Ketegangan mewarnai perayaan Idul Fitri di Palestina, menyusul serangan balas dendam militer Israel di Gaza. Kini bentrokan antara warga Arab dan kaum ultranasionalis Yahudi dilaporkan menyapu kota-kota besar di Israel.
Iklan
Ketika roket dan serangan udara saling sahut menyahut di langit Gaza, kekerasan sektarian antara warga Arab dan Yahudi berkecamuk di sejumlah kota besar Israel. Massa dilaporkan membakar kendaraan, restoran dan sebuah Sinagoga dalam tindak kekerasan paling parah sejak beberapa tahun terakhir.
Pada Rabu (12/5) malam, Israel mengalami gelombang balas dendam antarwarga. Di kawasan Bat Yam di Tel Aviv, massa yang tergabung dalam kelompok ultranasionalis Israel menyeret seorang pengendara mobil keturunan Arab dan memukulinya hingga babak belur. Korban saat ini dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang serius.
Sebelumnya kelompok garis keras lain menghancurkan toko es krim milik warga Arab di Bat Yam. Mereka meneriakkan yel-yel "Matilah Arab,” sembari disiarkan langsung di televisi nasional. Adapun di kota Tiberias, massa yang membawa bendera Israel menyerang sebuah mobil yang sedang melintas.
Stasiun televisi Israel, Channel 13, mengutip seorang pejabat kepolisian yang mengatakan pihaknya menahan sejumlah warga Arab karena menyerang dan melukai seorang pria Yahudi di kota Acre.
Iklan
Presiden Israel imbau hentikan kegilaan
Walikota Lod, sebuah kota berpenduduk campuran di dekat Tel Aviv, menyebut situasinya menyerupai perang saudara, atau pemberontakan Palestina. Hal serupa dikatakan Presiden Reuven Rivlin, yang menyerukan semua pihak agar "segera menghentikan kegilaan ini.”
"Orang Arab tidak menginginkan kami hidup di sini, tapi kami akan bertahan,” kata Avraham Sagron, penduduk Yahudi di Lod, mengomentari halaman depan Sinagoga yang terbakar.
Warga Arab mengatakan kekerasan tidak diarahkan terhadap kaum Yahudi, melainkan kelompok nasionalis agama yang bersekutu dengan para pemukim, dan berusaha menggusur warga Arab dari kawasan campuran.
Eskalasi Kekerasan Israel-Palestina Korbankan Rakyat di Kedua Pihak
Aksi kekerasan terus memuncak antara Israel dan kelompok Hamas. Kehancuran melanda Jalur Gaza, roket menghantam Tel Aviv. Korban terbanyak adalah warga sipil, di kedua belah pihak.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Gaza hadapi horor
Asap membumbung dan api membakar perumahan di Khan Yunis di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel Rabu (12/5). Aksi kekerasan dan saling serang kembali memuncak sejak beberapa hari terakhir.
Foto: Youssef Massoud/AFP/Getty Images
Warga mengungsi dalam kepanikan
Warga dievakuasi dari gedung di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel. Sedikitnya 56 warga Palestina di Jalur Gaza tewas akibat serangan Israel. Roket yang ditembakkan militan dari Jalur Gaza menewaskan 6 orang di Israel.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Kehancuran di Gaza City
Israel menurut pernyatan sendiri menyebutkan, miiternya menyerang secara terarah bangunan di Gaza City yang dijadikan kantor kelompok militan atau dihuni pimpinannya.
Foto: Suhaib Salem/REUTERS
Roket di langit Tel Aviv
Kelompok militan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza menembakkan sejumlah roket ke Tel Aviv. Sistem pertahanan rudal Israel melindungi kota dan menghancurkan sebagian besar proyektil di udara atau mengalihkan jalurnya, untuk meminimalkan kerusakan.
Foto: AnAs Baba/AFP/Getty Images
Berlindung dengan cemas
Tapi sistem pertahanan udara "Iron Dome" tidak mempu melindungi 100%. Jika sirene mengaung, itu tanda bagi warga Israel untuk secepatnya mengamankan diri di "shelter perlindungan", tidak peduli apakah itu tengah malam atau dinihari.
Foto: Gideon Marcowicz/AFP/Getty Images
Bahaya tetap mengancam
Juga jika roket bisa dihancurkan atau dihalau, runtuhan puing bangunan tetap berbahaya. Seperti sebuah rumah di Yehud dekat bandara Ben Gurion yang hancur dihantam roket. Militer Israel melaporkan, sejak Senin (10/5) sedikitnya 1.000 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.
Foto: Gil Cohen-Magen/AFP/Getty Images
Cari perlindungan
Jika saat alarm berbunyi, warga tidak sempat mencari bunker perlindungan, mereka berusaha melindungi diri sebaik mungkin. Seperti warga di kota Ashkelon sekitar 10 km di utaraperbatasan ke Jalur Gaza ini.
Foto: Jack Guez/AFP/Getty Images
Batu dilawan gas air mata
Dalam beberapa hari terakhir, aksi bentrokan berat antara demonstran Palestina melawan militer Israel terjadi di berbagai kota. Di Hebron, kota di tepi barat Yordan yang diduduki Israel, demonstran melemparkan batu yang dibalas tembakan gas air mata oleh tentara Israel.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Ambil posisi dan bidik
Aparat keamanan Israel menembakkan gas air mata, peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan demonstran. Pemicu demonstrasi warga Palestina antara lain ancaman pengusiran paksa di kawasan timur Yerusalem. Aksi ini akhirnya bermuara pada konflik terbuka.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Sampai kapan konflik berlangsung?
