Dukungan untuk Erdogan secara proporsional lebih tinggi di komunitas Turki di Jerman daripada di Turki sendiri. Fakta ini serta perayaan di kota-kota Jerman setelah Erdogan menang mengundang kecaman.
Iklan
Hampir dua pertiga dari komunitas Turki di Jerman memberikan suara untuk Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu hari Minggu (24/06). Jauh lebih besar dari dukungan rata-rata yang diperoleh Erdogan di Turki, menurut hasil awal.
Para pendukung Erdogan yang melambai-lambaikan bendera Turki dan meneriakkan slogan-slogan dilaporkan turun ke jalan di beberapa kota Jerman. Mereka merayakan Erdogan yang mengklaim kemenangan dalam pemilihan pada Minggu malam.
Di Berlin, ratusan pendukung Erdogan berpesta di Breitscheidplatz, sementara iring-iringan mobil melaju di jalan Kurfürstendamm. Seruan "Recep Erdogan, pemimpin kami" dapat didengar, media setempat melaporkan.
Siapa Sekutu Rahasia Israel dari Dunia Muslim?
Usai menemui Yahya Cholil Staquf, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merayakan kedekatan negara-negara Arab dan Muslim dengan Israel. Klaimnya itu bukan pepesan kosong. Inilah negara muslim yang bekerjasama dengan Israel
Foto: Getty Images/AFP/D. Furst
Turki
Hubungan kedua negara banyak memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pembantaian demonstran Palestina di Jalur Gaza baru-baru ini. Namun begitu hubungan Turki dan Israel tidak akan terputus, klaim Kementerian Pariwisata dan Perdagangan di Ankara dan Tel Aviv. Belum lama ini PM Netanyahu juga memblokir pembahasan genosida Armenia di parlemen untuk menenangkan Turki.
Foto: picture-alliance/AA/M. Kula
Yordania
Sejak menyepakati damai 1995 silam, Yordania dan Israel memperdalam hubungan kedua negara, terutama di bidang keamanan dan ekonomi. Yordania misalnya sering mengirimkan tenaga kerja untuk sektor pariwisata di Israel, sebaliknya Israel menjual gas ke Yordania. Raja Abdullah bahkan menyebut Israel sebagai sekutu utama di Timur Tengah.
Foto: Reuters/Y. Allan
Mesir
Ketika Presiden Abdel Fattah al-Sisi bertemu dengan PM Netanyahu September 2017 silam, keduanya mengklaim hubungan antara Israel dan Mesir sedang mengalami masa keemasan. Tel Aviv bahkan mengizinkan militer Mesir memasuki wilayah jangkar keamanan di Semenanjung Sinai untuk menghalau ancaman ISIS. Selain itu kedua negara juga memiliki musuh yang sama, yakni Hamas di Jalur Gaza.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com
Palestina - Fatah
Musuh bukan tidak bisa berteman. Meski kerap bertempur dengan Hamas di Jalur Gaza, Israel membina hubungan dekat dengan Fatah di Tepi Barat Yordan. Fatah tidak hanya mengakui kedaulatan Israel, tapi juga banyak bergantung dari negeri Yahudi itu untuk stabilitas keamanan. Pada 2014 silam dinas rahasia Israel misalnya menggagalkan upaya pembunuhan oleh Hamas terhadap Presiden Mahmoud Abbas.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Reed
Arab Saudi
Dipersatukan oleh musuh bersama, yakni Iran, Arab Saudi dan Israel banyak mendekat dalam beberapa tahun terakhir, meski masih bersifat rahasia. Pada 2010 silam Direktur Dinas Rahasia Mossad, Meir Dagan, dikabarkan melawat ke Riyadh untuk membahas program nuklir Iran. Saat ini Israel banyak mengekspor teknologi pertahanan, keamanan siber dan pertanian buat negara-negara Teluk.
