Ritel Jerman Booming Karena Warga Serbu Supermarket
2 April 2020
Penduduk Jerman ramai-ramai memborong barang kebutuhan sehari-hari karena takut ancaman virus corona. Angka penjualan ritel bulan Februari melonjak drastis.
Iklan
Angka penjualan ritel di Jerman bulan Februari melonjak jauh melampaui ekspektasi. Ini ditunjukkan oleh data statistik terbaru yang dirilis Biro Statistik Jerman, “Statistisches Bundesamt – Destatis“.
Menurut Destatis yang bermarkas di kota Wiesbaden, angka penjualan ritel sepanjang bulan Februari naik 6,4 persen, jauh di atas ekspetasi dan prediksi sebelumnya, yaitu hanya 1,5 persen.
Lonjakan itu disebabkan banyaknya rumah tangga mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan karantina yang mulai dibahas luas saat itu. Kemungkinan penerapan pembatasan kontak sosial membuat warga berbelanja secara berlebihan, yang di Jerman disebut “hamstern“ dan melahirkan istilah “hamster shopping“.
Penjualan non-makanan juga meningkat tajam dibandingkan bulan Februari tahun lalu, kata Destatis, terutama barang-barang farmasi dan produk kosmetik serta kecantikan. Sektor ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan terbesar adalah layanan online dan pengiriman barang, dengan peningkatan omset sampai lebih 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Bagaimana Kondisi Lockdown di Eropa?
Negara-negara di Eropa secara signifikan telah membatasi aktivitas berkumpul di ruang publik untuk mengerem penyebaran wabah COVID-19. Lalu, bagaimana negara-negara tersebut menerapkan regulasi itu kepada warganya?
Foto: AFP/H. Neubauer
Paris memberlakukan lockdown
Aktivitas di jalan-jalan utama di Paris terhenti total setelah Perancis mengumumkan lockdown secara nasional Selasa lalu. Warga tidak diperbolehkan meninggalkan rumah mereka, kecuali karena alasan penting seperti membeli makanan, mengunjungi dokter atau pergi bekerja. Walikota Paris, menyerukan social distancing yang lebih ketat karena jumlah kasus infeksi yang terus meningkat di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Camus
Berlin menjadi sepi
Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Minggu (22/03) mengumumkan pembatasan ketat pada pergerakan orang di Jerman. Regulasi tersebut mencakup pelarangan pertemuan publik lebih dari dua orang, menjaga jarak 1,5 meter dan penutupan restoran, pub serta bar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
Perbatasan ditutup, orang asing dilarang masuk
Selain membatasi pergerakan warga di dalam negeri, Jerman telah memperketat pembatasan pada orang asing yang memasuki negara. Akibatnya, lalu lintas di bandara tersibuk di Jerman, yaitu di Frankfurt, mengalami penurunan yang signifikan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Probst
Bayern perintahkan warga untuk tinggal di rumah
Negara bagian Bayern di selatan Jerman memberlakukan lockdown di seluruh negara bagian mulai akhir pekan lalu untuk mencegah penyebaran COVID-19. Selama dua minggu, warga tidak diperbolehkan berkumpul dalam kelompok di luar rumah dan restoran, bar serta pub juga ditutup.
Foto: Imago Images/Zuma/S. Babbar
Inggris berlakukan social distancing
Inggris telah menutup semua bar, pub, dan restoran untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19. Perdana Menteri Boris Johnson telah mendesak seluruh warga negara untuk menghindari semua perjalanan yang tidak penting dan kontak dengan orang lain.
Foto: AFP/T. Akmen
Milan: Di jantung pandemi
Dalam beberapa minggu terakhir, pusat pandemi COVID-19 global telah bergeser dari Cina ke Italia. Negara ini mengalami peningkatan infeksi dan kematian secara eksponensial. Italia telah memberlakukan lockdown secara nasional sejak 10 Maret.
Foto: picture-alliance/AP Photo/L. Bruno
Vatikan ditutup untuk umum
Roma dan Kota Vatikan juga dipaksa untuk sangat membatasi pertemuan publik, setelah wilayah Lombardy utara Italia melaporkan merebaknya kasus COVID-19. Situs wisata religi populer seperti Lapangan St. Peter Di Vatikan pun telah ditutup.
Foto: Imago Images/Zuma/E. Inetti
Spanyol: Salah satu negara paling terpukul di Eropa
Pemerintah Spanyol pada hari Minggu berupaya untuk memperpanjang keadaan darurat negara itu menjadi hampir sebulan sampai 11 April, setelah pertama kali diberlakukan pada 14 Maret. Spanyol saat ini memiliki jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak kedua di Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/X. Bonilla
Austria laporkan laju infeksi melambat
Austria melaporkan kenaikan 15% kasus infeksi baru virus corona selama akhir pekan, jauh lebih rendah daripada puncaknya yang sebesar 40%. Penurunan ini terjadi setelah pemerintah memberlakukan social distancing yang ketat. Namun, pihak berwenang di Wina menargetkan untuk menurunkan jumlah infeksi baru SARS-CoV-2 menjadi satu digit selama tiga minggu ke depan. (fs/as)
Foto: AFP/H. Neubauer
9 foto1 | 9
Tidak seperti dalam kondisi peran
Jika beberapa kondisi terpenuhi, perekonomian Jerman bisa pulih lagi dengan cepat, kata para ekonom di Dewan Pakar Ekonomi Jerman yang sering disebut Die Fünf Weisen (Lima Orang Bijak), karena terdiri dari lima guru besar ekonomi. Biasanya, dewan pakar mengeluarkan penilaian terhadap situasi ekonomi hanya satu tahun sekali. Namun menghadapi krisis corona, mereka merilis sebuah “penilaian khusus“ awal minggu ini.
“Situasi saat ini tidak seperti dalam perang, ketika terjadi kerusakan struktural yang massif, karena semua hancur dan banyak tenaga kerja dikerahkan untuk berperang,“ kata Völker Wieland, guru besar ekonomi di Universitas Frankfurt dan salah satu anggota dewan pakar.
“Memang beberapa perusahaan kecil akan menghadapi kesulitan dan tidak mampu bertahan. Namun jika krisis berlalu dan situasi normal kembali, perekonomian akan segera bergerak lagi“, jelasnya.
Dewan Pakar Ekonomi mengatakan, penyebaran virus corona menjadi tantangan maha besar bagi masyarakat dan politik seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Tetapi perlindungan kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama saat ini“, kata Lars Feld, Ketua Dewan Pakar dan guru besar politik ekonomi di Universitas Freiburg.
“Kita tidak bisa mempertanyakan keputusan medis (dengan alasan ekonomi), tetapi harus mengembangkan strategi saat ekonomi kembali berjalan”, tambahnya.
Dalam penilaian khususnya Dewan Pakar ekonomi Jerman menulis: “Strategi normalisasi yang dikomunikasikan dengan jelas, akan membangkitkan harapan sektor ekonomi maupun masyarakat, dan mengurangi ketidakpastian. Ini juga penting bagi pasar keuangan“, pungkas Lars Feld.