Bisnis narkoba kini dapat dilakukan dengan transaksi nontunai. BNN Kota Tangerang Selatan mengamankan seorang berinisial RU atas pembelian bahan narkoba dari Belanda menggunakan Bitcoin.
Iklan
Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah mengamankan seorang berinisial RU (32) atas pembelian bahan narkoba dari Belanda yang dibayar menggunakan Bitcoin atau uang virtual.
"Bahan dasar pembuat ekstasi (MDMA) tersebut diperoleh tersangka RU dengan cara bertransaksi melalui web online ke Belanda menggunakan uang virtual atau bitcoin," kata Kepala BNN Kota Tangsel Heri Istu Hariono, Kamis (08/02/2018). Heri menambahkan, pengiriman paket tersebut berdasarkan laporan dari Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai serta Kantor Pos setempat.
"Mereka memberi info ke kita ini ada bahan mencurigakan mohon untuk ditindak lanjuti, dan berhasil diungkap pengiriman bahan dasar ekstasi dari Belanda," katanya.
Narkotika Alami
Narkotika dulunya hanya berasal dari bahan-bahan alami. Dalam kondisi dan dosis tertentu, bahan-bahan alami ini bahkan bisa mematikan.
Foto: Fotolia/Opra
Cannabis (Ganja) - dirokok atau dipakai
Tanaman ganja mengandung zat psikoaktif tetrahydrocannabinol (THC). Bisa membuat orang merasa eforia dan rileks dan juga bisa meringankan rasa sakit. Bunga tanaman ganja yang mengandung jumlah THC sangat tinggi digunakan untuk memproduksi mariyuana. Beberapa spesies ganja tidak mengandung THC sama sekali dan ditanam untuk produksi serat tekstil.
Foto: Fotolia/Opra
Obat nyeri paling kuat
Kuncup opium (Papaver somniferum) jadi bahan mentah untuk heroin. Untuk memanennya, Anda hanya menorehkan kapsul dan biarkan getah putih keluar dan dan mengering. Opium mengandung morfin dalam jumlah tinggi dan merupakan obat nyeri yang paling kuat.
Foto: picture alliance/dpa/D.Ramik
Magic mushroom?
Beberapa jenis jamur menghasilkan zat psikoaktif. Di antaranya: Pluteus salicinus yangberwarna abu-abu ini. Tumbuh di kayu dan mengandung psilocybin, yang menyebabkan halusinasi visual dan mental serupa dengan LSD. Efek sampingnya adalah mual dan serangan panik.
Foto: picture alliance/dpa/Wildlife
Cemilan narkotika
Daun tanaman koka menyimpan senyawa kimia yang mirip dengan kokain. Bisa mengurangi rasa sakit dan berfungsi sebagai stimulan. Di banyak negara di Amerika Latin, mengunyah daun koka mentah sangat umum dilakukan. Dengan melakukan fermentasi dan mengeringkan daun lalu mengolahnya secara kimia, bisa dihasilkan kokain.
Foto: Reuters
Bunga indah yang beracun
Bunga terompet malaikat ini indah untuk dilihat. Tapi jangan dicicipi. Semua bagian tanaman ini mengandung alkaloid - senyawa kimia yang memiliki efek kuat pada tubuh manusia. Saat Anda makan atau mengisap tanaman, detak jantung Anda akan meningkat dan Anda akan mulai berhalusinasi. Seperti halnya semua obat alami, sulit menemukan dosis yang tepat. Jadi sering terjadi kecelakaan mematikan.
Foto: picture alliance/dpa
Dari Hawaii
Argyreia nervosa adalah tanaman asli Asia, meskipun tanaman ini disebut juga Hawaiwood baby woodrose. Benih dari tanaman merambat ini mengandung ergine, senyawa yang mirip dengan LSD. Dampaknya menyebabkan munculnya penglihatan dan euforia warna-warni, namun juga rasa mual dan psikosis. Overdosis bisa terjadi dengan mudah, karena satu biji saja sudah memiliki efek yang kuat.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/R. Koenig
Ecstasy dari kaktus
Kaktus peyote di Meksiko dan Texas penuh dengan mescaline, senyawa halusinogen yang ilegal menurut Konvensi Internasional tentang Zat Psikotropika. Mescaline mengubah proses berpikir dan rasa waktu serta kesadaran diri seseorang. Kaktus bisa dipotong-potong dan dimakan atau direbus menjadi teh.
Foto: picture-alliance/WILDLIFE
Daun penambah nafsu makan
Pohon hijau ini, Mitragyna speciosa, berasal dari Asia Tenggara dan mengandung senyawa monomagin. Dalam pengobatan tradisional, daunnya dikunyah untuk menghilangkan rasa sakit, menambah nafsu makan dan mengobati diare.
Foto: picture-alliance/Arco Images/Sunbird Images
Salah satu pembunuh alami paling berbahaya
Tanaman tembakau menghasilkan bahan beracun dan adiktif, seperti nikotin dan alkaloid lainnya yang disimpan dalam dedaunannya. Dengan bahan beracun ini, tanaman mencoba mengusir binatang yang ingin memakannya. Saat daun dikeringkan dan diisap, bahan kimia masuk ke tubuh manusia - bersama dengan banyak zat kanker yang dihasilkan dari pembakaran tembakau. Teks: Brigitte Osterath (hp)
Foto: picture alliance/ZB
9 foto1 | 9
RU merupakan warga Malang, Jawa Timur, yang bertempat tinggal di Serpong. Ia kedapatan memiliki bahan dasar ekstasi seberat 5,90 gram. Menurut penjelasan RU, ia akan gunakan MDMA untuk membuat pil ekstasi yang akan diedarkan di wilayah Tangsel.
