Tahukah Anda bahwa stres bisa merusak penglihatan? Dan bahwa kolesterol yang baik, ternyata tidak sebaik dugaan orang?
Iklan
Mata manusia harus melakukan banyak pekerjaan setiap hari, dan menanggung beban. Antara lain layar komputer, cahaya fluoresens yang "menyolok", atau juga kotoran dan serbuk sari yang tersebar di udara. Tapi bukan hanya pengaruh luar yang bisa merusak mata, melainkan juga pengaruh dari dalam tubuh.
Sebuah studi dari universitas Magdeburg mengungkap, stres mental bisa mengakibatkan hilangnya penglihatan. Ketegangan mental yang terus terjadi meningkatkan hormon stres kortisol.
Itu berdampak pada sistem syaraf manusia, yang juga mencakup otak dan mata. Ini bisa menyebabkan penyakit mata berat, seperti glaucoma, degenerasi otot mata yang terkait usia, dan optic neuropathy (kerusakan syaraf penglihatan), demikian peneliti.
12 Cara Memerangi Stres
Stres bisa jadi masalah yang serius jika sering terjadi dan dibiarkan. Padahal tidak sulit untuk mengurangi stres, dan caranya macam-macam.
Foto: Fotolia/Janina Dierks
Berolahraga
Menurut penelitian, stres yang tidak kunjung henti menyebabkan gangguan sel saraf. Sebaliknya, olahraga menyokong kesehatan sel saraf dan seluruh tubuh. Selain itu, olahraga mendukung agar orang bisa tidur lebih baik. Sedangkan stres biasanya menyebabkan gangguan tidur.
Foto: Fotolia/Kzenon
Relaksasi
Relaksasi dalam bentuk apapun, termasuk yoga, berjalan-jalan atau meditasi bisa turunkan tekanan darah dan melonggarkan otot yang tegang. Tahun 2008 Marc Berman, John Jonides dan Stephen Kaplan dari Universitas Michigan meneliti perbedaan efek berjalan-jalan di taman dan di kota. Hasilnya: setelah berjalan-jalan di taman, orang lebih mampu berkonsentrasi dan berikan perhatian.
Foto: Fotolia/Eisenhans
Bersosialisasi
Memelihara hubungan sosial, baik dengan teman, keluarga, atau bahkan hewan peliharaan, bisa mendorong rasa percaya pada orang lain, perasaan santai dan memberi dukungan bagi rasa percaya diri. Memiliki hubungan sosial yang baik kerap dianggap sangat penting bagi kesehatan mental dan fisik.
Foto: Fotolia/Robert Kneschke
Tertawa dan Menikmati Humor
Tertawa sudah lama dianggap jadi cara tangguh memerangi stres. Dan peneliti mengungkap, tertawa memang bisa membantu. Misalnya studi yang dilakukan 2002 oleh Mary Bennett dan rekan-rekannya. Menurut hasil studi yang dilakukan pada orang dewasa, menonton film yang lucu mengurangi stres, dibanding dengan film tentang tujuan wisata.
Foto: imago/CHROMORANGE
Berpikir Positif
Tahun 2010 Jeremy Jamieson dan rekan-rekannya di Harvard University melatih sekelompok mahasiswa untuk percaya, bahwa gelisah karena menghadapi ujian bisa memperbaiki hasil ujian. Dengan kata lain, mahasiswa dilatih untuk berpikir positif. Hasilnya: mereka tidak terlalu stres dan nilai ujian lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak dilatih.
Foto: Fotolia/vgstudio
Makanan Yang Sehat
Di pagi hari, walaupun sudah terlambat, sebaiknya tetap sediakan waktu untuk sarapan yang baik. Menurut hasil studi Universitas Erlangen-Nürnberg, sarapan yang kaya protein menurunkan kadar kortisol pada darah dan menjaga keseimbangan gula darah. Telur baik untuk melawan stres. Sedangkan kopi yang terlalu banyak bisa menambah stres.
Foto: picture-alliance/dpa
Menikmati Kehijauan
Sebuah studi Universitas Essex tunjukkan, melewatkan waktu di kawasan hijau seperti taman atau hutan juga menurunkan kadar kortisol dan tekanan darah. Ini juga tren terbaru dari Jepang, dan disebut "Shinrin-yoku.“ Di Jepang dokter bahkan mengharuskan pasiennya berjalan-jalan di hutan, jika mereka menderita stres terlalu berat.
Foto: picture-alliance/ZB
Tinggalkan Kebiasaan Buruk
Konsumsi alkohol, rokok dan kofein yang terlalu banyak bisa meningkatkan tekanan darah. Untuk mengurangi stres, orang kerap dianjurkan untuk berhenti merokok sepenuhnya. Jika sering mengkonsumsi alkohol, sebaiknya mengurangi jumlahnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Memberi Bantuan
Sumbangkan waktu untuk menolong orang lain, misalnya teman yang baru pindah rumah. Membantu orang lain, dalam bentuk apapun, bisa mengurangi stres.
