Warga Zhengzhou Bersih-bersih Usai Diterjang Banjir Besar
23 Juli 2021
Warga di kota Zhengzhou, Cina yang dilanda badai, membersihkan puing-puing dan lumpur dari banjir bandang yang menewaskan lebih dari 30 orang di provinsi Henan. Tim penyelamat masih mencari orang-orang yang hilang.
Iklan
Penduduk Zhengzhou di Cina pada hari Kamis (22/07) mulai membersihkan sisa-sisa banjir yang menewaskan sedikitnya 33 orang di wilayah itu. Mereka mengangkut mobil dan puing-puing bangunan yang rusak akibat terjangan banjir.
Hujan deras yang tiba-tiba membanjiri sistem drainase kota, dengan cepat merendam jalan-jalan, terowongan, dan sistem kereta bawah tanah.
Pertanyaan muncul di media sosial tentang kesiapan pihak berwenang dalam menghadapi bencana semacam itu. Warganet pun mengeluhkan kegagalan otoritas setempat untuk menutup sistem kereta bawah tanah kota.
Sebanyak 12 orang meninggal dunia karena terendam banjir di sistem kereta bawah tanah kota. Ini merupakan insiden terburuk yang terjadi di kota Zhengzhou.
"Mengapa ketinggian air di jalan hampir setinggi pinggang, tapi kereta bawah tanah masih mengizinkan penumpang masuk?" tanya salah satu pengguna Weibo, aplikasi serupa Twitter di Cina.
Kementerian transportasi mengeluarkan pernyataan yang memerintahkan operator kereta api untuk "mengambil pelajaran dari insiden baru-baru ini." Ini memperingatkan mereka untuk segera menutup stasiun ketika menghadapi cuaca buruk.
Pasokan penting terputus
Dilaporkan kondisi kota Zhengzou sudah lebih kering dari sebelumnya, meski air masih terlihat menggenangi sebagian besar kota berpenduduk 12 juta jiwa tersebut.
Iklan
Tampak mobil-mobil dibiarkan menumpuk tinggi setelah terseret air dan truk-truk pemompa air berusaha membuang air yang merendam terowongan bawah tanah. Warga pun bersiap menghadapi kemungkinan banjir susulan di mana ahli meteorologi mengeluarkan peringatan "merah" hujan.
Di tengah langkanya makanan dan terputusnya aliran air, listrik, dan gas, warga mengantre untuk mendapatkan air bersih darurat dan mi instan.
Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa delapan orang masih hilang.
Peringatan akan tanah longsor dan banjir juga dikeluarkan untuk daerah sekitarnya.
Kota Anyang, di utara Zhengzhou, mengeluarkan peringatan merah pada hari Kamis (22/07) untuk hujan lebat. Otoritas setempat memerintahkan sekolah untuk tutup dan mengimbau para pekerja untuk tetap tinggal di rumah.
Pertumbuhan penduduk yang cepat dan perubahan iklim
Perubahan iklim diperkirakan akan membuat peristiwa cuaca ekstrem lebih sering terjadi.
Provinsi Henan sendiri dilintasi sungai, bendungan, dan waduk yang dirancang untuk mengelola aliran air dan membantu irigasi. Namun, dengan pertumbuhan kota yang cepat, telah terjadi peningkatan tekanan pada drainase di lebih banyak wilayah perkotaan.
Lebih dari tiga juta penduduk di Henan terkena dampak dari bencana banjir ini. Kerugian akibat banjir diperkirakann mencapai US$189 juta atau setara Rp3,2 triliun.
Daftar Kota Dunia yang Diprediksi Tenggelam Pada 2050
Beberapa kota pesisir terbesar di dunia dapat terendam pada tahun 2050 sebagai akibat perubahan iklim. Siklus hujan ekstrem yang dulunya sekali dalam satu abad, kelak jadi peristiwa tahunan di berbagai kota
Foto: UN Photo/Mark Garten
Hanoi, Vietnam
Lebih dari 31 juta orang, hampir seperempat dari total populasi Vietnam, diperkirakan akan menghadapi ancaman banjir rob setidaknya sekali dalam setahun hingga 2050, demikian menurut studi yang dirilis lembaga penelitian AS, Climate Central. Skenario teranyar menyebut banjir rob tahunan akan memengaruhi daerah padat penduduk di Delta Mekong dan pantai utara di sekitar ibu kota Vietnam, Hanoi.
Foto: picture-alliance/DUMONT Bildarchiv
Shanghai, Cina
Kawasan yang saat ini menampung 93 juta penduduk di Cina daratan kemungkinan akan tenggelam permanen pada tahun 2050 akibat banjir rob, demikian hasil penelitian Climate Central. Shanghai, yang merupakan kota terpadat di Cina, diperkirakan akan menjadi kota yang paling rentan terdampak banjir rob karena tidak punya sistem pertahanan pantai.
Foto: Reuters/A. Song
Kolkata, India
Di India, kenaikan permukaan laut diperkirakan membuat kawasan yang saat ini dihuni sekitar 36 juta orang itu rentan terkena banjir tahunan pada 2050. Benggala Barat dan Odisha dianggap sangat berisiko, seperti kota Kolkata di bagian timur. Menurut Climate Central, tidak adanya pertahanan pantai seperti tanggul, membuat ketinggian suatu tempat jadi penentu sejauh mana banjir akan merendam daratan.
Lebih dari 10% warga di Thailand saat ini tinggal di daratan yang dapat terendam banjir pada tahun 2050. Letak ibu kota politik dan komersial itu hanya 1,5 meter di atas permukaan laut sehingga berisiko tergenang. Pemetaan yang dilakukan Earth.Org, organisasi nonprofit yang berbasis di Hong Kong, menunjukkan 94% warga Thailand akan mengungsi karena banjir pada tahun 2100.
Foto: AP
Basra, Irak
Menurut model yang dibuat Climate Central, Basra juga sangat rentan terkena dampak banjir rob. Sebagian besar dari kota terbesar kedua di Irak tersebut dapat tenggelam pada tahun 2050. Para ahli memperkirakan dampaknya jauh melampaui perbatasan Irak, karena migrasi yang disebabkan oleh naiknya air laut dapat memicu atau memperparah konflik regional dan politik.
Foto: Hussein Faleh/AFP/Getty Images
Alexandria, Mesir
Banjir juga dapat menyebabkan warisan budaya menghilang di masa depan. Alexandria didirikan oleh Alexander Agung lebih dari 2.000 tahun yang lalu, dan sebagian besar dari kota berpenduduk 5 juta di Mediterania itu terletak di dataran rendah. Pemetaan yang dilakukan Earth.Org memperlihatkan bahwa tanpa pengendalian banjir atau program relokasi, sebagian besar kota dapat terendam pada tahun 2100.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Toedt
Jakarta, Indonesia
Meski tidak secara khusus tercantum dalam laporan Climate Central, Jakarta juga tak luput dari ancaman banjir kronis. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) potensi banjir meningkat di DKI Jakarta karena terjadi penurunan tanah di 40% wilayah ibu kota. Jakarta tenggelam rata-rata 1-15 cm per tahun dan hampir separuh kota sudah berada di bawah permukaan laut. (Ed.: bn/ts/rzn)