Saat ini tidak terlihat ada pertanda deeskalasi kekerasan. Warga Palestina di Gaza City ini mencari perindungan di halaman kantor perwakilan PBB, karena ketakutan akan jadi sasaran serangan Israel berikutnya.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Minoritas Arab di Israel berkisar 20% dari jumlah populasi. Kebanyakan adalah keturunan warga Palestina yang tidak mengungsi, dan memilih menetap pasca pendirian negara Israel pada 1948. Mereka memiliki kewarganegaraan resmi, namun mengalami diskriminasi sistematis.
Diskriminasi menyulut amarah
Kisruh yang meletus dari Yerusalem Timur dipicu keputusan pengadilan menggusur enam keluarga pengungsi Palestina dari rumah yang diklaim dimiliki warga Yahudi. Israel menjamin hak warga Yahudi atas tanah atau rumah yang dimiliki sejak sebelum 1948. Bagi warga Arab, aturan serupa tidak berlaku.
Ketimpangan juga terlihat pada sektor ekonomi. Meski banyak warga Arab yang bekerja di sektor pendidikan atau kesehatan, kebanyakan rentan terhadap kemiskinan. Komunitas Arab di kota Lod yang mewakili sepertiga populasi misalnya tergolong kelompok paling miskin di Israel.
"Kita berbicara tentang kaum muda tanpa masa depan, tanpa mimpi, yang menganggur dan hidup dalam kondisi yang sangat sulit,” kata Dr. Nasreen Haddad Haj-Yahya, dari lembaga pemikir independen, Israel Democracy Institute.
Dia pun meyakini amarah yang meluap sejak beberapa hari terakhir tidak diarahkan terhadap komunitas Yahudi, melainkan pada kebangkitan kaum ultranasionalis.
"Bukan karena siapa mereka, melainkan karena mereka berusaha membuat Lod menjadi kota Yahudi. Mereka berusaha mengusir warga asli Arab,” kata dia. "Para pemuda melihat ini sebagai ancaman bagi kehidupan mereka.”
Thabet Abu Rass, Direktur Inisiatif Ibrahim, sebuah lembaga dialog Arab-Yahudi, mengatakan baru-baru ini enam anggota Arab di dewan kota dipecat, dan bahwa anggaran belanja kota sangat memprioritaskan warga Yahudi. Dia pun menuduh walikota Yair Revivo berusaha menghasut melawan warga Arab.
Revivo adalah anggota Partai Likud pimpinan PM Benjamin Netanyahu. Belum lama ini dia memicu kontroversi saat mengeluhkan volume adzan masjid, dan membuat pernyataan yang membiaskan warga Arab sebagai ancaman keamanan.
rzn/as (ap, afp)
Konflik Yerusalem Kembali Terulang di Bulan Suci Ramadan
Setiap malam di bulan Ramadan, bentrokan terus terjadi di Yerusalem Timur. Masalah yang melatarbelakanginya meliputi agama, tanah, dan politik. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan Yerusalem mendekati "titik didih".
Foto: Mamoun Wazwaz/AP/picture alliance
Kapan bentrokan terjadi?
Sejak awal Ramadan pada pertengahan April 2021, polisi Israel dan warga Palestina saling serang. Dengan alasan menjaga ketertiban, kepolisian memasang penghalang untuk menghentikan orang-orang berkumpul di Gerbang Damaskus Kota Tua setelah berbuka puasa. Warga Palestina menganggap tindakan tersebut membatasi kebebasan mereka.
Foto: Mamoun Wazwaz/AP/picture alliance
Mengapa terulang lagi?
Belum lama ini, Mahkamah Agung Israel diagendakan membahas kasus hukum mengenai penggusuran terhadap beberapa keluarga Palestina di Sheikh Jarrah. Jelang sidang, warga Palestina dan sayap kiri Israel menggelar demonstrasi dan menyerukan penggusuran dapat menyebabkan efek domino di seluruh Palestina. Sheikh Jarrah berisi situs yang dihormati kaum Yahudi, karena terdapat makam pendeta Simon.
Foto: Tania Kraemer/DW
Mendulang keprihatinan internasional
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengungkapkan "keprihatinan serius tentang potensi penggusuran keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah." Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan "keprihatinannya yang mendalam atas berlanjutnya kekerasan di Yerusalem Timur, serta kemungkinan penggusuran keluarga Palestina dari rumah mereka."
Foto: Mahmoud Illean/AP Photo/picture alliance
Kesempatan resolusi baru
Pada Minggu (09/05), sidang Mahkamah Agung dengan agenda penggusuran ditunda dan memberikan lebih banyak waktu untuk resolusi. Sidang akan kembali digelar dalam 30 hari ke depan. Senin adalah Hari Yerusalem, peringatan tahunan Israel yang biasanya menampilkan pawai, yang berpotensi menimbulkan kericuhan.
Foto: Ammar Awad/REUTERS
Mengapa konflik di Yerusalem begitu sensitif?
Politik, sejarah, dan agama. Israel melihat seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang abadi dan tak terpisahkan, sementara Palestina menginginkan bagian timur sebagai ibu kota negara masa depan. Aneksasi Israel atas Yerusalem Timur tidak diakui secara internasional. Ed: ha/vlz (Reuters)