1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Mungkin Tak Akan Pernah Ada ‘Solusi Sederhana’ bagi COVID-19

4 Agustus 2020

WHO ingatkan dunia bahwa meskipun pengembangan vaksin tengah dilakukan dengan cepat, mungkin tidak akan pernah ada ‘solusi sederhana’ dari pandemi COVID-19. Seluruh negara didesak untuk memperketat protokol kesehatan.

Tedros Adhanom Ghebreyesus - Direktur Jenderal WHO
Tedros Adhanom Ghebreyesus - Direktur Jenderal WHO.Foto: picture-alliance/KEYSTONE/M. Trezzini

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Senin (03/08) bahwa jalan menuju keadaan normal akan panjang dan mungkin tidak akan pernah ada “silver bullet (peluru perak)” untuk pandemi COVID-19. “Silver bullet” bisa diartikan sebagai sebuah solusi mudah dari sebuah masalah yang kompleks.

“Sejumlah vaksin kini berada dalam uji klinis fase tiga dan kita semua berharap dapat memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. “Meski begitu, saat ini tidak ada solusi sederhana – dan mungkin tidak akan pernah ada”, tambahnya.

‘Lakukan semuanya’

Pernyataan ini disampaikan oleh Tedros saat menggelar konferensi pers secara virtual bersama Direktur Kedaruratan WHO, Mike Ryan.

Mereka meminta semua pemerintah dan warga negara untuk fokus pada langkah-langkah kesehatan, seperti mengenakan masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan, dan melakukan tes atau pengujian COVID-19.
“Pesan kepada warga dan pemerintah sangat jelas: ‘Lakukan semuanya’,” kata Tedros, seraya menambahkan bahwa masker harus menjadi simbol solidaritas di seluruh dunia.

Manfaat menyusui lebih besar dibanding risiko infeksi

Di momen yang sama, Tedros juga meyakinkan para ibu, dengan mengatakan bahwa mereka harus tetap menyusui bayi mereka meskipun mereka telah terinfeksi virus corona.

“WHO merekomendasikan bahwa para ibu yang dicurigai atau telah dikonfirmasi positif COVID-19 harus didorong sama layaknya semua ibu lainnya untuk mulai atau melanjutkan menyusui,” kata Tedros pada konferensi pers dari kantor pusat PBB di Jenewa.

“Banyaknya manfaat menyusui untuk bayi yang baru lahir dan anak-anak secara substansial lebih besar dibanding potensi risiko terinfeksi COVID-19,” kata Tedros. Sebagaimana diketahui, 1-7 Agustus ditandai sebagai Pekan ASI Sedunia, yang diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya dukungan terhadap ibu menyusui dan pentingnya ASI untuk pertumbuhan anak.

Selesai operasi awal di Wuhan

Sementara itu, tim ahli internasional yang dikirim ke Cina untuk memeriksa asal muasal dari virus corona telah menyelesaikan operasi awalnya.

“Tim pakar WHO yang melakukan perjalanan ke Cina kini telah menyelesaikan misi mereka untuk meletakkan fondasi bagi upaya kerja sama lebih lanjut dalam mengidentifikasi asal virus,” ungkap Tedros.

“WHO dan para ahli Cina telah menyusun kerangka acuan studi dan program kerja untuk tim internasional, yang dipimpin oleh WHO,” tambahnya. Tim ahli dari WHO dan Cina ini belum kembali ke Jenewa untuk melangsungkan tanya jawab.

Otoritas Cina telah mengindikasikan selama awal wabah bahwa virus itu mungkin telah menyebar dari pasar di kota Wuhan, yang menjual bintang liar hidup. Meski begitu, tidak ada informasi lebih lanjut yang diberikan.

gtp/rap (AFP, Reuters).
 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait