Warga Kuba Protes Harga Pangan dan Kelangkaan Obat-obatan
12 Juli 2021
Kuba dilanda aksi protes langka akibat eskalasi pandemi, himpitan ekonomi dan kelangkaan obat-obatan. Pemerintah menuduh aksi protes dibiayai Amerika Serikat, dan menyerukan pendukungnya menggelar demonstrasi tandingan.
Iklan
Yel-yel "kebebasan" menggema di jalan-jalan kota Kuba pada Minggu (11/07). Dari Havana hingga Santiago, ribuan demonstran menuntut Presiden Miguel Diaz-Canel mundur dari jabatannya. "Jatuhkan kedikatoran!" teriak mereka.
Aksi protes tersebut merupakan peristiwa langka di Kuba. Tahun 1994 adalah kali terakhir warga menggelar demonstrasi massal terhadap pemerintah. Kali ini, amarah penduduk tersulut eskalasi pandemi dan himpitan ekonomi.
Pasukan khusus yang mengendarai pikap dengan senapan mesin di baknya terlihat berpatroli di jalan-jalan kota. Sementara aparat kepolisian berjaga-jaga di sejumlah sudut, hingga para demonstran membubarkan diri jelang berlakunya jam malam.
"Kami sedang menjalani situasi yang benar-benar sulit," kata Miranda Lazara, 53, yang bekerja sebagai guru tari. "Kami membutuhkan perubahan sistem," tukasnya saat berdemonstrasi bersama ribuan yang lain.
Diaz-Canel yang juga memimpin Partai Komunis, menuduh Amerika Serikat berada di balik layar. Dia sebaliknya menyerukan pendukung pemerintah untuk turun ke jalan dan menghalau "provokasi" oleh demonstran "bayaran."
Reuters mewartakan, kepolisian setidaknya menahan puluhan demonstran. Di salah satu sudut kota Havana, warga meluapkan amarah dengan menghancurkan mobil polisi.
Demonstran mengaku tergerak untuk turun ke jalan usai membaca imbauan di media sosial. Platform digital belakangan menjadi ruang bagi kaum muda untuk mengekspresikan diri. Padahal sambungan internet untuk telepon seluler baru dibuka dua tahun lalu.
Krisis ekonomi dan kesehatan di Kuba
Aksi demonstrasi tergolong langka di negeri Komunis tersebut. Protes terbesar menyalak pada 1994, kata Michael Bustamante, Asisten Guru Besar Sejarah Amerika Latin di Florida International University, AS. "Bedanya sekarang aksi protes tidak terbatas hanya di ibu kota. Bahkan demonstrasi sepertinya tidak berawal di sana," kata dia.
Iklan
Krisis ekonomi yang mendekap Kuba sejak dua tahun terakhir semakin memburuk akibat pandemi. Rendahnya kinerja pemerintah di negeri dengan sistem satu partai itu kian melengkapi penderitaan warga. Tahun lalu, perekonomian Kuba menyusut 10,9 persen. Pada Juli 2021 saja, pemerintah mencatat kontraksi sebesar dua persen.
Akibatnya kelangkaan bahan pangan dan obat-obatan meruak. Warga harus mengantre selama berjam-jam buat membeli kebutuhan pokok, atau obat untuk yang sakit.
"Kami sudah muak dengan antrean dan kelangkaan. Sebab itu saya ada di sini," kata seorang demonstran pria paruh baya kepada Associated Press.
Sistem jaminan kesehatan Kuba yang diwariskan mendiang Fidel Castro termasuk yang paling efektif di Amerika Selatan, dan dianggap kebanggaan nasional Partai Komunis. Awal tahun ini, Kuba memulai dini program vaksinasi terhadap virus corona. Saat ini sebanyak 1,7 juta penduduk sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin.
Lebih dari Setengah Abad Kematian Che Guevara
Dengan pandangan tajam dan topi baret berlambang bintang, potret pemuda Argentina itu jadi ikon yang dipasang pada saat demonstrasi bahkan konser musik. Ssetengah abad silam ia tewas saat bergerilya di hutan Bolivia.
Foto: Imago/P. Widmann
Sahabat dan Musuh
Juan Martin Guevara memegang poster peringatan 50 tahun kematian saudaranya (2017). Ernesto Guevara de la Serna, demikian nama asli pria yang lahir 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina itu. Sebenarnya ia seorang dokter namun perjalanan keliling Amerika Latin mengubah haluan hidupnya. Di mata pengagumnya ia pejuang yang kerap dipanggil "Che" atau sahabat, namun bagi musuh ia dianggap pembunuh.
Foto: Reuters/C.Platiau
Dokter Angkat Senjata
Kisah dokter muda dari keluarga kaya ini berubah ketika ia mengelilingi 5 negara di Amerika Latin dengan menggunakan sepeda motor bersama sahabatnya, Alberto Granado, tahun 1952. Ia menyaksikan dampak korupsi dan kemiskinan. Ini fakta yang mengguncang perasaannya. Ia pun berkesimpulan hanya ada satu jalan untuk mengatasi penderitaan rakyat, yakni perjuangan bersenjata. Jalan revolusioner.
Foto: picture-alliance/akg-images
Revolusi di Sisi Fidel Castro
Misi revolusi membawa Che Guevara bertemu Fidel Castro. Ia bergabung dalam gerilya untuk menjatuhkan diktator dukungan AS, Flugencio Batista. Revolusi mereka sukses. Batista terguling tahun 1959. Castro jadi penguasa Kuba, dan Guevara, kendati orang Argentina, menjadi kepala Bank Sentral, lalu Menteri Perindustrian tahun 1961. Ia melakukan nasionalisasi properti dan mendorong pendidikan pedesaan.
