Siklon tropis Surigae diperkirakan akan bergerak dengan kekuatan 95 knots atau 185 kilometer per jam. BMKG memprediksi dampaknya berupa potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang.
Iklan
Siklon tropis Surigae, yang saat ini sedang terjadi di perairan Samudra Pasifik sebelah utara Papua Barat, diperkirakan mengalami kenaikan intensitas dalam 24 jam ke depan dan terus bergerak mengarah ke barat laut. Sembilan provinsi diminta meningkatkan kesiapsiagaan.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), siklon tropis Surigae cenderung bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Namun keberadaannya tetap memberikan dampak tidak langsung bagi sejumlah provinsi di Tanah Air.
"Menurut prediksi BMKG hingga Sabtu (17/04) pukul 19.00 WIB, posisi siklon tropis tersebut masih akan berada di perairan Samudra Pasifik dan diperkirakan bergerak menuju sebelah utara Maluku Utara, atau pada 11,7 LU dan 129,7 BT, atau sekitar 1.040 kilometer sebelah utara timur laut Tahuna," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dalam keterangannya, Sabtu (17/04/2021).
Seberapa Siapkah Anda Hadapi Banjir?
BMKG memperkirakan bahwa wilayah Jabodetabek dan sekitarnya akan mengalami hujan lebat dan berpotensi banjir pada 12-18 Januari 2020. Simak persiapan apa saja yang bisa dilakukan untuk hadapi banjir.
Foto: imago images/Pacific Press Agency
Catat dan simpan nomor telepon penting
Untuk mempermudah penyebaran informasi evakuasi dan bantuan, Anda disarankan menyimpan beberapa nomor telepon penting di ponsel, antara lain yaitu Basarnas (115), BPBD DKI Jakarta (112), Pemadam Kebakaran (113), PLN (123) dan Posko bencana alam (129). Sementara untuk bantuan khusus banjir nomor telepon penting yang bisa dihubungi yaitu: 021-3459444 dan SMS Center: 085880001949
Foto: Fotolia/brat82
Siapkan 'Tas Siaga Bencana'
Selain sebagai persiapan untuk bertahan hidup ketika bantuan belum datang, Tas Siaga Bencana (TSB) juga bertujuan memudahkan evakuasi menuju tempat aman. TSB bisa diisi dengan beberapa kebutuhan dasar seperti pakaian untuk 3 hari, makanan ringan tahan lama, air minum, obat-obatan pribadi, ponsel, charger, powerbank, alat bantu penerangan, uang tunai, masker, peluit dan surat-surat penting.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/M. Vahlsing
Amankan dokumen penting dan barang berharga
Anda disarankan untuk menyatukan seluruh dokumen penting seperti ijazah, akta kelahiran, surat tanah, sertifikat rumah, kartu keluarga dan paspor. Anda dapat menyatukannya di dalam satu tempat khusus (misalnya koper), lalu dapat dibungkus dengan plastik agar lebih aman saat terkena air. Sama seperti dokumen, barang berharga seperti perhiasan juga dapat disimpan sedemikian rupa.
Foto: AP
Miliki rencana darurat keluarga
Rencana ini mencakup analisis ancaman di sekitar, identifikasi titik kumpul, identifikasi lokasi untuk mematikan air, gas dan listrik serta identifikasi anggota keluarga yang rentan (anak-anak, lanjut usia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas).
Foto: AP
Bentuk komunitas tangguh bencana
Komunitas tangguh bencana terdiri dari beberapa warga, misalnya Karang Taruna yang akan melakukan kerja bakti, menentukan jalur evakuasi, tempat pengungsian, serta siskamling. Warga dapat berkoordinasi dengan pengurus RT/RW setempat untuk melakukan pelatihan kebencanaan bekerja sama dengan instansi resmi seperti BNPB.
Foto: picture-alliance/Xinhua/Kristian
Segera lapor ke instansi terkait!
Apabila terjadi kerusakan seperti tanggul bocor atau korsleting listrik, masyarakat disarankan untuk segera melapor ke kelurahan/kecamatan/BPBD guna mendapat bantuan lebih lanjut.
Foto: Getty Images/AFP
Pantau terus prakiraan cuaca!
Anda disarankan untuk selalu memantau prakiraan cuaca setiap harinya. Ketika hujan lebat atau badai diperkirakan akan terjadi, Anda dapat menyimak informasi terkait risiko banjir dari berbagai media, seperti radio, televisi, media online, maupun sumber lain yang resmi. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)
Foto: picture-alliance/AP/D. Alangkara
7 foto1 | 7
Adapun siklon tropis Surigae ini diperkirakan akan bergerak dengan kecepatan 10 knot atau 19 kilometer per jam dengan kekuatan 95 knots atau 185 kilometer per jam dengan tekanan 935 hPa.
Waspada di 9 propinsi
Dia mengatakan akibat adanya pergerakan dan fenomena siklon tropis tersebut, BMKG memprediksi dampaknya dapat berupa potensi hujan lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di sembilan wilayah.
Berikut sembilan provinsi diminta siaga: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Kemudian, gelombang air laut setinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung-Likupang, Laut Maluku, perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Halmahera, dan perairan Biak hingga Jayapura.
Selanjutnya, gelombang air laut dengan ketinggian rata-rata 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Talaud dan perairan utara Halmahera.
Adapun gelombang air laut setinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat.
Iklan
Potensi angin kencang, hujan lebat, longsor
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerangkan, saat ini bibit siklon tropis di utara Papua telah berkembang menjadi siklon Surigae. Siklon ini bergerak ke arah barat laut mendekati wilayah Filipina.