Heri menjelaskan, jajarannya sedang melakukan pengembangan terhadap jaringan peredaran narkotika internasional asal Belanda yang menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayarannya di situs online.
"Tersangka ini luar biasa, lulusan SMP tapi punya kemampuan luar biasa mengeksplore HP-nya. Dia cari black market dan situsnya juga bukan orang biasa yang bisa mengaksesnya," kata Heri.
Atas tindakan kriminalnya RU dijerat Pasal 115 Ayat (2) Subsider Pasal 112 Ayat (2) Undang Undang RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 8 miliar.
Musim Panen Jagal Narkoba
Perang narkoba yang dilancarkan Presiden Filipina Duterte tidak cuma mencoreng wajah kepolisian, tapi juga mengubah warga biasa menjadi pembunuh bayaran. Inilah potret kejahatan kolektif sebuah bangsa
Foto: Getty Images/D. Tawatao
Perang Kolektif Filipina
Presiden Rodrigo Duterte tidak berkelakar saat menyerukan warga sipil agar ikut membunuh pengedar dan pecandu narkoba. "Lakukan sendiri jika anda punya senjata. Anda mendapat dukungan penuh dari saya," tukasnya. Hasilnya Filipina mengalami glombang pembunuhan ekstra yudisial yang hingga kini telah menelan 3.600 korban jiwa. Dalam proyek berdarah itu, warga sipil sering berada di garda terdepan.
Foto: Getty Images/D. Tawatao
Hantu dari Davao City
Duterte banyak berkaca pada kebijakan berdarahnya melawan tindak kriminalitas selama menjabat sebagai walikota Davao City. Berulangkali ia sesumbar betapa kota berpenduduk terbanyak ketiga di Filipina itu kini menjadi salah satu kota teraman di dunia berkat kepemimpinannya. Klaim tersebut dipatahkan oleh berbagai data statistik kriminalitas. Namun Duterte tetap bersikukuh.
Foto: Getty Images/D. Tawatao
Halal Darah Pecandu
Kini tidak terhitung jumlah warga sipil Filipina yang bekerja sebagai pembunuh bayaran. Setiap nyawa dihargai 430 Dollar AS atau sekitar 5,5 juta Rupiah. Biasanya pembunuh meninggalkan karton bertuliskan "bandar narkoba" pada tubuh korban. Menurut data kepolisian, saat ini sudah sekitar 2.200 terduga bandar atau pengguna narkoba tewas oleh pembunuh bayaran. Jumlahnya diyakini akan terus meningkat.
Foto: Getty Images/D. Tawatao
Ancam dan Dikecam
Kendati mengundang kecaman dunia, Duterte mendapat dukungan warga Filipina. Menurut jajak pendapat Pulse Asia, sebanyak 86% penduduk merasa puas atas kinerja sang presiden. Cuma tiga persen yang menanggap sebaliknya. Padahal Duterte mengancam akan memberlakukan hukum perang setelah dikritik oleh Mahkamah Agung dan mengingatkan jurnalis bahwa mereka tidak kebal terhadap pembunuhan
Foto: Getty Images/D. Tawatao
Kesaksian Edgar
Jejak berdarah Duterte bisa ditelusuri hingga ke Davao City. Di sana pun ia membentuk skuad pembunuh yang terdiri atas preman, bekas narapidana, polisi dan pembunuh profesional. Salah seorang diantaranya baru-baru ini memberikan kesaksian di senat Filipina. Edgar Matobato mengklaim Duterte bahkan menembak mati pegawai Departemen Kehakiman karena menghalangi misi pembunuhan.
Foto: picture-alliance/dpa/M. R. Cristino
Maut di Akar Rumput
Untuk menyusun daftar sasaran kepolisian Filipina banyak mengandalkan peran administrasi desa atau Barangay. Mereka ditekan untuk menyerahkan nama-nama penduduk yang diduga mengkonsumsi atau menjual narkoba. Kepala Barangay yang tidak memberikan daftar mati dianggap terlibat bisnis narkoba dan terancam ikut dibunuh.
Foto: Getty Images/D. Tawatao
Rawan Penyalahgunaan
Biasanya daftar mati disusun oleh sebuah komite Barangay yang terdiri atas penduduk biasa. Namun kelompok HAM mengkhawatirkan sistem tersebut rawan penyelewengan. "Sistemnya sangat kondusif untuk mereka yang menyimpan dendam dan dipersenjatai untuk membunuhmu," ujar Komisioner di Komisi HAM Filipina, Karen Gomez-Dumpit.
Foto: Getty Images/D. Tawatao
Keadilan Semu
Buat banyak keluarga korban, mencari keadilan buat anggotanya yang terbunuh merupakan hal yang mustahil. Kebanyakan korban merupakan bandar kecil-kecilan, pecandu atau pesuruh yang berasal dari keluarga miskin. Mereka juga terancam mengalami presekusi atau dikucilkan dari masyarakat.