Panel pakar kesehatan WHO menyatakan pemberian obat eksperimental kepada pasien yang terinfeksi virus Ebola sebagai etis. Jumlah korban tewas karena virus tersebut telah lebih dari 1000 orang.
Iklan
Dalam pernyataannya, badan kesehatan dunia (WHO) mengatakan bahwa panel mencapai konsensus dan menyimpulkan penawaran intervensi yang belum terbukti sebagai obat atau pencegahan adalah hal yang etis.
Saat ini belum ada obat atau vaksin bagi Ebola, dan WHO telah menyatakan wabah ini sebagai kondisi darurat kesehatan publik global.
Picu perdebatan
Tapi penggunaan obat eksperimental ZMapp pada dua warga AS dan seorang pendeta Spanyol yang terinfeski virus tersebut saat bekerja di Afrika telah memulai perdebatan masalah etis.
Obat yang tersedia dalam jumlah sedikit ini dilaporkan menunjukkan hasil menjanjikan pada dua warga AS. Sementara, Selasa (12/08), rumah sakit Spanyol yang merawat pendeta mengatakan pasiennya telah meninggal.
Ebola Dicemaskan Meluas
Kekhawatiran akan wabah Ebola di barat Afrika dapat menyebar ke benua lain tumbuh di negara-negara Eropa dan Asia. Kewaspadaan ditingkatkan setelah epidemi berada di luar kendali.
Foto: Cellou Binani/AFP/Getty Images
Kecemasan Dokter Lintas Batas
Organisasi Dokter Lintas Batas mengatakan krisis mencengkeram Guinea, Liberia dan Sierra Leone hanya akan bertambah buruk dan memperingatkan tidak ada strategi menyeluruh untuk menangani wabah Ebola terburuk di dunia selama ini.
Foto: Reuters
Asia dan Eropa waspada
Hongkong mengumumkan tindakan karantina untuk kasus-kasus yang dicurigai, meskipun seorang perempuan yang tiba dari Afrika dengan gejala serupa, setelah diuji hasilnya negatif. Sedangkan Uni Eropa mengatakan siap untuk menghadapi ancaman tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa
Pencegahan penyebaran
International Civil Aviation Organization (ICAO) telah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat kesehatan global tentang langkah-langkah potensial untuk menghentikan penyebaran penyakit.
Foto: DW/C.Deicke
Gejala Ebola
Hanya dalam tempo beberapa hari, Ebola dapat membunuh korban. Gejalanya, penderita mengalami demam parah dan nyeri otot, muntah, diare dan dalam beberapa kasus terjadi kegagalan fungsi organ dan pendarahan yang tak terbendung. Untuk mengetahui apakah pasien terjangkit, dilakukan tes medis.
Foto: Reuters
Merenggut nyawa
Sejak Maret 2014, telah terjadi lebih dari 1.200 kasus Ebola dan lebih dari 670 orang terenggut nyawanya di Guinea, Liberia dan Sierra Leone, demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Foto: Seyllou/AFP/Getty Images
Relawan ditarik
Korps Perdamaian AS mengumumkan menarik ratusan relawan di tiga negara yang terjangkit. Saat ini ada 102 relawan Korps Perdamaian di Guinea, 108 relawan di Liberia dan 130 orang di Sierra Leone. Mereka bekerja pada sektor pertanian, pendidikan dan kesehatan.
Foto: Cellou Binani/AFP/Getty Images
Uni Eropa bersiap
Uni Eropa melengkapi diri dan siap untuk merawat korban virus mematikan, demikian diungkapkan sumber Uni Eropa di Brussels.
Foto: picture alliance/dpa
Tak ada upaya pengentasan yang paten
Dokter Lintas Batas memperingatkan bahwa pemerintah dan badan-badan global tidak punya "pandangan yang menyeluruh" tentang bagaimana caranya untuk mengatasi wabah ini.
Foto: F. Tchuma
Dokterpun jadi korban
Seorang dokter yang bertanggung jawab atas pusat perawatan di Sierra Leone, Sheik Umar Khan, meninggal dunia pada bulan Juli 2014 akibat virus ini.
Foto: Reuters
Virus Ebola
Virus ini mampu memperbanyak diri di hampir semua sel inang. Khususnya kelelawar mampu menularkan virus tersebut. Manusia yang menyentuh hewan sakit atau mati, akan tertular penyakit yang sama. Virus Ebola berasal dari hutan tropis di Afrika Tengah dan Asia Tenggara. Mereka termasuk famili Filovirus. Artinya, di bawah mikroskop elektron terlihat sebagai benang panjang yang tipis.
Foto: picture-alliance/dpa
Menghindari penularan
Salah satu kiat menghindari penularan virus Ebola, adalah dengan menjaga kebersihan. Mencuci tangan ataupun menggunakan sarung tangan menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan di wilayah dimana terjadi wabah.
Foto: picture-alliance/dpa
11 foto1 | 11
Perusahaan AS Mapp Biopharmaceutical yang memproduksi obat tersebut mengatakan telah mengirimkan semua suplai yang tersedia ke barat Afrika.
Data harus dibagi
Pakar kesehatan dari seluruh dunia turut menghadiri acara diskusi yang digelar WHO Senin (11/08) untuk merancang haluan penggunaan obat yang belum diotorisasi pada kasus darurat seperti Ebola. Selain kriteria etis, panel juga menekankan pentingnya "obligasi moral untuk mengumpulkan dan membagi semua data."
Menurut data terbaru dari WHO, penyakit Ebola menginfeksi 1848 orang dan menyebabkan 1013 kematian sejak awal tahun ini. Badan kesehatan dunia ini juga mengatakan, wabah kali ini adalah yang terburuk sejak Ebola pertama kali ditemukan empat abad lalu.
Wabah mematikan ini baru ditemukan di Guinea, Liberia, Sierra Leone dan Nigeria. Semua negara di barat Afrika yang sistem kesehatannya sangat buruk.