Negara Paling Rentan Dilanda Cuaca Ekstrem
Lebih dari setengah juta orang meninggal dunia akibat 15.000 bencana cuaca yang melanda Bumi dalam dua dekade terakhir. Berikut adalah daftar muram negara yang paling rentan terkena dampak cuaca buruk di dunia.
Foto: AP
1. Honduras
Sebanyak 61 fenomena cuaca eskrem melanda Honduras antara 1996-2015. Termasuk yang paling parah adalah Hurikan Mitch tahun 1998 yang menelan korban hingga 7.000 orang dan menciptakan kerugian senilai 3,4 milyar Dollar AS. Honduras langganan bertengger di urutan teratas Indeks Risiko Iklim Global sejak hampir tiga dekade terakhir.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb/D. Bartletti
2. Myanmar
Dari 41 bencana cuaca yang dialami Myanmar selama dua dekade terakhir, Siklon Nargis yang 2008 silam menewaskan 140.000 orang dan membuat 2,4 juta penduduk kehilangan rumah adalah yang paling parah. Rata-rata jumlah korban jiwa akibat cuaca ekstrem di Myanmar antara 1995-2016 mencapai 7145 orang per tahun. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi di dunia.
Foto: Getty Images/AFP/Ye Aung Thu
3. Haiti
Serupa dua negara teratas, Haiti juga langganan bertengger di urutan tiga besar daftar muram ini. Tahun 2008 menandakan tahun bencana cuaca paling buruk di negara miskin tersebut. Empat hurikan sekaligus, Fay, Gustav, Hanna, dan Ike, merenggut ribuan nyawa, memusnahkan 80% hasil panen dan menciptakan kerugian sebesar 5% dari total Produk Domestik Bruto senilai 17 milyar Dollar AS.
Foto: A.Shelley/Getty Images
4. Nicaragua
Serupa Honduras, Nicaragua mencatat bencana cuaca paling buruk saat badai Mitch mengamuk 1998 silam. Hasilnya 3.800 orang tewas dan negara mencatat kerugian senilai satu milyar Dollar AS. Dalam dua dekade terakhir negeri di tepi Karibik ini mengalami setidaknya 44 bencana akibat cuaca buruk.
Foto: picture alliance/AP Photo
5. Filipina
Tidak heran jika Filipina sering dijuluki negeri seribu topan dan badai. Pasalnya jiran Indonesia itu dilanda 283 bencana cuaca dalam dua dekade terakhir. Yang terparah adalah Badai Haiyan (2013) yang menewaskan lebih dari 10.000 penduduk dan menciptakan kerugian senilai hampir 3 milyar Dollar AS. Haiyan adalah salah satu topan super terkuat yang pernah dicatat dalam sejarah.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Malasig
6. Bangladesh
Negeri di tepi Teluk Bengal ini rajin disambangi musibah banjir. Rata-rata setiap tahun 5.000 orang meninggal dunia sebagai dampaknya. Banjir terburuk dalam sejarah Bangladesh terjadi 1998 silam. Ribuan orang tewas dan hampir 75% wilayah negeri terendam air. Diperkirakan 30 juta penduduk kehilangan tempat tinggal.
Foto: Imago
7. Pakistan
Sebanyak 133 bencana cuaca melanda Pakistan antara 1996-2015. Catatan paling buruk ditoreh oleh bencana banjir 2010 yang menelan sekitar 2.000 korban jiwa dan melenyapkan rumah milik lebih dari 20 juta penduduk. Pakistan rajin dilanda banjir lantaran curah hujan yang tidak jarang mencetak rekor tertinggi.
Foto: S. Berehulak/Getty Images
8. Vietnam
Tidak berbeda dengan Filipina, Vietnam rajin disambangi badai dan topan. Dalam dua dekade terakhir Global Climate Risk Index mencatat setidaknya 206 fenomena cuaca ekstrem melanda negeri jiran itu. Setiap tahun pemerintah di Hanoi merugi lebih dari dua milyar Dollar AS akibat cuaca buruk
Foto: Reuters
9. Guatemala
Negeri kecil di Amerika Tengah ini sering dilanda bencana banjir atau badai. Sementara fenomena El-Nino yang mengganas tahun lalu menyebabkan bencana kekeringan yang menghanguskan cadangan pangan milik 3,4 juta penduduk. Sebanyak 74 fenomena cuaca ekstrem dialami Guatemala dalam dua dekade terakhir.
Foto: ddp images/AP Photo/Rodrigo Abd
10. Thailand
Banjir 2011 di Thailand menenggelamkan 20.000 kilometer persegi sawah dan perkebunan, serta melenyapkan rumah milik 13,6 juta penduduk. Sebanyak 65 dari 77 provinsi terendam banjir. Pemerintah mengalami kerugian 46 milyar Dollar AS. Dalam dua dekade terakhir, Thailand mengalami 135 bencana cuaca ekstrim yang telah menelan belasan ribu korban jiwa.
Foto: AP
10 foto1 | 10
Apa itu siklon Surigae? Penamaan siklon tersebut dilakukan oleh Japan Meteorogical Agency (JMA). Sebelumnya, bibit siklon ini bernama 94W.
"Akibatnya, saat ini terjadi peningkatan kecepatan angin rata-rata di wilayah utara Sulawesi dan sekitarnya berkisar 8-20 knot," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dalam keterangannya, Rabu (14/04/2021).
Masyarakat diimbau untuk waspada dan berhati-hati terhadap potensi angin kencang, hujan lebat, dan dampak lanjutannya. Dampak hujan lebat itu bisa menjadi banjir bandang hingga tanah longsor.
Puncaknya disebutkan terjadi pada 18 April 2021. Termasuk intensitas hujan yang berpotensi hujan lebat dalam sepekan ke depan. Hal itu merupakan dampak tidak langsung wilayah yang dekat dengan posisi siklon tropis.