Acara TV Sambut Imlek di Cina Dikecam Sebagai Rasis
16 Februari 2018
Sketsa komedi pada acara televisi menyambut Tahun Baru Imlek di Cina telah menyebabkan kemarahan warganet. Dalam sketsa itu ditampilkan perempuan Cina dengan wajah dirias hitam dan dengan pantat palsu raksasa.
Iklan
Seperti tahun-tahun sebelumnya, menyambut Tahun Baru Imlek, televisi Cina CCTV tahun ini juga menayangkan sketsa komedi. Acara tv tahunan ini merupakan salah satu acara yang paling banyak disimak pemirsa. Setiap tahunnya lebih dari 800 juta orang duduk di depan tv menyaksikan acara ini.
Tahun ini, sketsa yang ditayangkan menjunjung tema hubungan Cina dengan negara-negara Afrika. Sketsa dibuka dengan penampilan penari Afrika dan penampilan sekelompok perempuan berkulit hitam yang berperan sebagai karyawan jaringan kereta api di Kenya, yang baru dibangun Cina.
Adegan dilanjutkan dengan penampilan seorang perempuan muda berkulit hitam yang meminta seorang pria Cina untuk berperan sebagai pacarnya di depan ibu si perempuan. Sementara peran perempuan muda dimainkan oleh seorang perempuan Afrika, ibunya dimainkan oleh aktris Cina yang kulitnya dirias warna hitam lengkap dengan pakaian tradisonal Afrika, juga dengan pantat besar palsu.
Si ibu tampil di panggung didampingi seorang aktor berkulit hitam yang beperan sebagai monyet yang memanggul keranjang di pundaknya. Si ibu menyambut ‘pacar' putrinya dengan tangan terbuka. Ia juga mengatakan bahwa Cina telah banyak berbuat bagi Afrika. "Saya mencintai warga Cina! Saya suka Cina,” lebih lanjut diucapkan si ibu dengan Bahasa Cina yang sempurna.
Duit Cina Hidupkan Rel Kereta Afrika
Memperbaiki infrastruktur transportasi luar negeri, Cina investasi besar-besaran di Afrika. Benua itu merayakan kembalinya kejayaan kereta api.
Foto: Getty Images/AFP
Kereta cepat dari Abuja ke Kaduna
Sejak Juli 2016, rel sepanjang 175 kilometer menghubungkan ibukota Nigeria, Abuja, ke negara bagian Kaduna di utara. Biaya pembangunannya sekitar 800 juta Euro. Bank Ekspor-Impor China menyediakan dana sekitar 450 juta Euro.
Foto: DW/U. Musa
Kepala negara di atas rel
Presiden Nigeria Muhmmadu Buhari jadi tamu istimewa dalam perjalanan perdana kereta api yang baru. Tiket untuk perjalanan selama dua jam 40 menit dibandrol sekitar 45 ribu Rupiah untuk kelas ekonomi dan 60 ribu Rupiah untuk kelas satu.
Foto: DW/U. Musa
Kereta dalam kota di Addis Ababa
Jalur kereta api ringan (dalam kota) pertama di ibukota Ethiopia mulai beroperasi aktif pada tahun 2015. Dibangun oleh China Railway Group - juga dengan dana dari EximBank Cina. Teknisi Tionghoa dilibatkan dalam operasional dan pemeliharaan sistem kereta api ringan hingga tahun 2020. Kemudian Perusahaan Kereta Api Ethiopia harus mengambil alih pemeliharaannya.
Foto: picture-alliance/dpaMarthe van der Wolf
Menghubungkan Afrika Timur
Sekitar 25.000 warga Kenya dan 3.000 pekerja Cina bahu-membahu dalam pembangunan rute jalur kereta sepanjang 472 kilometer antara Mombasa dan Nairobi. Sekitar 90% biaya konstruksi, yakni sekitar 3,6 miliar euro dibiayai oleh Cina. Kemudian, kota-kota seperti Kampala dan Juba juga harus terhubung.
Foto: Reuters/N. Khamis
Museum kereta api di Livingstone
Kembali ke masa lalu: Pada tahun 1856, jalur kereta antara Alexandria dan Kairo dibuka. Mesin uap ini telah beroperasi sejak awal abad ke-20 sampai tahun 1976 di Zambia. Kereta ini dipamerkan di Museum Kereta Api di Livingstone.