Foto: Reuters/A. Levy & A. Cohen
Uni Emirat Arab
Belum lama ini mingguan AS New Yorker mengungkap bagaimana Uni Emirat Arab dan Israel telah menegosiasikan normalisasi hubungan diplomatik sejak awal dekade 1990an. Sejak 2015 negeri Yahudi itu memiliki perwakilan tetap di Dubai. Serupa dengan Arab Saudi, kerjasama rahasia antara Israel dan Uni Emirat Arab lebih dititikberatkan untuk melawan Iran.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Widak
Azerbaidjan
Israel termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Azerbaidjan dari Uni Sovyet. Sebab itu pula kedua negara membina hubungan dekat sejak 1991. Saat ini Azerbaidjan merupakan sumber energi terbesar buat Israel, terutama sejak jalur pipa minyak antara Baku-Tbilisi-Ceyhan diresmikan 2006 silam. Sebaliknya pemerintahan Ilham Aliyev banyak bergantung pada Israel dalam teknologi pertahanan.
Anggota parlemen Jerman dan mantan ketua partai Hijau Cem Özdemir, yang berdarah Turki, mengeritik perayaan di jalanan Berlin.
"Para pendukung Erdogan di Jerman yang merayaka,n tidak hanya merayakan otokrat mereka, tetapi juga mengekspresikan penolakan mereka terhadap demokrasi liberal kita. Seperti AfD. Kita harus khawatir tentang ini," tulisnya di Twitter, merujuk pada partai ultra kanan Alternatif für Deutschland (AfD).
Di Dortmund, seorang jurnalis berbagi video pendukung Erdogan dengan bendera Turki sambil meneriakkan "Allahu Akbar” dan slogan-slogan menentang kelompok militan Kurdi, PKK.
Marco Bülow, anggota Bundestag dari Partai Sosialdemokrat SPD menulis di Twitter: "Maaf, tapi itu membuat saya 'sakit'."
Di barat kota Köln, banyak pendukung Erdogan yang berkonvoi di sepanjang Hohenzollernring melambai-lambaikan bendera Turki dan menembakkan kembang api.
Polisi menutup sementara jalan dan mencatat beberapa pelanggaran hukum, demikian laporan harian Kölner Stadt-Anzeiger.
Bagaimana Istanbul Menjadi Surga Kucing Liar
Kemesraan penduduk Istanbul pada kucing telah dikenal sejak jaman dulu. Mereka terbiasa merawat satwa liar itu bak binatang kesayangan sendiri. "Jika tidak ada kucing, Istanbul kehilangan jiwanya," tutur penduduk lokal.
Foto: Reuters/G. Tomasevic
Surga di Kota Dua Benua
Budaya mengadopsi hewan peliharaan belum banyak mengguggah penduduk Istanbul. Namun mereka mengasuh satwa liar di jalanan bak binatang kesayangan sendiri. Tidak heran jika kota di antara dua benua ini menjadi surga buat kucing liar tak bertuan.
Foto: Reuters/G. Tomasevic
Hiburan di Rumah Tuhan
Terutama kucing yang hidup di masjid-masjid kota menjadi atraksi wisata dan obyek foto pelancong asing. Mereka tidak hanya mendapat makanan dan air minum secara berkala, keberadaan kucing-kucing ini juga turut menghibur jemaah masjid yang datang dari berbagai sudut kota.
Foto: Reuters/G. Tomasevic
Sahabat Berkaki Empat
"Tanpa kucing, Istanbul akan kehilangan jiwanya." Begitulah kredo yang biasa diucapkan penduduk kota kepada wartawan yang bertanya ihwal kerumunan satwa berbulu tersebut. Tidak jarang pemilik toko atau penduduk di pusat kota mengenal nama setiap kucing yang hidup di sekitar dan bisa berkisah panjang lebar tentang kebiasaan masing-masing kucing, seakan sedang menggosipkan teman sendiri.
Foto: Reuters/G. Tomasevic
Pertolongan di Musim Dingin
Bukan pula hal aneh jika penduduk membeli rumah kucing agar jiran berbulu itu tidak kedinginan ketika cuaca membeku. "Jika sudah soal kucing, uang tidak lagi jadi masalah buat sebagian orang," tutur seorang pemilik toko hewan. Pada musim dingin, beberapa penduduk bahkan membiarkan kucing-kucing tersebut menginap di dalam rumah.
