancho mengamati dari jarak aman, dan merekam semua informasi tabrakan itu.
Foto: ESA - AOES Medialab
Benda Langit Misterius
Teleskop ruang angkasa Hubble milik NASA mengamati sebuah benda langit misterius. Obyeknya memiliki struktur rumit, dan diduga objek ini bukan sebuah komet melainkan produk akhir dari tabrakan frontal dua buah asteroid yang berkecepatan sekitar 7 kilometer/detik.
Foto: AP
Komet dan Bintang Berekor
Komet terdiri dari awan gas dan ekor panjang yang terdiri dari gas, batuan serta partikel debu. Jika ekor yang terdiri dari partikel dan batuan memasuki atmosfir Bumi, gesekan memanaskannya hingga 3000 derajat Celsius. Inilah yang disebut sebagai bintang berekor.
Foto: picture alliance / dpa
6 foto1 | 6
“Jika asteroid benar-benar sangat dekat ke Bumi, kita harus menyingkirkannya sebelum menghantam planet kita. Kita perlu megetahui sebanyak mungkin mengenai kemungkinannya“, tambah Michaelis.
Nama Bennu dan OSIRIS diambil dari mitologi Mesir kuno. Nama asteroid ini diberikan oleh siswa kelas 3 dari North Carolina, AS yang memenangkan kompetisi "Name That Asteroid!" Bennu adalah burung dari mitologi Mesir kuno yang merupakan simbol reinkarnasi.
Sementara OSIRIS dalam mitologi Mesir kuno adalah dewa kematian. Dalam misi NASA ini OSIRIS Rex adalah singkatan dari Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security, Regolith Explorer.
Para ilmuwan sejak lama tertarik pada komposisi material asteroid. Misi pertama mula-mula hanya mengorbit benda langit itu.
Pada tahun 2010 wahana antariksa Jepang, Hayabusa membawa pulang sampel material pertama dari asteroid Itokawa. Wahana riset antariksa penerusnya, Hayabusa 2 mendarat di asteroid Ryugu pada 11 Juni 2019 dan membawa pulang sekitar 0,1 gram material asteroid.
Selain untuk mencegah tabrakan, pengambilan sampel material asteroid juga bertujuan meneliti asal mula kehidupan di planet Bumi atau mungkin di jagat raya.
Natalia Smolentceva (as/ml)
Misi Melacak Misteri Planet
Planet dan benda langit tetangga Bumi di tata surya masih menyimpan berbagai misteri evolusinya. NASA meluncurkan sejumlah misi untuk menguak rahasia kosmik itu. Hingga 2030 akan diluncurkan serangkaian wahana peneliti.
Foto: picture-alliance
Ladee Lacak Debu Bulan
Wahana peneliti robot Lunar Atmosphere and Dust Environment (Ladee) diluncurkan September 2013 dan mengorbit bulan selama 160 hari. Terakhir dijatuhkan ke permukaan bulan. Targetnya mengumpulkan informasi lebih lengkap atmosfir bulan, untuk membantu para ilmuwan lebih mengerti kondisi planet lain.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Maven Teliti Evolusi Mars
Wahana peneliti Mars Atmosphere and Volatile Evolution (Maven) diluncurkan akhir 2013 ke planet Mars. Setelah menempuh perjalanan selama 10 bulan, wahana ini akan meneliti sejarah iklim planet merah itu di masa lalu. Selama setahun wahana peneliti akan menganalisa atmosfir bagian atas atau ionosfir, serta interaksi Mars dengan matahari dan badai matahari.
Foto: picture-alliance/dpa/Lockheed Martin
New Horizons Meriset Pluto
Wahana penelitian New Horizons diluncurkan tahun 2006 silam ke planet Pluto serta sabuk es dan batuan Kuiper Belt yang misterius, yang jaraknya dari Bumi lebih dari 4,5 milyar kilometer. Direncanakan, bulan Juli 2015 wahana penelitian ini sudah mencapai planet kecil beku serta sabuk asteroid jauh di pinggiran tata surya tersebut.
Foto: dpa - Report
Juno Ungkap Misteri Yupiter
Wahana penelitian Juno diluncurkan untuk penelitian planet Yupiter tahun 2011 silam. Dengan kecepatan rata-rata 30 kilometer per detik, Juno akan tiba di planet terbesar dalam tata surya itu tahun 2016. Selama setahun lamanya, wahana penelitian akan mengorbit planet berbentuk gas raksasa tersebut. Tujuannya, mengungkap misteri sejarah dan struktur Yupiter.
Foto: picture alliance / dpa/NASA
InSight Mengebor Mars
Misi penelitian ke planet Mars ini akan mendaratkan wahana robot InSight (Interior exploration using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transport) ke permukaan planet merah itu pada 2016. Robot pendarat akan melakukan pengeboran lapisan di bawah permukaan Mars. Tujuannya untuk semakin memahami evolusi planet berkomposisi batuan tersebut.
Foto: NASA/dapd
SolarProbe Plus ke Atmosfir Luar Matahari
Misi penelitian ini tergolong spektakuler, karena akan meneliti kawasan terjauh yang dikunjungi sebuah wahana ruang angkasa, yakni kawasan paling luar atmosfir matahari. Hendak diteliti, mengapa korona bisa panas hingga 5 juta derajat, padahal suhu permukaan Matahari hanya 5.500 derajat. Juga bagaimana partikel mempercepat badai matahari.
Foto: picture alliance/dpa
James Webb Telescope Intai Big Bang
Generasi penerus teleskop ruang angkasa Hubble ini direncanakan beroperasi 2018. Ukuran cermin teleskop infra merahnya dua kali Hubble dan bisa menangkap cahaya enam kali lipat lebih peka. Teleskop ruang angkasa yang diberi nama mantan direktur NASA ini akan melacak masab lalu alam semesta, di era gelap sesaat setelah dentuman besar atau Big Bang. Ketika itu bintang dan galaksi belum terbentuk.
Foto: NASA
Osiris Rex Ambil Sampel Asteroid
Wahana penelitian Osiris Rex (Origin Spectral Interpretation Resource Indentification Security Regolith Explorer) diluncurkan 2018 untuk meneliti sebuah asteroid primitiv bernama 1999 RQ36. Osiris Rex akan mengambil sampel dari permukaan asteroid berdiameter sekitar 600 meter itu dan membawanya balik ke bumi. Direncanakan wahana ini kembali mendarat di Bumi tahun 2023.
Foto: picture-alliance/dpa
Misi Berawak ke Mars
Target paling ambisius yang akan diluncurkan 2025 adalah misi berawak ke planet Mars. Ini gambaran artis mengenai pesawat ruang angkasa yang akan menerbangkan turis ke Mars. Sejauh ini telah dilakukan simulasi ilmiah, bagaimana perjalanan dan hidup di planet ekstrem tersebut. Simulasi diikuti sejumlah astronot dan ilmuwan, yang selama 105 hari dikurung dalam sebuah kapsul buatan.