Menurut badan kesehatan dunia (WHO), skala epidemi Ebola di barat Afrika harus dianggap lebih serius dan diperlukan upaya luar biasa untuk bisa mengendalikan penyakit tersebut.
Iklan
Dalam pernyataannya hari Kamis (14/08), WHO --organisasi yang bermarkas di Jenewa ini--mengkoordinasi "upaya besar-besaran untuk meningkatkan respon internasional", dalam memerangi epidemi Ebola sejak ditemukan empat dekade lalu.
"Staf di kawasan yang terkena wabah menemukan bukti bahwa jumlah kasus dan korban tewas yang dilaporkan tidak menggambarkan betapa besarnya skala epidemi tersebut." WHO menambahkan, jumlah korban tewas kini mencapai jumlah 1069. Sierra Leone, Liberia dan Guinea di pusat epidemi.
Korban keempat meninggal di Nigeria, Kamis (14/08). Amerika Serikat memerintahkan evakuasi keluarga diplomat dari Sierra Leone dan para pengamat memperingatkan beban ekonomi dari kawasan yang menjadi korban.
Ebola Dicemaskan Meluas
Kekhawatiran akan wabah Ebola di barat Afrika dapat menyebar ke benua lain tumbuh di negara-negara Eropa dan Asia. Kewaspadaan ditingkatkan setelah epidemi berada di luar kendali.
Foto: Cellou Binani/AFP/Getty Images
Kecemasan Dokter Lintas Batas
Organisasi Dokter Lintas Batas mengatakan krisis mencengkeram Guinea, Liberia dan Sierra Leone hanya akan bertambah buruk dan memperingatkan tidak ada strategi menyeluruh untuk menangani wabah Ebola terburuk di dunia selama ini.
Foto: Reuters
Asia dan Eropa waspada
Hongkong mengumumkan tindakan karantina untuk kasus-kasus yang dicurigai, meskipun seorang perempuan yang tiba dari Afrika dengan gejala serupa, setelah diuji hasilnya negatif. Sedangkan Uni Eropa mengatakan siap untuk menghadapi ancaman tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa
Pencegahan penyebaran
International Civil Aviation Organization (ICAO) telah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat kesehatan global tentang langkah-langkah potensial untuk menghentikan penyebaran penyakit.
Foto: DW/C.Deicke
Gejala Ebola
Hanya dalam tempo beberapa hari, Ebola dapat membunuh korban. Gejalanya, penderita mengalami demam parah dan nyeri otot, muntah, diare dan dalam beberapa kasus terjadi kegagalan fungsi organ dan pendarahan yang tak terbendung. Untuk mengetahui apakah pasien terjangkit, dilakukan tes medis.
Foto: Reuters
Merenggut nyawa
Sejak Maret 2014, telah terjadi lebih dari 1.200 kasus Ebola dan lebih dari 670 orang terenggut nyawanya di Guinea, Liberia dan Sierra Leone, demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Foto: Seyllou/AFP/Getty Images
Relawan ditarik
Korps Perdamaian AS mengumumkan menarik ratusan relawan di tiga negara yang terjangkit. Saat ini ada 102 relawan Korps Perdamaian di Guinea, 108 relawan di Liberia dan 130 orang di Sierra Leone. Mereka bekerja pada sektor pertanian, pendidikan dan kesehatan.
Foto: Cellou Binani/AFP/Getty Images
Uni Eropa bersiap
Uni Eropa melengkapi diri dan siap untuk merawat korban virus mematikan, demikian diungkapkan sumber Uni Eropa di Brussels.
Foto: picture alliance/dpa
Tak ada upaya pengentasan yang paten
Dokter Lintas Batas memperingatkan bahwa pemerintah dan badan-badan global tidak punya "pandangan yang menyeluruh" tentang bagaimana caranya untuk mengatasi wabah ini.
Foto: F. Tchuma
Dokterpun jadi korban
Seorang dokter yang bertanggung jawab atas pusat perawatan di Sierra Leone, Sheik Umar Khan, meninggal dunia pada bulan Juli 2014 akibat virus ini.
Foto: Reuters
Virus Ebola
Virus ini mampu memperbanyak diri di hampir semua sel inang. Khususnya kelelawar mampu menularkan virus tersebut. Manusia yang menyentuh hewan sakit atau mati, akan tertular penyakit yang sama. Virus Ebola berasal dari hutan tropis di Afrika Tengah dan Asia Tenggara. Mereka termasuk famili Filovirus. Artinya, di bawah mikroskop elektron terlihat sebagai benang panjang yang tipis.
Foto: picture-alliance/dpa
Menghindari penularan
Salah satu kiat menghindari penularan virus Ebola, adalah dengan menjaga kebersihan. Mencuci tangan ataupun menggunakan sarung tangan menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan di wilayah dimana terjadi wabah.
Foto: picture-alliance/dpa
11 foto1 | 11
"Wabah ini akan berlanjut untuk sementara waktu. Rencana respon operational WHO akan berjalan selama beberapa bulan," tegas WHO.
Kamis (14/08), dirjen WHO Margaret Chen berbicara dengan kelompok perwakilan misi PBB di Jenewa. Tujuan pertemuan tersebut adalah "mengidentifikasi kebutuhan yang paling mendesak di negara-negara terkait dan mencarikannya dukungan internasional yang sesuai secara cepat", demikian WHO.
"Langkah ini sejalan dengan pengakuan akan dibutuhkannya langkah yang luar biasa dengan skala besar untuk bisa mengendalikan wabah di kawasan yang warganya dilanda kemiskinan ekstrim, tidak memiliki sistem kesehatan yang berfungsi, kekurangan dokter dan ketakutan akan penyakit yang merajalela", tandas WHO.