Lebih dari separuh responden survei mengatakan mereka memperkirakan kemungkinan terjadinya serangan teror serius di Jerman, dengan banyak korban tewas.
Iklan
Jajak pendapat yang dirilis akhir minggu lalu menemukan bahwa mayoritas warga Jerman memperkirakan, konflik antara Israel dan Hamas akan meningkatkan ancaman serangan teror di Jerman dengan banyak korban tewas.
Sekitar 59 persen responden menganggap, serangan teror dengan jumlah korban yang sangat tinggi "mungkin" atau "sangat mungkin" terjadi di Jerman.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan lembaga penelitian opini publik YouGov, 27 persen responden percaya bahwa serangan semacam itu sangat kecil kemungkinannya dilancarkan di Jerman.
German Foreign Minister Baerbock visits West Bank, Tel Aviv
05:23
Kekhawatiran utama: Kebanjiran pengungsi dan serangan teror
Ketika ditanya apakah kekhawatiran utama mereka mengenai dampak perang Gaza terhadap Jerman, 25 persen responden mengatakan, kekhawatiran utamanya adalah serangan teror. Sekitar 26 persen responden menyatakan kekhawatiran utama mereka adalah kedatangan lebih banyak pengungsi dari Timur Tengah.
Kekhawatiran ketiga adalah bahwa hal ini akan menyebabkan meningkatnya antisemitisme di Jerman, kekhawatiran yang disoroti oleh 17% responden.
Sebanyak 10% lainnya khawatir akan memburuknya hubungan dengan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, 8% paling mengkhawatirkan kenaikan harga energi, dan 6% menyebutkan meningkatnya permusuhan terhadap umat Islam sebagai kekhawatiran utama mereka.
Rangkaian Perjanjian dan Prakarsa Damai Israel-Palestina yang Gagal
Selama lebih dari setengah abad, berbagai upaya telah digalang untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina, namun semuanya gagal.
Perjanjian Camp David dan Perdamaian Israel-Mesir, 1978-1979
Perundingan Arab-Israel dimulai pada tahun 1978 di bawah penengahan AS. Bertempat di Camp David, pada 26 Maret 1979, Perjanjian Damai Israel Palestina ditandatangani oleh Presiden Mesir Anwar Sadat (kiri) dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin (kanan), melalui penengahan Presiden AS Jimmy Carter (tengah).
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Daugherty
Perjanjian Oslo I, 1993
Negosiasi di Norwegia antara Israel dan PLO menghasilkan Perjanjian Oslo I, yang ditandatangani pada September 1993. Perjanjian tersebut menuntut pasukan Israel mundur dari Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan otoritas sementara Palestina akan membentuk pemerintahan otonomi untuk masa transisi lima tahun. Kesepakatan kedua ditandatangani pada tahun 1995.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Sachs
Pertemuan Puncak Camp David, 2000
Presiden AS Bill Clinton pada tahun 2000 mengundang Perdana Menteri Israel Ehud Barak (kiri) dan Pemimpin PLO Yasser Arafat (kanan) ke Camp David untuk membahas masalah perbatasan, keamanan, permukiman, pengungsi dan status Yerusalem. Meskipun negosiasi menjadi lebih rinci dari sebelumnya, tidak ada kesepakatan yang dicapai.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. Edmonds
Prakarsa Perdamaian Arab dari KTT Beirut, 2002
Negosiasi Camp David diikuti dengan pertemuan di Washington di Kairo dan Taba, Mesir - semuanya tanpa hasil. Setelahnya Liga Arab mengusulkan Prakarsa Perdamaian Arab di Beirut, Maret 2002. Rencana tersebut meminta Israel menarik diri ke perbatasan sebelum 1967. Sebagai imbalannya, negara-negara Arab akan setuju untuk mengakui Israel.
Foto: Getty Images/C. Kealy
Peta Jalan Kuartet Timur Tengah, 2003
AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB bekerja sama sebagai Kuartet Timur Tengah untuk mengembangkan peta jalan menuju perdamaian. PM Palestina saat itu, Mahmoud Abbas, menerima teks tersebut, namun mitranya dari Israel, Ariel Sharon, keberatan. Peta jalan itu memuat tentang solusi dua negara Sayangnya, hal itu tidak pernah dilaksanakan. Dalam foto: Yasser Arafat dan pejabat Uni Eropa Lord Levy.
Foto: Getty Iamges/AFP/J. Aruri
Prakarsa Perdamaian Trump, 2020
Presiden AS Donald Trump memperkenalkan rancangan perdamaian tahun 2020. Tetapi rancangan itu menuntut warga Palestina menerima pemukiman Yahudi di kawasan Tepi Barat yang diduduki Israel. Palestina menolak rencangan tersebut.
Foto: Reuters/M. Salem
Konflik kembali berkobar 2021
Rencana Israel mengusir empat keluarga Palestina dan memberikan rumah mereka di Yerusalem Timur kepada pemukim Yahudi berujung bentrokan dan aksi protes di Yerusalem. Hamas kemudian menembakkan lebih 2.000 roket ke Israel, dibalas dengan serangan udara militer Israel, yang menghancurkan banyak bangunan di Jalur Gaza. (hp/gtp)
Foto: Mahmud Hams/AFP
7 foto1 | 7
Bagaimana penilaian warga terhadap respons pemerintahnya?
Mengenai sikap pemerintah Jerman terkait konflik Israel-Hamas, 39 persen responden menganggap reaksi pemerintah sudah berimbang. Sebaliknya, 32 persen responden berpendapat bahwa pemerintah terlalu memihak pada Israel, sementara 7 persen responden berpendapat Berlin terlalu memihak pada Palestina.
Hasil jajak pendapat yang dipesan kantor berita Jerman DPA itu, didasarkan pada survei online terhadap 2.123 responden di seluruh Jerman antara tanggal 3 hingga 7 November 2023.
Perang di Gaza berawal dari serangan teror Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, sementara lebih 200 orang diculik ke Gaza dan dijadikan sandera. Israel kemudian menyatakan perang terhadap Hamas dan menyerbu Gaza. Menurut keterangan Hamas, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 11.000 orang.