Foto: Reuters/G. Tomasevic
Pembeli Bukan Melulu Raja
Di kawasan Cihangir, di mana jalur pedestrian dipenuhi rumah-rumah kucing berukuran mini, bukan hal aneh jika kucing menempati kursi terakhir di bar atau kedai kopi dan membiarkan tamu menunggu sembari mengelus mereka. Seorang penghias rambut lokal bahkan mengakui, merawat satwa liar membantunya melalui masa sulit.
Foto: Reuters/G. Tomasevic
Cinta Berakar pada Agama
Kisah cinta penduduk Istanbul dengan kucing juga tumbuh berkat keistimewaan kucing di dalam Islam. Hampir semua penduduk mengenal kisah heroik kucing menyelamatkan Nabi Muhammad S.A.W dari gigitan ular berbisa di tengah sholat. Sejak zaman dulu kucing ditugaskan menjaga perpusatakaan dari tikus-tikus yang menggeorogoti buku. Kini mereka menjaga seisi kota dari tikus.
Foto: Reuters/G. Tomasevic
Jiwa Kota yang Tidak Pernah Menghilang
Maka di tengah tsunami perubahan yang sedang melanda Istanbul, mulai dari pembangunan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan, banjirnya pendatang dari luar kota atau gentrifikasi yang menyapu kawasan pemukiman, hanya satu hal yang tidak menghilang dari wajah kota, yakni kucing-kucing yang bersantai dan bercengkrama di setiap sudut jalan.
Foto: Reuters/G. Tomasevic
7 foto1 | 7
Erdogan lebih sukses di Jerman daripada di Turki
- Erdogan meraih 65,7 persen suara di Jerman dari 80 persen suara dihitung, dibandingkan dengan yang diproyeksikan 52,6 persen di Turki
- AKP mendapat 56,3 persen dukungan di antara komunitas Turki di Jerman, dibandingkan 42,5 persen di Turki
- Kandidat partai oposisi utama CHP, Muharrem Ince, menerima 22 persen suara di Jerman, dibandingkan dengan 31 persen di Turki
- Warga Turki Kurdi di Jerman juga tampaknya menggunakan hak pilih mereka. Kandidat Partai Demokrasi Rakyat-Kurdi Selahattin Demirtas mengumpulkan sekitar 9,5 persen suara di Jerman, dibandingkan 8,3 persen di Turki.
- Sekitar 475.000 warga Turki memberikan suara di Jerman, atau sekitar 43 persen dari mereka yang memenuhi syarat untuk memilih
- April 2017, lebih dari 63 persen pemilih dari Jerman mendukung referendum yang mengubah Turki dari sistem parlementer menjadi presidensial. Di Turki tingkat dukungan untuk perubahan adalah 51 persen
Turki: Antara Kudeta Gagal dan Aksi Dukung Erdogan
Setahun setelah percobaan kudeta yang gagal di Turki, Presiden Erdogan dan pendukungnya gelar rapat akbar di Ankara demonstrasikan persatuan. Tapi tidak semua warga Turki mendukung acara tersebut.
Foto: DW/D. Cupolo
Kudeta Gagal dan Demonstrasi Kekuasaan
Kudeta gagal di Turki tahun 2016 sebabkan 250 orang tewas. Acara peringatan setahun sukses tumpas kudeta di Ankara dan Istanbul jadi demonstrasi bagi haluan masa depan negara Turki. Para pendukung presiden Erdogan berkumpul mendengarkan pidato di depan gedung Parlemen.
Foto: DW/D. Cupolo
Berbeda Pandangan
Banyak warga yang terlibat langsung melawan kudeta, untuk mendukung pemerintah yang terpilih secara demokratis, juga hadir dalam rapat akbar itu. Tapi tidak semuanya mendukung demokrasi. Seperti grup "serigala abu-abu" nama julukan partai gerakan nasionlistis ini, demonstrasikan salam partai ekstrim kanan Turki.
