1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Malaysia Memilih

8 Maret 2008

Di 8000 TPS, warga Malaysia memberikan suara dalam pemilihan parlemen hari Sabtu. Hasil akhir pemilu diperkirakan baru dapat diketahui Sabtu malam.

Ratusan bendera kampanye berkibaran di muka Menara Kembar Petronas di Kuala LumpurFoto: AP

Koalisi Barisan Nasional yang selama kampanye berulang kali mengingatkan kemungkinan terjadinya kekacauan apabila tidak terpilih lagi, diperkirakan akan tetap keluar sebagai pemenang. Meskipun kali ini kelompok minoritas non Muslim tidak sepenuhnya mendukung.

Sejak kelompok minoritas non Muslim di Malaysia menyuarakan protes terhadap diskriminasi, guncanglah tampilan kesatuan negara itu. Jiwi Kathaia dari harian Hindu di Malaysia mengeluhkan bahwa jaminan kesetaraan dalam konstitusi Malaysia kian lama, semakin tak diindahkan.

„Kami hanya setara dalam membayar pajak dan mengikuti wajib militer. Tapi selain itu, rumah ibadah dan sekolah-sekolah kami dihancurkan, kami hanya memiliki peluang yang kecil sekali untuk dapat diterima sebagai pejabat publik dan untuk mendapat ijin usaha saja selalu dipersulit. Juga dalam bidang pendidikan kami dirugikan .“

Malaysia memberlakukan diskriminasi positif bagi warganya yang keturunan Melayu. Sejak dulu hal ini menimbulkan jurang sosial antara etnis Melayu dan keturunan etnis lainnya. Jurang ini bertambah besar dengan menguatnya pengaruh Islam di Malaysia. Dampaknya bukan saja dirasakan oleh umat Hindu.

Umat Kristen di Malaysia juga merasakan tekanan yang lebih besar. Ketika mingguan Herald memperpanjang lisensinya tahun lalu, surat kabar itu dituntut untuk tidak lagi menggunakan kata "Allah". Alasannya, kata itu hanya boleh dipergunakan umat Islam.

Pemimpin Redaksi Herald, Pater Lawrence Andrew sampai membawa masalah ini ke pengadilan. Ia mengatakan, "Pemerintah berpendapat bahwa kata Allah hanya boleh digunakan kaum Muslim. Itu merupakan sikap politis dan bukan realitas. Semua orang tahu, bahwa kata Allah itu berasal dari bahasa Arab yang sudah digunakan jauh sebelum lahirnya Islam di abad ke tujuh. „

Islam merupakan agama yang dianut oleh sekitar 60% dari 26 juta warga Malaysia. Sedangkan, 40% warga Malaysia lainnya merupakan bagian dari kelompok minoritas yang berbeda-beda.

Namun bukan saja hubungan antar suku dan agama yang menjadi masalah, banyak pihak mengharapkan perubahan. Sebuah jajak pendapat pada malam sebelum pemilu menunjukan bahwa pemilih non-Muslim sudah siap menyampaikan suara protes. Di Penang, sekitar 300 orang berunjuk rasa, menyerukan reformasi.

Peneliti lokal, Merdeka Center juga menemukan tanda-tanda kejenuhan di antara masyarakat etnis Melayu terhadap kepemimpinan sekarang. Biasanya kelompok ini merupakan andalan partai UMNO, Organisasi Nasional Melayu Bersatu. Ibrahim Suffian, dari Merdeka Center menyebutkan bahwa ada pergeseran di mana pemilih Melayu lebih mendukung oposisi.

UMNO mungkin kali ini tidak tergantung pada dukungan suara kelompok minoritas. Di pihak lain, dengan menurunnya dukungan itu, UMNO juga perlu mengumpulkan lebih banyak suara. Salah satu upayanya di Kelantan, di mana partai Islam fundamental PAS memiliki pengaruh besar.

Namun di negara bagian yang memberlakukan syariah ini, tokoh pemimpin PAS, Nik Aziz Nik Mat menuding koalisi Barisan Nasional melakukan kecurangan. Dalam pemilihan ini pun sempat terjadi bentrokan antara pendukung PAS dengan polisi di Trengganu. 22 anggota PAS ditangkap.

Sementara mantan wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang masih dilarang ikut pemilu cukup yakin, bahwa partai Keadilan Rakyat yang dipimpin istrinya, Wan Azizah Wan Ismail akan sedikitnya memenangkan sepertiga dari 222 kursi parlemen.

Hari Sabtu, pemilihan ditutup pada pukul 5 sore. Menurut kantor berita Malaysia, Bernama, sampai pukul 3 sore waktu setempat, sekitar 58% dari 10,9 juta pemilih sudah memberikan suaranya. (ek)