Foto: Getty Images/AFP/S. de Sakutin
Memburuk di akhir pemerintahan kolonial
Sejumlah jalur kereta api dibangun oleh penjajah di Afrika. Kereta digunakan untuk mengangkut bahan baku ke pantai, sebelum dikirim ke Eropa. Banyak dari rute ini yang bobrok. Peninggalan di foto itu termasuk jalur kereta api asli antara Swakopmund dan Walvis Bay, yang dibangun pada tahun 1914 dan diperbaiki pada tahun 1980.
Foto: picture-alliance/Ardea/K. Terblanche
Jaringan rel Afrika
Laporan Bank Pembangunan Afrika 2015: Perkeretaapian penting untuk benua tersebut. Kereta api bisa menjadi alat transportasi murah dan mengurangi kemacetan perkotaan. Laporan tersebut juga mengritik kondisi jaringan rel yang buruk, terutama yang membentang di utara dan selatan, dimana jaringannnya seringkali tidak saling terkait satu sama lain.
Akankah stasiun yang tutup dibuka kembali?
Seiring berkembangnya ekonomi di banyak negara Afrika, penekanan baru telah diberikan pada perbaikan transportasi. Jika Cina dan investor lainnya terus berinvestasi, stasiun kereta sepi seperti yang ada di Addis Ababa bisa berfungsi kembali.
Foto: Getty Images/AFP/M. Medina
Melongok jauh ke Afrika Selatan
Jaringan rel regional Gautrain menghubungkan Pretoria dan Johannesburg dengan bandara terbesar di Afrika. Jaringannya akan diperluas dari 80 sampai 230 kilometer dalam 20 tahun ke depan. Dengan jalur sekitar 21.000 kilometer, Afrika Selatan memiliki jaringan kereta api terbesar di benua ini. Sudan memiliki 7.300 kilometer, dan Mesir memiliki 5.100 kilometer.
Foto: imago/ZUMA Press
Kereta cepat dari Perancis di Tangier
Kereta berkecepatan tertinggi di benua ini direncanakan beroperasi di utara. 12 kereta TGV Perancis telah dikirim Juni 2016 lalu. Perjalanan antara Tangier dan Casablanca kini memakan waktu 2 jam 10 menit dengan kecepatan hingga 320 kilometer per jam, jadi bukan lagi 4 jam 45 menit. Jalur ini kemudian akan berlanjut ke Aljazair dan Tunisia.
(Ed: Aarni Kuoppamäki/ap/yf)
Foto: Getty Images/AFP
10 foto1 | 10
Tidak bisa disangkal bahwa dengan investasinya, Cina telah menggerakkan roda pembangunan di Afrika. Sketsa tersebut memuji kerja sama Cina-Afrika, menunjukkan betapa banyak orang Afrika mendapatkan keuntungan dari investasi Cina dan betapa bersyukurnya mereka terhadap Beijing. Namun, menurut banyak warganet, menampilkan pemain Cina sebagai perempuan Afrika yang menuntun monyet yang diperankan aktor Afrika sangatlah tidak tepat.
Cina di Afrika: Kutukan atau Berkah?
Cina ingin mengubah imej - menjauh dari pengeksploitasi sumber daya Afrika dan menuju mitra pembangunan. Berikut langkah-langkah yang ditempuh Beijing untuk merebut hari Afrika.
Foto: AFP/Getty Images
Mitra yang Setara?
Cina membawa jalanan beraspal, stadion sepakbola, dan layanan akses internet berkecepatan tinggi ke Afrika. Pada saat bersamaan, mereka mengekstrak minyak bumi dan bahan mentah lainnya dalam jumlah besar. Cina adalah mitra dagang terbesar Afrika. Volume perdagangan diharapkan naik menjadi 303 miliar Euro pada tahun 2020. Kritikus khawatir hanya akan ada satu pemenang dalam kemitraan ini: Cina.