Foto: picture-alliance/dpa/UPI
Pahlawan Rakyat Kecil
Meski telah menduduki posisi Menteri Perindustrian, Guevara masih turun langsung bekerja di lapangan. Di awal tahun 1961 seperti terlihat dalam foto ini, Guevara ikut serta menjadi pekerja bangunan di Havana. Sehari penuh ia bekerja membangun rumah tinggal bagi rakyat. Terkadang ia juga bekerja sebagai dokter di pusat perawatan penyakit Lepra.
Foto: picture-alliance/dpa/UPI
Anti-Amerika Penyuka Hobi 'Barat'
Che Guevara juga dikenal sebagai tokoh anti-Amerika. Meski demikian, terkadang tokoh revolusioner itu juga memperlihatkan sisi berbeda seperti saat minum sebotol Coca-Cola di Kongres Ekonomi dan Sosial di Uruguay, Agustus 1961. Ia juga dikenal sebagai pemain catur yang ulung.
Foto: picture-alliance/dpa
Selfie dan Fotografi
Guevara mengakui 'sebelum menjadi 'comandante', ia adalah fotografer'. Ia pernah bekerja sebagai fotografer keliling di taman Mexico City. Saat bergerilya untuk revolusi Kuba, ia kerap tenteng kamera, juga ketika dalam perjalanan mewakili pemerintah Kuba. Gambar ini adalah 'potret diri' saat ia berkunjung ke Thailand (1964). Ibarat buku harian, Che senang mengabadikan momen lewat bidikan kamera.
Foto: Studienzentrum Che Guevara, Kuba
Bergerilya Seorang Diri
Tahun 1965 ia berpisah dengan Fidel Castro. Guevara meninggalkan Kuba menuju Kongo dan membangun tentara gerilya untuk melawan imperialisme pasca-kolonial. Pendapat lain menyebutkan, Guevara yang memiliki semangat revolusioner yang tinggi telah dideportasi ke Kongo. Terlepas dari fakta mana yang benar, upaya gerilya Guevara di Kongo gagal.
Foto: Getty Images/AFP
Akhir Perjalanan Che
Setelah Kongo, Che bergerilya di Bolivia. Bersama 15 pengikutnya, ia menciptakan revolusi merah di Amerika Selatan. Tidak mendapat dukungan, ia terisolasi di hutan. Foto perwira militer Bolivia di dekat jenazah Che ini disebarkan untuk membuktikan Guevara benar-benar telah meninggal. Tentara Bolivia bahkan memotong tangan Che, agar sidik jarinya bisa digunakan untuk membuktikan kematiannya.
Foto: Getty Images
Ziarah untuk Santo
Di ruang binatu rumah sakit di kota Vallegrande inilah, jenazah Guevara terbaring 50 tahun lalu. Beberapa saat setelah pemotretan, Che yang tewas pada usia 39 tahun dimakamkan di kuburan masal. Di dinding tertulis: "Bahkan jika mereka menyembunyikanmu di bawah bumi, mereka tak menghalangi kami untuk menemukanmu." 30 tahun kemudian, tulang belulang Guevara diidentifikasi, lalu dipindahkan ke Kuba.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Ismar
Tetap Abadi
Ribuan orang menghadiri peringatan ulang tahun ke-80 tokoh revolusioner itu, ketika patung Che Guevara diresmikan di kota kelahirannya, Rosario, Argentina. Penulis biografinya, Matthias Rüb menyebutkan gerakan sosial di Amerika Latin saat ini merupakan kelanjutan perjuangan revolusi Kuba dulu kala. Rüb merujuk Paus Fransiskus - yang juga berasal dari Argentina - sebagai penerus legasi Che Guevara.
Foto: AP
Pencipta Ikon Che
Foto Che Guevara dengan topi baret adalah karya tersohor Alberto Diaz Gutierrez atau Alberto Korda. Foto ini diambil tahun 1960, pada saat upacara berkabung atas meninggalnya 136 pekerja pelabuhan dalam sebuah ledakan. Foto ini memecahkan rekor sebagai foto yang paling banyak dicetak ulang dan diadaptasi ke berbagai tampilan visual lainnya. Tokoh revolusioner itu bahkan menjadi legenda budaya pop.
Foto: AP
Atas Nama Che
Ikon Che pernah diadaptasi saat kampanye Kanselir Jerman, Angela Merkel tahun 2005. Di Jerman, penulis lagu asal Jerman Timur, Wolf Biermann bahkan sebut Guevara "Kristus dengan sebuah pistol." Pada saat demonstrasi, khususnya buruh, poster Che kerap diusung. Bahkan terkadang kegiatan yang membawa Che sudah tidak terkait sama sekali dengan perjuangannya. Penulis: U. Steinwehr/T. Siregar (Ed. ml)
Foto: AP
12 foto1 | 12
Namun surutnya pendapatan negara ikut menghentikan laju produksi di perusahaan farmasi milik pemerintah. Akibatnya kelangkaan obat-obatan membuat warga kelimpungan merawat pasien yang menderita penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi atau diabetes.
"Warga datang ke sini untuk mengekspresikan dirinya dengan bebas, dan polisi malah memukuli dan menganiaya mereka," kata Pendeta Jorge Luis Gil, di Havana.