1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Acara TV Sambut Imlek di Cina Dikecam Sebagai Rasis

16 Februari 2018

Sketsa komedi pada acara televisi menyambut Tahun Baru Imlek di Cina telah menyebabkan kemarahan warganet. Dalam sketsa itu ditampilkan perempuan Cina dengan wajah dirias hitam dan dengan pantat palsu raksasa.

CCTV Fernseh-Gala zum chinesischen Neujahr
Calon penumpang kereta api di stasiun Beijing simak acara CCTV sambut ImlekFoto: Reuters/T. Peter

Seperti tahun-tahun sebelumnya, menyambut Tahun Baru Imlek, televisi Cina CCTV tahun ini juga menayangkan sketsa komedi. Acara tv tahunan ini merupakan salah satu acara yang paling banyak disimak pemirsa. Setiap tahunnya lebih dari 800 juta orang duduk di depan tv menyaksikan acara ini.

Tahun ini, sketsa yang ditayangkan menjunjung tema hubungan Cina dengan negara-negara Afrika. Sketsa dibuka dengan penampilan penari Afrika dan penampilan sekelompok perempuan berkulit hitam yang berperan sebagai karyawan jaringan kereta api di Kenya, yang baru dibangun Cina.

Adegan dilanjutkan dengan penampilan seorang perempuan muda berkulit hitam yang meminta seorang pria Cina untuk berperan sebagai pacarnya di depan ibu si perempuan. Sementara peran perempuan muda dimainkan oleh seorang perempuan Afrika, ibunya dimainkan oleh aktris Cina yang kulitnya dirias warna hitam lengkap dengan pakaian tradisonal Afrika, juga dengan pantat besar palsu.

Si ibu tampil di panggung didampingi seorang aktor berkulit hitam yang beperan sebagai monyet yang memanggul keranjang di pundaknya. Si ibu menyambut ‘pacar' putrinya dengan tangan terbuka. Ia juga mengatakan bahwa Cina telah banyak berbuat bagi Afrika. "Saya mencintai warga Cina! Saya suka Cina,” lebih lanjut diucapkan si ibu dengan Bahasa Cina yang sempurna.

Tidak bisa disangkal bahwa dengan investasinya, Cina telah menggerakkan roda pembangunan di Afrika. Sketsa tersebut memuji kerja sama Cina-Afrika, menunjukkan betapa banyak orang Afrika mendapatkan keuntungan dari investasi Cina dan betapa bersyukurnya mereka terhadap Beijing. Namun, menurut banyak warganet, menampilkan pemain Cina sebagai perempuan Afrika yang menuntun monyet yang diperankan aktor Afrika sangatlah tidak tepat.

yf/vlz (youtube, twitter, Reuters)