1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Afghanistan Kecewa Terhadap Bundeswehr

8 September 2009

Akibat serangan di Kunduz Bundeswehr di Afghanistan semakin terpojok dan harus membela diri. Melalui peristiwa itu Bundeswehr juga semakin dijauhi masyarakat Afghanistan. Ini tampaknya yang diharapkan para ekstremis.

Tentara Bundeswehr awasi konvoi pasca serangan di KunduzFoto: AP

Akibat meningkatnya serangan ektremis, angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr yang ditempatkan di provinsi Kunduz, Afghanistan Utara kini terpaksa memfokuskan operasinya pada tugas militer. Bundeswehr sejatinya dikonsep untuk sebuah misi pembangunan kembali, tetapi kini semakin berubah menjadi misi pembelaan diri terhadap serangan teror. Untuk saat ini perkembangan tersebut mencapai puncaknya melalui pemboman dua truk tangki bahan bakar dan orang-orang sekitarnya yang oleh Bundeswehr diidentifikasikan sebagai "kekuatan yang memusuhi pemerintah". Namun banyak laporan menyebutkan, juga anak-anak dan warga sipil menjadi target dua pesawat pembom Amerika Serikat itu. Seorang komandan Jerman yang meminta serangan udara dilakukan.

Aparat keamanan Afghanistan memeriksa rongsokan truk tangki pasca serangan di KunduzFoto: dpa

Warga Kunduz mulai kehilangan kepercayaan terhadap Jerman

Peristiwa tersebut membuat warga Kunduz hilang kepercayaannya terhadap Jerman, ujar Asadullah Omarkhel, pria usia 48 tahun yang tinggal di dekat lokasi pemboman: „Para warga sebelumnya selalu bekerja sama dengan orang Jerman. Kerjasama dan persahabatan akan mendingin melalui aksi militer itu."

Said Anwar, seorang pengangguran dari Kunduz juga berpendapat sama. Ia memang menyambut baik proses pembangunan kembali yang didanai pihak asing yang tentunya menciptakan lapangan kerja, namun aksi militer asing sama sekali tidak diinginkan: „Tidak hanya dengan tentara Jerman, juga terhadap serdadu serta organisasi bantuan lainnya, simpati yang ditunjukkan sebelumnya cukup besar. Insiden-insiden yang terutama terjadi di Afghanistan Selatan, di mana banyak warga sipil tewas dalam serangan, sekarang juga terjadi di utara. Dan ini akan meningkatkan penolakan masyarakat terhadap kekuatan asing."

Seorang anggota Bundeswehr di AfghanistanFoto: picture-alliance / dpa

Warga Afghanistan khawatir, Jerman ikuti jejak AS

Tentara Jerman tidak ada di kota Kunduz, kata Asadullah Omarkhel. Mereka dikatakan tidak lagi datang ke kota. Mereka merasa khawatir karena tidak lagi mendapat dukungan warga. Padahal menurut Omarkhel, justru kontak dan kepercayaan itulah yang harus ada dalam upaya pembangunan kembali. Ia juga mengungkapkan rasa kecewa terhadap pemerintah Afghanistan.

Orang dapat mengerti rasa kecewa yang tidak hanya ditunjukkan oleh warga Kunduz. Sebelumnya masyarakat pada umumnya melihat keterlibatan Jerman secara positif, demikian menurut Sharafudin Stanikza, wartawan di provinsi Herat, Afghanistan selatan. „Hingga sekarang Jerman banyak membantu dalam pembangunan kembali. Kami tidak menyangka, Jerman melakukan serangan itu. Di lingkungan pribadi banyak orang Afghanistan berpendapat, Jerman adalah satu-satunya yang benar-benar berminat pada pembangunan kembali. Orang-orang mengatakan, Jerman tidak boleh disamakan dengan orang Amerika. Tetapi setelah insiden ini warga Afghanistan sangat khawatir, Jerman akan mengikuti Amerika Serikat dan negara lainnya yang hanya mengutamakan kepentingannya sendiri."

Najibullah Zeyarmal/Christa Saloh

Editor: Hendra Pasuhuk