1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Warga Jerman, Bintang Bundesliga Dukung 'Black Lives Matter'

1 Juni 2020

Di Jerman, ratusan orang turun ke jalan, bintang sepak bola Bundesliga berlutut memprotes pembunuhan warga kulit hitam George Floyd di AS. Unjuk rasa juga meluas ke berbagai negara di dunia.

Massa di Berlin melakukan protes pada Minggu, 31 Mei 2020, atas pembunuhan George Floyd di Minnesota, AS
Foto: picture-alliance/dpa/B. von Jutrczenka

Ratusan orang turun ke jalan-jalan ibu kota Jerman pada hari Minggu (31/05) untuk menunjukkan solidaritas terhadap aksi protes menentang kekerasan dan rasisme di Amerika Serikat. 

Kematian seorang warga kulit hitam bernama George Floyd memicu kemarahan internasional menyusul beredarnya sebuah video yang menunjukkan seorang perwira polisi kulit putih menekan leher Floyd dengan lututnya, membuat Floyd terengah-engah kesulitan bernapas di Minneapolis. 

Di Berlin, beberapa ratus massa melakukan protes selama dua hari berturut-turut, dan berkumpul di depan Kedutaan Besar AS di Jerman. Demonstran membawa poster bertuliskan: “Berhentilah membunuh kami” dan “Keadilan bagi George Floyd.” 

Di titik terkenal di Berlin yaitu di Mauerpark, tempat para seniman jalanan melukis bagian-bagian bekas Tembok Berlin, kini juga ada gambar untuk mengenang George Floyd. 

Sebuah grafiti di Mauerpark, Jerman, mengenang warga AS George Floyd yang tewas di tangan polisi kulit putih di Minneapolis, ASFoto: picture-alliance/AP Photo/M:.Schreiber

Sementara ratusan orang lainnya juga turun ke jalan-jalan di daerah Kreuzberg di Berlin. Mereka membawa poster bertuliskan “Diam berarti Kekerasan” atau “Tangkap Polisi yang Bertanggung Jawab” dan ”Harus Melapor Ke Mana Jika Polisi Membunuh?” Protes ini berlangsung aman dan tidak ada insiden apa pun. 

Sementara koran yang terkenal menjual sensasi di Jerman yakni Bild, pada hari Minggu memuat laporan berjudul “Polisi pembunuh ini membuat Amerika membara.” Kantor berita AP melaporkan bahwa surat kabar Bild menuliskan peristiwa protes di AS itu “seperti yang terjadi pada perang sipil.” 

Bintang Bundesliga ambil sikap 

Bintang sepak bola Bundesliga Jerman juga bergabung dalam protes pada hari Minggu tersebut. Pemain Borussia Dortmund Jadon Sancho mengangkat kausnya setelah mencetak gol untuk mengungkapkan kaus lain yang bertuliskan “Justice for George Floyd.” Dia menerima kartu kuning atas tindakan ini. 

 

“Hattrick profesional pertama,” tulis Sancho di akun Twitternya. “Momen pahit-manis bagi pribadi karena ada banyak hal penting yang saat ini terjadi di dunia yang harus kita atasi dan bantu buat perubahan. Kita harus bersatu & memperjuangkan keadilan. Bersatu kita lebih kuat!” 

Sementara pemain bek depan Marcus Thuram berlutut di atas lapangan setelah mencetak gol dalam pertandingan Borussia Monchengladbach melawan Union Berlin. Setelah mencetak gol di babak pertama, Thuram berlutut dan menundukkan kepala, menunggu beberapa detik sebelum bangkit kembali. 

“Dia membuat tanda menentang rasisme, sesuatu yang tentunya kita dukung sepenuhnya. Saya percaya bahwa semua orang mendukungnya, bahwa setiap orang memiliki pemikiran yang sama dengan dirinya,” kata pelatih Monchengladbach, Marco Rose. 

Protes di berbagai negara 

Di London, ribuan orang ternyata solidaritas dengan demonstran AS, membawa tanda bertuliskan: “Tanpa keadilan, tidak ada perdamaian.” Para pengunjuk rasa berlutut di Trafalgar Square sebelum berbaris melewati Gedung Parlemen dan berhenti di luar Kedutaan Besar AS di London. 

Polisi Metropolitan London mengatakan mereka menangkap lima orang di luar kedutaan. Dua orang ditangkap karena melakukan penyerangan terhadap polisi, yang lain karena melanggar pedoman lockdown di tengah wabah corona. 

Massa yang melakukan protes dengan berlutut di London dan selama pertandingan Bundesliga meniru gaya protes damai yang dilakukan oleh aktivis hak asasi manusia sekaligus pemain basebal NFL klub San Francisco 49ers, Colin Kaepernick. Kaepernick dan para pemain NFL lainnya berlutut selama dinyanyikannya lagu kebangsaan AS untuk memprotes kebrutalan dan rasisme polisi di tengah Gerakan Black Lives Matter. 

Protes menentang rasisme dan kekerasan terhadap warga kulit hitam juga terjadi di Selandia Baru, Australia, Belanda. Protes ini juga menarik perhatian pers dari seluruh dunia. 

Di Italia, koresponden senior AS, Massimo Gaggi, menulis bahwa reaksi terhadap pembunuhan Floyd berbeda dari kasus sebelumnya orang kulit hitam Amerika yang dibunuh atau menjadi sasaran kekerasan oleh polisi. 

“Ada gerakan-gerakan perlawanan kulit hitam yang kesal dan tidak lagi menyerukan perlawanan tanpa kekerasan,” tulis Gaggi. Ia juga mencatat peringatan Gubernur Minnesota bahwa “kelompok-kelompok anarkis dan supremasi kulit putih sedang berusaha untuk memicu kekacauan.” 

ae/vlz (AP, bild, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait