Wartawan Hilang, Tekanan Terhadap Arab Saudi Meningkat
15 Oktober 2018
Jerman, Perancis dan Inggris dalam pernyataan bersama mendesak penyelidikan atas nasib wartawan Jamal Khashoggi, yang dinyatakan "hilang" setelah mendatangi konsulat Arab Saudi di Turki.
Iklan
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan hari Minggu (14/10), Perancis, Jerman, dan Inggris mengatakan bahwa hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi yang tinggal di AS harus diselidiki sampai tuntas. Khashoggi yang sering menulis artikel kritis tentang Arab Saudi di Washington Post awal bulan ini mendatangi konsulat Arab Saudi di Istanbul (foto artikel) untuk suatu urusan administrasi dan sejak itu dinyatakan hilang.
Para pejabat Turki menduga Jamal Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat dan jenazah "disingkirkan". Arab Saudi menolak tuduhan itu. Nasib Khashoggi memicu kecaman internasional kepada Arab Saudi dan menuntut penjelasan segera.
"Perlu ada penyelidikan yang dapat dipercaya untuk menetapkan kebenaran tentang apa yang terjadi, dan - jika relevan - untuk mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas hilangnya Jamal Khashoggi, dan memastikan bahwa mereka bertanggung jawab," kata Jerman, Perancis dan Inggris dalam pernyataannya.
Presiden AS Donald Trump ancam sanksi
Perwakilan Arab Saudi sebelumnya menyatakan akan melibatkan aparat Turki dalam melakukan investigasi mengenai nasib wartawan yang memegang kewarganegaraan Arab Saudi itu. Namun hari Sabtu lalu, Turki menyatakan otoritas Arab Saudi tidak mengizinkan para penyidiknya masuk ke dalam gedung konsulat di Istanbul.
Pernyataan bersama tiga negara terbesar di Eropa itu mengikuti peringatan dari Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mengatakan bahwa dugaan kejahatan terhadap Jamal Khashoggi adalah "sesuatu yang sangat mengerikan dan menjijikkan."
"Kami akan menguak sampai ke dasarnya dan akan ada hukuman berat," kata Trumo kepada stasiun siaran CBS News. Namun Trump juga menekankan, tidak akan membatalkan penjualan senjata ke Arab Saudi. Penjualan senjata itu adalah "pesanan luar biasa untuk perusahaan kami," dan jika Saudi tidak membeli persenjataan mereka dari AS, mereka akan mendapatkannya dari orang lain, kata Trump.
What happened to Khashoggi?
01:34
Arab Saudi peringatkan akan lakukan langkah balasan
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita pemerintah "Saudi Press Agency", pihak kerajaan memperingatkan bahwa jika mereka "menerima tindakan (sanksi) apa pun, kerajaan akan merespon dengan tindakan yang lebih besar, dan bahwa ekonomi kerajaan memiliki pengaruh dan peran penting dalam perekonomian global."
"Kerajaan menegaskan penolakan total terhadap segala ancaman dan upaya untuk melemahkannya, apakah dengan mengancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi, menggunakan tekanan politik atau mengulangi tuduhan palsu," kata pernyataan itu.
Sementara itu, Raja Arab Saudi Salman berbicara melalui telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan tentang kasus Khashoggi. Turki mengatakan Erdoğan "menekankan pentingnya membentuk kelompok kerja gabungan untuk menyelidiki kasus itu." Sementara Arab Saudi mengatakan Raja Salman berterima kasih kepada Erdoğan dan "menyambut proposal" untuk membentuk kelompok kerja.
Raja Salman juga mengatakan, Turki dan Arab Saudi menikmati hubungan dekat dan "tidak ada yang akan merusak kekuatan hubungan ini." Meskipun Turki dan Arab Saudi berbeda dalam masalah politik, investasi Arab Saudi merupakan jalur penting bagi Turki di tengah kesulitannya dengan mata uang Lira.
Jamal Khashoggi sering menulis ulasan-ulasan kritis tentang negaranya, antara lain mengkritik perang di Yaman, perselisihan diplomatik baru-baru ini dengan Kanada dan penangkapan aktivis perempuan di Arab Saudi.