Foto: auremar - Fotolia.com
Jangan Khawatir
Dunia tidak akan berhenti berputar, jika dapur tidak dibersihkan, atau pekerjaan lain tidak terselesaikan. Nantinya itu semua harus diselesaikan, tetapi mungkin tidak harus saat ini juga.
Foto: unitypix - Fotolia
Atur Waktu dengan Baik
Buatlah daftar tugas untuk membantu agar lebih terfokus pada hal yang paling penting untuk dilakukan. Lakukan tugas-tugas penting satu persatu. Misalnya, mulailah dengan mengatur satu bagian saja dalam hidup sehari-hari. Pertama-tama lemari, berikutnya meja kerja, kemudian dapur dan seterusnya.
Foto: Picture-Factory/Fotolia
Tidur Yang Cukup
Jika bisa tidur dengan baik, stres tidak terlalu mengganggu. Untuk bisa tidur dengan baik, semua alat elektronik harus dimatikan demikian halnya sumber cahaya di kamar tidur. Orang yang sering terganggu tidurnya, sebaiknya mulai sore hari menghindari minuman mengandung kofein. Keterkaitan antara stres dan kurang tidur sudah dibuktikan dalam sebuah studi dari Pennsylvania State University College.
Foto: Fotolia/Janina Dierks
12 foto1 | 12
Peneliti menekankan, sangat penting untuk menyadari, bahwa stres tidak hanya merupakan akibat hilangnya penglihatan, melainkan juga jadi "biang keroknya". Ini harus ditanggapi dengan serius.
Jadi orang sebaiknya memperhatikan kesehatan tubuh, memberikan istirahat kepada mata, dan berusaha rileks setelah pekerjaan selesai. Melatih diri untuk berkonsentrasi pada situasi yang ada di depan mata, misalnya lewat yoga atau meditasi, bisa membantu setelah bekerja seharian.
Kolesterol baik HDL yang merugikan tubuh
Kolesterol biasanya dikategorikan dalam kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Jika orang berbicara tentang kolesterol, biasanya yang dimaksud adalah LDL. Kolesterol jahat ini bisa menyebabkan arteriosklerosis dan meningkatkan risiko kardiovaskuler, misalnya serangan jantung dan stroke.
Kolesterol HDL sejak dulu jadi bagian penting membran sel dan proses-proses dalam sel. Tetapi baru-baru ini peneliti di Jepang mengungkap bahwa itupun bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, walaupun hanya jika jumlahnya sangat tinggi.
Jauhi Stroke Lewat Pola Makan
Selain menghindari stres, penting untuk mendisplinkan diri dalam pola makan. Perbanyak buah dan sayur. Konsumsi makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah dan menjauhkan stroke.
Foto: Imago/Science Photo Library
Kurangi garam
Terlalu banyak garam dapat membuat tekanan darah melambung dan meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah otak. Jumlah maksimum yang aman yang dianjurkan 6 gram per hari untuk orang dewasa.
Minyak zaitun
Minyak zaitun membantu menjaga darah Anda mengalir lancar. Minyak tak jenuh tunggal seperti zaitun menurunkan kadar kolesterol LDL yang berbahaya dalam darah dan meningkatkan risiko stroke.
Foto: picture-alliance/chromorange
Ikan
Minyak ikan, seperti makarel kaya akan omega-3 asam lemak esensial, yang menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah, stroke dan serangan jantung. Ikan segar seperti salmon, trout, herring dan tuna juga bisa jadi pilihan.
Foto: Fotolia/Christophe Fouquin
Brokoli
Sayuran hijau yang mengandung asam folat atau vitamin B bisa menurunkan tingkat homosistein yang tidak diinginkan dalam darah. Jangan merebus brokoli Anda sampai terlalu lama sebab bisa menghilangkan asam folat yang terkandung di dalamnya.
Wortel
Wortel adalah sumber fantastis beta karoten, yang bertindak sebagai antioksidan dan mencegah kerusakan oksidatif arteri oleh radikal bebas yang berbahaya.
Foto: Fotolia/Stefan Körber
Pir
Pir adalah sumber serat yang mudah larut. Tidak seperti serat yang sulit larut, pir mudah larut menyerap kolesterol dalam tubuh.
Foto: DW/Ilcheva
Jeruk
Jeruk kaya antioksidan vitamin C. Ini unsur penting untuk menghancurkan molekul berbahaya yang disebut radikal bebas yang merusak lapisan arteri.
Foto: picture-alliance/dpa
Bawang putih
Bawang putih mengandung zat kimia yang disebut allicin, yang menjaga agar darah tak membeku dan menyebabkan stroke. Bawang putih membantu menjaga lipid darah dan menurunkan kadar kolesterol.
Foto: Fotolia/Floydine
Ayam tanpa kulit
Dikukus, dipanggang atau direbus, sepotong kecil ayam tanpa kulit merupakan sumber protein rendah lemak. Tubuh butuh protein, tetapi jangan yang berasal dari sumber tinggi lemak seperti sosis atau hamburger. Kalkun juga mengandung protein rendah lemak.
Foto: st-fotograf/Fotolia
Makanan sederhana
Stres diketahui meningkatkan risiko stroke. Jadi ada baiknya memasak sesuatu yang sederhana - yang tidak memakan waktu. Jika pergi ke restoran, pilihlah makanan yang sehat. Sempatkan periksa kadar kalori, lemak, garam dan gula dalam makanan. Sumber: MensHealth
Foto: Fotolia/Tatyana Gladskih
10 foto1 | 10
Selama 12 tahun para ahli di Jepang meneliti lebih dari 43.000 orang, yang berusia antara 40 dan 89 tahun. Mereka mengungkap bahwa orang-orang yang kadar kolesterol HDL-nya tinggi, yaitu di atas 90 mg/dl memiliki risiko 2,4 kali lebih tinggi bisa meninggal akibat arterosklerosis, dibanding orang yang kadar HDL-nya normal, yaitu 40-59 mg/dl.
Hal menarik lain yang diungkap periset, kadar tinggi kolesterol HDL lebih berbahaya bagi orang yang kerap minum alkohol.
Penulis: Larissa Warneck (ml/ap)
7 Tanda Anda Terlalu Banyak Bekerja
"Burnout" adalah istilah yang digunakan bagi efek psikologis dari beban pekerjaan berlebihan. Indikasinya ada, namun kerap tak jelas, hingga sering menyebabkan salah diagnosa penyakit lain. Coba cek di sini!
Anda merasa lebih sarkastis dari biasanya? Atau mengejek pekerjaan rekan yang biasanya jadi teman kerja terbaik? Coba cek diri dan beban pekerjaan yang mungkin sangat memberatkan sehingga membuat Anda lebih sinis dari biasanya. Merendahkan orang lain bisa jadi mekanisme untuk memerangi stres.
Foto: Fotolia/Jeanette Dietl
Ingin Lari dan Melupakan Segalanya
Pernah merasa ingin lari meninggalkan kantor menuju pulau terpencil untuk mendapat ketenangan? "Godaan" seperti ini bisa jadi tanda-tanda "burnout". Menghindar adalah salah satu mekanisme untuk menghadapi situasi berat. Orang berusaha menjauhi pekerjaan karena menginvestasikan terlalu banyak tenaga dengan harapan akan sukses.
Foto: Fotolia/fffranz
Terus Lakukan Kesalahan dalam Pekerjaan Mudah
Kurangnya perhatian atas detail tertentu adalah tanda-tanda peringatan Anda mungkin menderita "burnout." Kalau Anda merasa sulit mengingat sesuatu, atau untuk berkonsentrasi pada tugas rutin sehari-hari, peneliti menyarankan untuk berupaya mengurangi stres agar lebih bisa memfokuskan diri.
Foto: picture-alliance/dpa
Selalu Merasa Lelah
Apakah Anda selalu ingin menghabiskan hari Minggu yang indah untuk tidur seharian? Rasa letih seperti itu bisa jadi pertanda stres atau "burnout". Apa lagi jika Anda menyadari, bahwa tidur seharian pun tidak membuat Anda merasa lebih segar. Kelelahan emosional adalah isyarat bahwa Anda terlalu banyak bekerja.
Foto: Colourbox
Meragukan Diri Sendiri
Anda sudah bekerja keras di bidang yang Anda pilih sendiri. Jadi mengapa belakangan ini meragukan hasil kerja dan kemampuan Anda sendiri? Perasaan "kurang mampu" seperti ini juga simtom khas "burnout". Ini bisa dilihat pada berbagai profesi, mulai dari doker ahli bedah sampai atlit. Pikiran Anda berusaha mengelabui dfiri sendiri, sebagai upaya mengatasi beban pekerjaan yang makin banyak.
Foto: picture-alliance/dpa/Steffen
Sering Sakit
Sakit kepala dan tak kunjung hilang? Atau sakit ringan lain yang terus merongrong? Kalau dokter tidak bisa menemukan penyebabnya, mungkin Anda harus memeriksa jadwal kerja. Demikian saran pakar psikologi yang menemukan kaitan antara kesehatan fisik dan burnout. Kadang stres berat bisa ancam kesehatan. “Burnout” berat menyulut gangguan kesehatan tubuh, mulai flu sampai sakit jantung.
Foto: Colourbox
Mudah Kesal Karena Hal Kecil
Terus mengeluhkan bos yang tak adil dan kolega yang curang? Tentu itu semua bisa benar-benar terjadi. Tapi perasaan seperti ini juga bisa jadi tanda-tanda "burnout.” Untuk mengatasinya, para peneliti Asosiasi Ilmu Psikologi menganjurkan untuk mengecek kembali gaya kerja. Mungkin Anda terlalu berambisi sehingga bekerja berlebihan atau ingin sukses terlalu cepat. Penulis: ml/as (TIME, netdoktor)