1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

WHO Dukung Obat Ebola Eksperimental

12 Agustus 2014

Panel pakar kesehatan WHO menyatakan pemberian obat eksperimental kepada pasien yang terinfeksi virus Ebola sebagai etis. Jumlah korban tewas karena virus tersebut telah lebih dari 1000 orang.

Foto: Getty Images

Dalam pernyataannya, badan kesehatan dunia (WHO) mengatakan bahwa panel mencapai konsensus dan menyimpulkan penawaran intervensi yang belum terbukti sebagai obat atau pencegahan adalah hal yang etis.

Saat ini belum ada obat atau vaksin bagi Ebola, dan WHO telah menyatakan wabah ini sebagai kondisi darurat kesehatan publik global.

Picu perdebatan

Tapi penggunaan obat eksperimental ZMapp pada dua warga AS dan seorang pendeta Spanyol yang terinfeski virus tersebut saat bekerja di Afrika telah memulai perdebatan masalah etis.

Obat yang tersedia dalam jumlah sedikit ini dilaporkan menunjukkan hasil menjanjikan pada dua warga AS. Sementara, Selasa (12/08), rumah sakit Spanyol yang merawat pendeta mengatakan pasiennya telah meninggal.

Perusahaan AS Mapp Biopharmaceutical yang memproduksi obat tersebut mengatakan telah mengirimkan semua suplai yang tersedia ke barat Afrika.

Data harus dibagi

Pakar kesehatan dari seluruh dunia turut menghadiri acara diskusi yang digelar WHO Senin (11/08) untuk merancang haluan penggunaan obat yang belum diotorisasi pada kasus darurat seperti Ebola. Selain kriteria etis, panel juga menekankan pentingnya "obligasi moral untuk mengumpulkan dan membagi semua data."

Menurut data terbaru dari WHO, penyakit Ebola menginfeksi 1848 orang dan menyebabkan 1013 kematian sejak awal tahun ini. Badan kesehatan dunia ini juga mengatakan, wabah kali ini adalah yang terburuk sejak Ebola pertama kali ditemukan empat abad lalu.

Wabah mematikan ini baru ditemukan di Guinea, Liberia, Sierra Leone dan Nigeria. Semua negara di barat Afrika yang sistem kesehatannya sangat buruk.

vlz/ap (rtr, afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait