Wayang Kontemporer Kreasi Seniman Inggris
Pameran Kisah-Kisah Panji di Berlin
Masyarakat Berlin berkenalan dengan Kisah-Kisah Panji melalui pameran, workshop dan diskusi bersama peneliti asal Eropa.
Rumah Budaya Indonesia di Berlin
Rumah Budaya Indonesia Berlin yang kembali aktif sejak bulan Oktober 2017 didirikan sebagai wahana diplomasi budaya Indonesia. Rumah budaya ini adalah tempat untuk berbagai kegiatan seperti pameran, temu sastra, workshop dan kursus Bahasa Indonesia bagi penutur asing.
Tempat berkenalan dan mendalami budaya Indonesia
Di dalam para pengunjung bisa menemukan berbagai buku mengenai Indonesia. Dalam rangkaian acara 'Pangeran Panji Lost and Found' sastra yang ditonjolkan adalah mengenai Pangeran Panji dan seni wayang nusantara.
Tarian topeng Jawa membuka acara
Tarian Gunung Sari ini dibawakan oleh Mike Wardi asal Surakarta yang sekarang memimpin grup Sinar Anyar di Amsterdam. Ciri khas grup ini adalah tarian tradisional Jawa yang dibawakan dengan interpretasi modern.
Tim Internasional
Acara 'Pangeran Panji Lost and Found' terlaksana berkat kerjasama erat dari pihak Rumah Budaya Indonesia bersama KBRI dan para peneliti Eropa, antara lain kedua antropolog Tea Škrinjarić (kedua dari kiri) dan Marina Pretković (kiri).
Wayang beber pembawa kisah Panji
Salah satu fokus dari penelitian dalam proyek para peneliti asal Kroasia adalah wayang beber di Pacitan. Marina Pretković menjelaskan beberapa adegan wayangnya kepada wakil duta besar RI di Jerman Perry Pada dan atase pendidikan dan kebudayaan Dr. Ahmad Saufi.
Belajar dengan cara mencoba-coba
Para pengunjung diajak untuk mencoba menjadi dalang wayang beber. Dengan lembaran wayang yang disediakan di pameran, pengunjung dapat mencoba menggulung dan membuka lembaran seperti layaknya dalang dalam pertunjukan wayang beber.
Baju Dalang
Baju berwarna cerah dan blangkon yang terlihat seperti melayang di udara ini merupakan salah satu obyek pameran yang langsung mengambil perhatian para pengunjung yang masuk ruang pameran. Banyak pengunjung juga berfoto dengan pakaian dalang Pacitan dan Wonosari ini.
Panji menunggang Garuda dalam lembaran wayang beber
Dr. Lydia Kieven yang mengajar di Universitas Bonn pertama kali tertarik dengan sosok Panji ketika mendaki gunung Penanggungan tahun 1996 dan menemukan relief kisah Panji di sebuah candi. Menurutnya mitos Panji mempunyai nilai universal yang mengajarkan keharmonisan antar manusia serta dengan alam.
Kota Seribu Satu Malam
Karya Surahman dan Samuel S. Adi Prasetyo dari Wayang Beber Metropolitan ini merupakan contoh dari wayang beber modern yang banyak dikagumi oleh para pengunjung. Berbeda dengan wayang beber tradisional, karya-karya modern tidak lagi mengangkat Kisah Panji, melainkan problematika kota besar seperti korupsi atau polusi.
Sarat informasi
Melalui plakat-plakat berisikan foto dan informasi tentang wayang beber, para pengunjung Jerman dan Indonesia mendapatkan banyak pengetahuan baru mengenai bentuk wayang yang hampir punah ini. Foto-fotonya dibuat kedua antropolog muda setiap kali mereka meneliti di Indonesia.
Presentasi dengan sambutan meriah
Dalam acara pembukaan pameran Tea Škrinjarić dan Marina Pretković memberikan presentasi berisikan hasil penelitian mereka sejak tahun 2016. Setelahnya banyak yang masih ingin tahu lebih tentang seni langka Wayang Beber ini. (Teks: Anggatira Gollmer/hp)