1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Westerwelle Inginkan Pendekatan Turki ke UE

29 Juli 2010

Dalam jumpa pers bersama Menlu Turki Davutoglu di Istanbul, Rabu 28/07, Menlu Jerman Westerwelle mengatakan, ia ingin Turki lebih mendekat ke Eropa, namun itu tidak berarti Turki otomatis menjadi anggota Uni Eropa.

Menlu Jerman Guido Westerwelle( kiri) dan Menlu Turki Ahmet Davutoglu

Kunjungan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle di Istanbul, Turki hari Rabu (28/07) sangat singkat, namun pada jumpa bers bersama Menlu Turki Ahmet Davutoglu, kedua politisi menunjukkan sikap puas. Tidak hanya Davutoglu yang memuji hubungan baik antara kedua negara, tetapi juga Westerwelle yang pada tahun ini untuk kedua kalinya berkunjung ke negeri di selat Bosporus itu: „Tiga juta orang Turki yang sekarang menetap di Jerman, dan lebih dari empat juta orang Jerman yang tahun ini akan mengunjungi Turki sebagai wisatawan. Kaitan yang sangat pribadi dan manusiawi ini mengungkapkan banyak hal tentang hubungan erat antara kedua negara. Hubungan ini mapan dan sedianya ditingkatkan serta diperluas."

Tidaklah mengherankan bila wacana semacam itu menggiring perhatian masyarakat di Turki terutama pada isu kemungkinan keanggotaan negara itu di Uni Eropa. Menlu Jerman juga kembali menekankan bahwa dalam kaitan ini, prinsip untuk menaati kesepakatan, tetap berlaku. Dengan kata lain ini berarti bahwa permohonan keanggotaan Turki di Uni Eropa juga harus dikaji secara jujur dan tanpa praduga seperti yang dilaksanakan pada negara lainnya: „Kami punya kepentingan yang sangat besar dan strategis. Tidak hanya Jerman tetapi juga Uni Eropa berminat agar Turki berorientasi ke Eropa. Dalam bahasa Turki "Türkiyenin yönü Avrupadir" (Red.: "arah Turki adalah Eropa"). Dengan begitu saya harap, mulai sekarang tidak ada intrepretasi yang salah."

Senyum yang dilontarkan Davutoglu atas upaya Westerwelle berbahasa Turki menunjukkan bahwa wacana semacam itu tampaknya menimbulkan kegembiraan di selat Bosporus, sementara di Jerman, pernyataan itu mungkin akan memicu pertikaian baru di koalisi pemerintah.

Kedekatan Turki dan Jerman juga ditunjukkan kedua menteri luar negeri pada tema-tema pembicaraan penting lainnya, misalnya mengenai Iran dan perang melawan terorisme internasional. Di sini Guido Westerwelle dan Ahmet Davutoglu menegaskan, kedua negara memiliki kepentingan bersama dan akan bekerja bahu membahu sejauh mungkin. Persenjataan atom Iran bagi kedua negara tidak dapat diterima dan sedapat mungkin dihindari.

Menyusul langkah-langkah yang sangat berbeda dari Jerman dan Turki baru-baru ini, Westerwelle bahkan sudah melihat perubahan sikap Iran: „Sinyal-sinyal baru-baru ini, juga dari penguasa Iran seperti yang juga kita peroleh dari laporan media, menunjukkan bahwa apa yang diupayakan dan disepakati Turki dan juga Uni Eropa, telah mendorong kesediaan Iran untuk melakukan pembicaraan."

Apakah optimisme yang ditunjukkan Menteri Luar Negeri Jerman ini sesuai dengan kenyataan atau tidak baru dapat dibuktikan enam pekan ke depan. Lantaran perundingan baru mengenai program atom Iran yang kontroversial akan ditentukan pada jadwal tersebut.

Ulrich Pick/Christa Saloh

Editor: Dyan Kostermans