1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Wenzhou Diduga Jadi Episentrum Kedua Wabah Corona di Cina

5 Februari 2020

Wabah Corona muncul di kota Wenzhou yang berjarak 680 km dari Wuhan. Pemerintah terpaksa berlakukan karantina di pesisir timur. Laju penyebaran virus ditengarai sudah mendekati Shanghai dan mengancam perekonomian Cina.

China Wenzhou City
Foto: picture-alliance/Photoshot/Xing Guangli

Jauh dari episentrum wabah corona, kota Wenzhou di pesisir timur Cina sedang berjibaku menanggulangi gelombang penularan yang menyebar dari dalam wilayah sendiri. Kota berpenduduk sembilan juta orang itu berjarak 680 km dari kota Wuhan, di mana kasus infeksi virus corona jenis baru pertama kali dilaporkan Desember silam.

Wenzhou menjadi kota pertama Cina di luar provinsi Hubei yang ditempatkan di bawah karantina massal.

Sejak Minggu (02/02) Wenzhou mencatat 291 kasus penularan, terbanyak di luar Wuhan. Menurut aturan karantina, hanya satu orang yang diizinkan keluar rumah setiap dua hari sekali. Sementara toko-toko dan pusat hiburan telah ditutup.

Wenzhou dikenal sebagai kota penghubung bisnis dan industri di Cina, lantaran letaknya di tepi Laut Cina Timur dan berada di antara Hong Kong dan Shanghai. "Kota ini dikenal lantaran para pengusahanya yang aktif di luar negeri. Tapi karena Wuhan berada di tengah Cina, ada banyak pengusaha Wenzhou yang bekerja di Wuhan," kata seorang penduduk, Quan, kepada Reuters.

"Kebijakan khusus" mulai diterapkan pemerintah Wenzhou awal Februari lalu. Dalam sebuah rapat darurat pada 31 Januari silam, pemerintah kota mengakui kebanyakan korban yang terjangkit virus telah kembali ke Wuhan, namun virus corona kadung menyebar di tempat lain.

Dari 26 kasus yang dilaporkan pemerintah kota pada 2 Februari silam, 23 di antaranya tidak memiliki kaitan atau riwayat perjalanan ke Wuhan. Adapun 17 pasien mengaku tertular setelah berhubungan dengan pasien corona yang lain. Sejauh ini pemerintah telah mendeteksi sebanyak 48.800 penduduk Wenzhou yang pulang dari Wuhan atau "wilayah kunci" lain di provinsi Hubei.

Menyusul karantina massal, semua tenaga kerja di Wenzhou diwajibkan berlibur hingga 18 Februari mendatang. Pemerintah juga menghentikan kegiatan belajar mengajar di semua sekolah hingga 1 Maret. Selain itu koneksi antar kota via kereta, bus atau kapal feri turut dihentikan.

"Ini sangat menyayat hati," kata Toby Ye, seorang mahasiswa lokal yang baru dua kali meninggalkan rumahnya dalam sepekan terakhir. "Kota ini jadi berbeda dengan yang saya kenal." 

Kepala Partai Komunis Cina di Wenzhou, Chen Weijun, mengatakan perkembangan wabah virus corona masih berada dalam "tahap kritis." Dia berjanji akan menghukum pegawai pemerintah yang mangkir dari tanggung jawab. Dua pegawai otoritas kesehatan sebelumnya dipecat lantaran "mengabaikan tugas," menurut laporan kantor berita Xinhua, Senin (03/02).

Meski demikian Wenzhou yang merupakan kota terbesar ke-15 di Cina belum mencatat adanya korban jiwa akibat wabah virus corona. Saat ini sedikitnya total jumlah pasien yang tewas di Cina mencapai 361 orang.

Saat ini kawasan yang masuk dalam daftar karantina menyebar mendekati Shanghai. Taizhou yang merupakan tempat kantor pusat Alibaba dan terletak bersebelahan di utara Wenzhou, juga menerapkan larangan berpergian bagi setiap individu. Sebanyak 95 koneksi kereta juga dibatalkan oleh otoritas setempat.

Penduduk di kantung-kantung pemukiman nantinya diwajibkan membawa kartu identitas dan wajib diperiksa sebelum masuk ke gedung apartemen. Ada pun pemilik rumah dilarang menyewakan propertinya kepada warga "dari area-area yang terkena dampak wabah seperti Hubei."

Sementara itu di distrik Hanzhou yang berbatasan dengan Shanghai, pemerintah mewajibkan warga mengenakan masker wajah, membawa kartu identitas, dan menjalani pemeriksaan medis.

rzn/rap

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait