WHO menambahkan dua obat baru ke dalam pedoman perawatan COVID-19, menyusul lonjakan kasus varian Omicron. Obat baricitinib yang digunakan untuk mengobati rematik sangat dianjurkan untuk pasien COVID-19 bergejala parah.
Iklan
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, pada Jumat (14/01) menyetujui dua perawatan baru COVID-19. Mereka juga mengembangkan gudang alat bersama untuk mencegah penyakit parah dan kematian akibat virus.
Persetujuan yang dilakukan WHO menyusul meningkatnya angka perawatan pasien karena Omicron di seluruh dunia, ditambah jumlah yang terinfeksi pada Maret 2022 diprediksi mencapai setengah penduduk di Eropa.
Harapan untuk kelangsungan hidup yang lebih baik
Para ahli WHO di British Medical Journal the BMJ mengatakan, obat arthritis baricitinib yang digunakan dengan kortikosteroid untuk merawat pasien COVID-19 parah atau kritis, mampu menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik dan mengurangi kebutuhan akan ventilator.
Para ahli juga merekomendasikan pengobatan antibodi sintetis Sotrovimab untuk orang dengan infeksi COVID-19 tidak serius, tetapi beresiko tinggi dirawat di rumah sakit, seperti orang tua, orang dengan defisiensi imun, atau penyakit kronis seperti diabetes.
Manfaat Sotrovimab untuk orang yang tidak berisiko dirawat di rumah sakit dianggap tidak signifikan dan WHO mengatakan efektivitasnya terhadap varian baru seperti Omicron "masih belum pasti.”
Bagaimana Cara India Hadapi Varian Omicron?
India alami lonjakan kasus COVID-19 di tengah kekhawatiran terulangnya krisis tahun lalu, ribuan orang meninggal setiap hari. Pemerintah mencegahnya dan membuat larangan di beberapa kota.
Foto: Satyajit Shaw/DW
Virus di tengah keramaian
Jalanan padat di ibu kota New Delhi membuat Omicron lebih gampang menular. Dalam seminggu terakhir, jumlah infeksi baru di India berlipat ganda hingga mencapai 120.000 per hari. Para ahli memperingatkan peningkatan kasus tersebut dapat menghabiskan kapasitas ruangan perawatan di rumah sakit.
Foto: Adnan Abidi/REUTERS
Lebih banyak tes merupakan kunci
Infeksi Omicron dilaporkan lebih ringan gejalanya. Namun, jika banyak pekerja sektor utama ekonomi tertular, dapat menimbulkan kekacauan. Pemerintah India sejauh ini belum mengumumkan penguncian, karena kondisi ekonomi masih suram. Malah, India mengandalkan peningkatan jumlah tes seperti yang terlihat pada gambar, di kota Ahmedabad di bagian barat India.
Foto: Amit Dave/REUTERS
Tidak memicu kekhawatiran di rumah sakit
Sejauh ini para dokter dan perawat masih optimis. Mereka melaporkan jarangnya pasien bergejala berat dirawat. Sekarang, para tenaga kesehatan telah memiliki pengalaman. “Tahun lalu, kami tidak tahu apa yang harus dihadapi. Saya pikir, secara mental, sedikit lebih baik,” kata pekerja garda depan di rumah sakit New Delhi kepada AFP.
Foto: Adnan Abidi/REUTERS
Karantina sebagian wilayah ibu kota
Kasus infeksi harian baru, meningkat 5 kali lipat di New Delhi. Pemerintah umumkan karantina wilayah terbatas selama 55 jam. Masyarakat tidak dapat mengunjungi pasar untuk berbelanja. Peraturan serupa juga dapat diterapkan di daerah lain.
Foto: Adnan Abidi/REUTERS
Meningkatkan persediaan tabung oksigen
India tampak lebih siap menghadapi Omicron dibandingkan tahun lalu saat menghadapi varian Delta. Saat itu, sektor kesehatan di berbagai daerah kolaps dan persediaan oksigen medis menipis. Kali ini pemerintah telah meningkatkan kapasitas penyimpanan untuk tabung oksigen, seperti pada foto di fasilitas pasien COVID-19 di New Delhi.
Foto: Adnan Abidi/REUTERS
Keberlanjutan vaksinasi menjadi harapan
Tenaga kesehatan India telah memberikan sekitar 1,5 milyar dosis vaksin. Berdasarkan data pemerintah hampir 75% masyarakat sudah mendapat dua dosis vaksin. Kampanye vaksinasi, serta kekebalan yang diperoleh dari gelombang varian Delta, bisa membantu mengurangi dampak penyebaran Omicron. (mh/as)
Foto: Amit Dave/REUTERS
6 foto1 | 6
Hanya tiga pengobatan lain untuk COVID-19 yang mendapat persetujuan WHO, dimulai dengan kortikosteroid untuk pasien sakit parah pada September 2020. Harga kortikosteroid cukup terjangkau dan tersedia secara luas.
Obat radang sendi tocilizumab dan sarilumab, yang disahkan WHO pada Juli lalu adalah penghambat interleukin-16 (IL-16), untuk menekan reaksi berlebihan yang berbahaya dari sistem kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2.
Baricitinib merupakan obat yang dikenal sebagai inhibitor Janus kinase, kelasnya berada di bawah pedoman yang sama dengan inhibitor IL-6.
"Ketika keduanya tersedia, pilih satu berdasarkan masalah termasuk biaya dan pengalaman dokter,” kata pedoman itu.
Pengobatan antibodi sintetis Regeneron telah disetujui oleh WHO pada September lalu dan pedoman mengatakan Sotrovimab dapat digunakan untuk jenis pasien yang sama.
Rekomendasi pengobatan COVID-19 dan WHO diperbarui secara berkala berdasarkan data baru sesuai uji klinis.