1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Wajah Baru dan Lama Pemerintahan Italia

Kirstin Hausen29 April 2013

Masa jabatan pemerintahan baru Italia diawali dengan syok. Ketika PM Enrico Letta dan para menteri memberikan sumpah jabatan, di Istana Chigi di Roma tiba-tiba terdengar tembakan

A wounded Carabiniere paramilitary police officer lies on the ground after being shot at outside the Chigi Premier's office, in Rome, Sunday, April 28, 2013. The shootout took place as Italy's new premier, Enrico Letta, was been sworn into office with his Cabinet at the nearby Quirinale presidential palace. News reports said a paramilitary policeman was shot and wounded about a kilometer (half-mile) away in the square outside the premier's office. Sky TG24 TV said an assailant had been detained by police. It was unclear if there was any connection between the events. (AP Photo/Gregorio Borgia) (AP Photo/Gregorio Borgia)
Serangan tembakan di dekat Istana ChigiFoto: picture-alliance/AP Photo

Pelaku penembakan yang menurut laporan pertama seorang pria yang mengalami gangguan mental, melukai dua penjaga keamanan dan seorang pejalan kaki. Setelah aksi penembakan ia mencoba melarikan diri, tapi berhasil ditangkap dan juga mengalami luka. Latar belakangnya masih belum diketahui. Meskipun adanya insiden itu sumpah jabatan tetap berlanjut sesuai rencana.

Sebelumnya dalam rekor singkat PM baru Italia memperkenalkan kabinetnya, yang merupakan kombinasi tokoh lama dan baru. Wajah baru dalam kabinet Letta yang beranggotakan 21 orang itu di antaranya terdiri dari 7 perempuan. Salah satu yang baru adalah Cécile Kyenge, dokter perempuan kelahiran Kongo dan aktivis HAM. Ia menteri berkulit hitam pertama Italia dan memimpin kementerian integrasi. Yang juga baru adalah Josefa Idem, mantan atlit dan pemenang olimpiade. Perempuan asal Jerman itu menjabat menteri persamaan hak.

Cecile Kyenge (berdiri kiri)Foto: VINCENZO PINTO/AFP/Getty Images

Selain wajah baru, di pemerintahan baru Italia juga duduk tokoh politik lama, dan untuk pos kementerian yang lebih penting. Kementerian Infrastruktur dipimpin Maurizio Lupi dari Partai Berlusconi PDL, kementerian dalam negeri diberikan kepada orang kepercayaan Berlusconi Angelino Alfano yang juga menjabat wakil perdana menteri. Posisi penting itu diharap menghibur Berlusconi, yang wakilnya tidak mendapat tempat di kementerian kehakiman. Menteri Dalam Negeri pada masa jabatan PM Mario Monti, Anna Maria Cancellieri yang memegang jabatan menentukan ini.

Menteri Ekonomi Fabrizio Saccomanni (kiri) berjabat tangan dengan Presiden NapolitanoFoto: Reuters

Jadi dipertanyakan apakah reformasi kehakiman yang menurut Berlusconi penting untuk segera dilakukan, akan menjadi prioritas pemerintahan baru Italia. PM Enrico Letta menetapkan program utama pemerintahannya adalah memerangi pengangguran dan krisis ekonomi. "Perusahaan kecil dan menengah adalah jantung ekonomi kami, lulusan muda universitas yang beremigrasi ke luar negeri, karena tidak mendapat pekerjaan di sini adalah situasi darurat yang harus kami atasi," ujar Letta kepada pers.

Optimisme Menahan Diri Warga

Kementerian-kementerian kunci seperti Tenaga Kerja dan Keuangan diserahkan kepada pakar non partai. "Untung“ menurut Anselmo Soffri, yang tinggal di Brianza, salah satu kawasan paling produktif di Lombardei. "Mereka akhirnya akan melakukan sesuatu untuk ekonomi. Semua pabrik terancam tutup dan tidak mendapat bantuan! Di sini sudah ada pengusaha yang bunuh diri, karena mereka tidak ingin mem-PHK pegawainya tapi tidak mampu lagi membayarnya.“ Ia tidak mempercayai politisi untuk solusi masalah ekonomi yang hebat.

Rodolfa Panetti punya sedikit kepercayaan pada pemerintahan baru PM Letta. “Letta mengatakan, pemerintahannya terutama akan mengurus kebutuhan warga, penduduk Italia. Itu seharusnya selalu demikian, pemerintahan memang untuk itu.“ Ibu rumah tangga itu berharap agar pemerintahan baru ini bertahan, karena rivalitas internal partai tampak jelas.

Pemerintahan baru Italia berfoto bersama dengan Presiden NapolitanoFoto: Reuters

Pada kenyataannya di jajajaran kabinet duduk menteri-menteri dengan haluan politik amat berbeda. Menteri dari kubu kiri untuk pengembangan ekonomi harus bekerja sama dengan menteri urusan infrastruktur dari kubu kanan, guna menciptakan produktivitas tinggi dan daya saing lebih besar. Tidak mudah, tapi Italia butuh impuls segera untuk memulihkan perekonomiannya.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait