Program Pangan Dunia WFP dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian 2020 untuk prestasinya perangi kelaparan dan perkuat ketahanan pangan di seluruh dunia. Tugas memerangi kelaparan makin relevan di masa pandemi Covid-19.
Iklan
"Komite Nobel mengharapkan, dengan keputusann ini akan mampu mengalihkan perhatian dunia, pada jutaan orang yang terancam atau sudah menderita kelaparan", ujar ketua Komite Nobel Perdamaian, Berit Reiss-Andersen saat mengumumkan keputusan itu di ibukota Norwegia, Oslo.
"Program Pangan Dunia-WFP memainkan peranan kunci dalam kerjasama multilateral dan menjadikan keamanan pangan sebagai instrumen perdamaian. WFP menjadi kekuatan pengendali untuk mencegah penyalah gunaan kelaparan sebagai alat perang dan konflik. Dengan pecahnya pandemi Covid-19, hal ini semakin mencuatkan relevansinya", tambah ketua Komite Nobel Perdamaian itu.
"Karena itu solidaritas internasional dan kerjasama multilateral semakin diperlukan dibanding masa sebelumnya", pungkas Berit Reiss-Andersen dalam konferensi persnya.
Perubahan Iklim Picu Kelaparan
03:55
Bantu 100 juta orang kelaparan tiap tahun
Prorgam pangan Dunia-WFP yang berkantor pusat di Roma melaporkan, mereke membantu hampir 100 juta orang di 88 negara setiap tahunnya. Disebutkan sekitar 10 persen warga dunia masih menghadapi bahaya kelaparan dan tidak memiliki cukup makanan untuk dikonsumsi.
Program Pangan Dunia memperkirakan jumlah orang kelaparan akan meningkat menjadi 265 juta orang dalam beberapa tahun ke depan. Karena itu, Komite Nobel menyerukan, agar jangan mengurangi bantuan keuangan kepada WFP.
Dalam reaksi pertamanya WFP menyebutkan, ini merupakan momen yang membanggakan. Kepala WFP David Beasley yang saat pengumuman berada di Niger menyatakan kepada Associated Press, "Bagi saya, untuk pertama kalinya dalam hidup ini, saya tidak bisa mengucapkan satu katapun. Saya terkejut sekaligus sangat bahagia."
as/yp (AP, Reuters, afp)
Jutaan Selamat dari Kelaparan Berkat Bantuan dari Tempat Ibadah Umat Sikh
Saat pemerintah India berjuang menahan penyebaran COVID-19, komunitas sikh di New Delhi bekerjasama memberi makan jutaan orang setiap hari di tempat ibadahnya.
Foto: DW/S. Chabba
Tempat ibadah bersejarah
Di India hidup hampir 21 juta umat sikh. Ini membuat Sikhisme jadi agama keempat terbesar di negara itu. Salah satu pilar utama Sikhisme adalah "sewa" yang berarti: pelayanan. Tempat ibadah umat sikh yang disebut "gurdwaras" menawarkan makanan gratis bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Foto: DW/S. Chabba
Restriksi akibat COVID-19 dipatuhi
Semua gurdwara di New Delhi ditutup akhir Maret lalu, ketika India melaksanakan lockdown. Walaupun tidak ada yang datang beribadah, staf grudwara tetap melaksanakan doa harian dan menolong warga miskin. Bulan lalu, tempat ibadah kembali dibuka untuk umum di India. Untuk itu, dilaksanakan pemeriksaan temperatur tubuh, pembersihan tangan dan penggunaan masker.
Foto: DW/S. Chabba
Dapur komunitas Sikh
Menurut filsafat Sikhisme, mereka yang taat beragama tidak boleh pulang tanpa bekal apapun. Jika berkunjung ke sebuah gurdwara orang bisa mendapat pelajaran dari guru Sikh, "parshad" atau kue-kue kecil dari tepung gandum dan makanan dari dapur komunitas.
Foto: DW/S. Chabba
Ribuan makanan disiapkan setiap hari
Dapur dibuka setiap hari pukul 3 pagi, untuk menyiapkan makanan bagi hampir 100.000 orang. Misalnya di dapur ini, laki-laki dan perempuan bekerja bersama memasak kacang-kacangan, roti dan nasi. Dananya berasal dari badan Delhi Sikh Gurdwara Management Committee (DSGMC) dan donasi dari warga sikh.
Foto: DW/S. Chabba
Pemberian makanan di 20 lokasi
Makanan kemudian diangkut truk dan mobil van ke seluruh penjuru New Delhi dan daerah sekitar seperti Noida dan Ghaziabad. Kawasan dipilih berdasarkan kebutuhan. Biasanya, jika di daerah itu tidak ada bantuan lainnya. Pejabat pemerintah dan NGO lokal juga meminta ribuan porsi.
Foto: DW/S. Chabba
Makanan bagi yang memerlukan
Bagi umat sikh, menolong orang miskin adalah kebajikan yang utama. Bahkan sebelum truk datang, orang-orang sudah mengantre untuk dapat makanan setiap hari. Yang datang adalah pria, perempuan, anak-anak yang hidup di jalan, orang lumpuh dan orang usia lanjut. Keluarga yang tidak punya penghasilan, terutama karena COVID-19 dapat bantuan untuk beberapa pekan.
Foto: DW/S. Chabba
Proses yang terorganisir baik
Ada dua antrean. Satu untuk pria-pria yang sehat. Antrean ke dua untuk perempuan, warga lansia dan mereka yang cacat. Proses untuk mendapat makanan terorganisir baik, tapi "physical distancing" sulit diikuti karena jumlah orang sangat banyak.
Foto: DW/S. Chabba
Antrean panjang
Bagi banyak orang yang menunggu di antrean, hanya ini makanan untuk hari itu. Bahkan ada yang membawa tas agar bisa membawa makan bagi teman atau anggota keluarga yang tidak bisa datang ke truk dari gurdwara. Truk-truk itu sudah mencapai lokasi-lokasi yang tidak terjangkau pemerintah maupun organisasi bantuan. (Ed.: ml/ap)