Foto: Getty Images
Proyek Bantuan Pembangunan Pertama
Kerjasama Cina-Afrika dimulai tahun 50-an dan 60-an. Sebagai wujud ikatan sosialis, Cina membiayai konstruksi jalur kereta untuk transportasi bijih tembaga dari Zambia menuju Dar Es Salaam, kota terbesar di Tanzania. Proyek ini bermaksud untuk mendemonstrasikan kemitraan antaretnis dan solidaritas pekerja. Jalur ini masih aktif hingga sekarang.
Foto: cc-by-sa-Jon Harald Søby
Kritik dari Barat
Tahun 90-an, Cina mengubah kebijakannya di Afrika dan berhasil mengamankan ladang minyak dan tambang logam berharga di Afrika. Pemerintahan di Beijing tidak segan untuk bekerjasama dengan rezim otoriter dan korup. Ini tidak diterima dengan baik oleh Eropa dan Amerika Serikat. Kritikus menilai Cina hanya tertarik untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan bukan kesejahteraan warga Afrika.
Foto: picture-alliance/Tong jiang
Mitra Bisnis yang Meragukan
Cina juga berbisnis dengan Presiden Sudan Omar al-Bashir, yang sudah didakwa oleh Mahkamah Pidana Internasional atas tuduhan genosida. Cina adalah investor paling penting bagi industri minyak Sudan dan mendanai konstruksi bendungan Merowe di Sudan, terbesar di Afrika.
Foto: picture-alliance/dpa
Hadiah bagi Uni Afrika
Cina bersedia membayar untuk mempunyai hubungan baik dengan Afrika. Tahun 2012 Beijing membiayai pembangunan markas Uni Afrika di Addis Ababa. Pada upacara pembukaan, ketua delegasi Cina mengatakan bahwa Cina akan mendukung negara-negara Afrika dalam memperluas kekuatan serta kebebasan mereka.
Foto: Imago
Penguasa Pasar Ponsel
Dua perusahaan Cina mendominasi pasar telekomunikasi Afrika: ZTE dan Huawei. Pemerintah dari seluruh penjuru benua itu berbisnis dengan mereka. Di Ethiopia, Huawei dan ZTE mendirikan jaringan 3G untuk seluruh negeri dengan biaya 1,3 miliar Euro. Di Tanzania, kedua perusahaan Cina itu membentangkan sekitar 10.000 kilometer kabel serat kaca.
Foto: AFP/Getty Images
Pesaing yang Tidak Dicintai
Tak hanya perusahaan besar, tapi juga ribuan warga Cina pergi ke Afrika untuk meningkatkan pemasukan. Mereka membuka usaha kecil dengan menjual produk-produk murah Cina: pecah belah, perhiasan modis, barang elektronik. "Banyak pedagang Afrika yang tidak senang dengan adanya kompetisi baru," ujar ekonom Kenya, David Owiro.
Foto: DW/J. Jaki
Mengharapkan Pekerjaan
Baik itu usaha kecil atau pembangunan jalan, "orang Afrika hampir tidak diuntungkan oleh keterlibatan Cina. Perusahaan Cina membawa pekerja sendiri," ungkap Owiro. Ini mungkin berubah di Afrika Selatan. Cina baru saja membangun pabrik perakitan untuk truk. Pemerintah Afrika Selatan memuji proyek ini sebagai tonggak sejarah menuju industrialisasi Afrika dan menyebut lapangan kerja yang diciptakan.
Foto: Imago
Perbaikan Imej
"Cina khawatir akan reputasinya di mata dunia," kata Yun Sun dari lembaga pemikir Brookings. Kritik media yang menyebut Cina hanya tertarik pada sumber daya alam Afrika telah mendorong perubahan ini. Pemerintah Beijing telah mengeluarkan daftar program bantuan, yang termasuk 30 rumah sakit, 150 sekolah, 105 proyek air dan energi regeneratif.
Foto: AFP/Getty Images
Berusaha Memukau
Cina telah meluncurkan serangan media besar-besaran untuk memenangkan dukungan bagi misinya di Afrika. Laporan-laporan oleh media penyiaran Cina memiliki fokus bisnis yang jelas. Afrika digambarkan sebagai benua yang makmur. Laporan semacam ini disambut baik warga Afrika ketimbang latar belakang laporan negatif yang berdekade lamanya dilancarkan media barat.