Foto: DW/D. Cupolo
Rela Mati demi Erdogan
Sureyya Kalayci (ki) dan putranya Sohn Ahmet (ka), menjadi aktivis yang memblokir jalanan di Ankara untuk menghentikan upaya kudeta militer setahun lalu. Saat peringatan setahun suskes tumpas kudeta, Kalayci memakai baju yang ia tulisi sendiri nyatakan kesetiaan pada Erdogan. "Cukup telefon saya, dan perintakan saya untuk mati, sayapun siap mati"
Foto: DW/Diego Cupolo
Pengawas Demokrasi
Plakat di sebuah gedung di Ankara ini bertuliskan: Kami terus memonitor demokrasi". Inilah dukungan bagi "demokrasi" pasca percobaan kudeta setahun silam. Sebagian penduklung Erdogan meyakini, bahwa pendukung imam Fetullah Gülen masih ada di dalam institusi pemerintahan, dan terus menyiapkan kudeta berikutnya.
Foto: DW/D. Cupolo
Percaya Kekuatan Nasional
Seorang demonstran mengatakan tertembak kakinya saat usaha kudeta yang gagal, dan menggeletak setahun di rumah sakit. Kini dia hadir dalam rapat akbar di Ankara, dan menyatakan siap membela negara. Ia menyebutkan, pengkhianat berusaha mempengaruhi militer lakukan kudeta. Tapi efeknya negara kini semakin kuat.
Foto: DW/D. Cupolo
Dukung Aksi Pembersihan
Demonstran yang membawa anak ini memakai ikat kepala bertuliskan "syuhada tak pernah mati. Tanah air tidak bisa dibagi". Banyak demonstran mendukung aksi pembersihan terhadap kelomopk anti Erdogan. Sejauh ini lebih 150.000 pegawai negeri dipecat dan lebih 50.000 orang ditahan di penjara. Demonstran ini menyebutkan, warga yang tidak bersalah tidak perlu takut.
Foto: DW/D. Cupolo
Demo Tandingan Pengritik Status Quo
Para pengritik situasi darurat dan represi terhadap tersangka lawan politik pemerintah gelar demo tandingan. Peserta aksi menentang kewenangan besar bagi tentara untuk melakukan tindakan apapun. Jika ada referendum, para penentang status quo akan memilih menolak dituasi darurat.
Foto: DW/D. Cupolo
Banyak Hak Sipil Dilenyapkan
Aktivis hak asasi manusia Seyma Urper menegaskan, banyak yang tidak ingin mendukung rapat akgar pendukung Erdogan. Pasca usaha kudeta, banyak pegawai negeri dipecat, dan walikota di Sirnak diganti oleh politisi pro AKP. Rakyat kehilangan banyak hak sipil. Banyak yang makin sulit menjalankan profesinya.
Foto: DW/D. Cupolo
Rindukan Kejayaan Usmaniyah
Dampak dari represi, menyebabkan Erdogan dipandang banyak pendukungnya sebagai penguasa tunggal di Turki. Ia dianggap sebagai tokoh yang bisa mengembalikan kejayaan Turki seperti di masa kekaisaran Usmaniyah yang runtuh 100 tahun lalu. Hal ini terlihat dari banner yang dibawa dengan tulisan :"Kami cucu Usmaniyah. Recep Tayyip Erdogan."
Foto: DW/D. Cupolo
Semua Mengharap Erdogan Terpilih Kembali?
Demostran pendukung Erdogan mengusung bendera bertuliskan. "Tetap kuat, rakyat mendukungmu". Tapi banyak yang diam-diam mengharapkan hal sebaliknya. Seorang sopir taksi mengatakan, jika Erdogan terpilih kembali 2019, Turki akan jadi ngara Syariah. Bagi pria ini bukan masalah, tapi bagi perempuan akan jadi masalah berat. Penulis:Diego Cupolo (as/ap)