Menengok Hak Perempuan di Arab Saudi
Arab Saudi sudah mengumumkan akan mengizinkan perempuan untuk memiliki surat izin mengemudi tanpa harus ada izin dari "penjaga legal". Untuk itu perjuangannya panjang.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Ammar
1955: Sekolah pertama buat anak perempuan, 1970: Universitas pertama
Dulu, anak perempuan Arab Saudi tidak bisa bersekolah seperti murid-murid sekolah di Riyadh. Penerimaan murid di sekolah pertama untuk perempuan, Dar Al Hanan, baru dimulai 1955. Sementara Riyadh College of Education, yang jadi institusi pendidikan tinggi untuk perempuan, baru dibuka 1970.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2001: Kartu identitas untuk perempuan
Baru di awal abad ke-21, perempuan bisa mendapat kartu identitas. Padahal kartu itu adalah satu-satunya cara untuk membuktikan siapa mereka, misalnya dalam cekcok soal warisan atau masalah properti. Kartu identitas hanya dikeluarkan dengan dengan izin dan diberikan kepada muhrim. Baru tahun 2006 perempuan bisa mendapatkannya tanpa izin muhrim. 2013 semua perempuan harus punya kartu identitas.
Foto: Getty Images/J. Pix
2005: Kawin paksa dilarang - di atas kertas
Walaupun 2005 sudah dilarang, kontrak pernikahan tetap disetujui antara calon suami dan ayah pengantin perempuan, bukan oleh perempuan itu sendiri.
Foto: Getty Images/A.Hilabi
2009: Menteri perempuan pertama
Tahun 2009, King Abdullah menunjuk menteri perempuan pertama. Noura al-Fayez jadi wakil menteri pendidikan untuk masalah perempuan.
Foto: Foreign and Commonwealth Office
2012: Atlit Olimpiade perempuan pertama
2012 pemerintah Arab Saudi untuk pertama kalinya setuju untuk mengizinkan atlit perempuan berkompetisi dalam Olimpiade dengan ikut tim nasional. Salah satunya Sarah Attar, yang ikut nomor lari 800 meter di London dengan mengenakan jilbab. Sebelum Olimpiade dimulai ada spekulasi bahwa tim Arab Saudi mungkin akan dilarang ikut, jika mendiskriminasi perempuan dari keikutsertaan dalam Olimpiade.
Foto: picture alliance/dpa/J.-G.Mabanglo
2013: Perempuan diizinkan naik sepeda dan sepeda motor
Inilah saatnya perempuan untuk pertama kalinya diizinkan naik sepeda dan sepeda motor. Tapi hanya di area rekreasi, dan dengan mengenakan nikab dan dengan kehadiran muhrim.
Foto: Getty Images/AFP
2013: Perempuan pertama dalam Shura
Februari 2013, King Abdullah untuk pertama kalinya mengambil sumpah perempuan untuk jadi anggota Syura, atau dewan konsultatif Arab Saudi. Ketika itu 30 perempuan diambil sumpahnya. Ini membuka jalan bagi perempuan untuk mendapat posisi lebih tinggi di pemerintahan.
Foto: REUTERS/Saudi TV/Handout
2015: Perempuan memberikan suara dalam pemilu dan mencalonkan diri
Dalam pemilihan tingkat daerah di tahun 2015, perempuan bisa memberikan suara, dan mencalonkan diri untuk dipilih. Sebagai perbandingan: Selandia Baru adalah negara pertama, di mana perempuan bisa dipilih. Jerman melakukannya tahun 1919. Dalam pemilu 2015 di Arab Saudi, 20 perempuan terpilih untuk berbagai posisi di pemerintahan daerah, di negara yang monarki absolut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Batrawy
2017: Perempuan pimpin bursa efek Arab Saudi
Februari 2017, untuk pertama kalinya bursa efek Arab Saudi mengangkat kepala perempuan dalam sejarahnya. Namanya Sarah Al Suhaimi.
Foto: pictur- alliance/abaca/Balkis Press
2018: Perempuan akan diijinkan mengemudi mobil
September 26, 2017, Arab Saudi mengumumkan bahwa perempuan akan segera diizinkan untuk mengemudi mobil. Mulai Juni 2018, perempuan tidak akan perlu lagi izin dari muhrim untuk mendapat surat izin mengemudi. Dan muhrim juga tidak harus ada di mobil jika mereka mengemudi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali
2018: Perempuan akan diijikan masuk stadion olah raga
29 Oktober 2017, Badan Olah Raga mengumumkan perempuan akan boleh menonton di stadion olah raga. Tiga stadion yang selama ini hanya untuk pria, juga akan terbuka untuk perempuan mulai 2018.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2019: Perempuan Saudi akan mendapat notifikasi melalui pesan singkat jika mereka diceraikan
Hukum baru dirancang untuk lindungi perempuan saat pernikahan berakhir tanpa sepengetahuan mereka. Perempuan dapat cek status pernikahannya online atau dapat fotokopi surat tanda cerai dari pengadilan. Hukum ini tak sepenuhnya lindungi perempuan karena cerai hanya dapat diajukan dalam kasus terbatas dengan persetujuan suami atau jika suami lakukan tindak kekerasan. (Penulis: Carla Bleiker, ml/hp)