Mungkin Tak Akan Pernah Ada ‘Solusi Sederhana’ bagi COVID-19
4 Agustus 2020
WHO ingatkan dunia bahwa meskipun pengembangan vaksin tengah dilakukan dengan cepat, mungkin tidak akan pernah ada ‘solusi sederhana’ dari pandemi COVID-19. Seluruh negara didesak untuk memperketat protokol kesehatan.
Iklan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Senin (03/08) bahwa jalan menuju keadaan normal akan panjang dan mungkin tidak akan pernah ada “silver bullet (peluru perak)” untuk pandemi COVID-19. “Silver bullet” bisa diartikan sebagai sebuah solusi mudah dari sebuah masalah yang kompleks.
“Sejumlah vaksin kini berada dalam uji klinis fase tiga dan kita semua berharap dapat memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. “Meski begitu, saat ini tidak ada solusi sederhana – dan mungkin tidak akan pernah ada”, tambahnya.
‘Lakukan semuanya’
Pernyataan ini disampaikan oleh Tedros saat menggelar konferensi pers secara virtual bersama Direktur Kedaruratan WHO, Mike Ryan.
Mereka meminta semua pemerintah dan warga negara untuk fokus pada langkah-langkah kesehatan, seperti mengenakan masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan, dan melakukan tes atau pengujian COVID-19.
“Pesan kepada warga dan pemerintah sangat jelas: ‘Lakukan semuanya’,” kata Tedros, seraya menambahkan bahwa masker harus menjadi simbol solidaritas di seluruh dunia.
Manfaat menyusui lebih besar dibanding risiko infeksi
Di momen yang sama, Tedros juga meyakinkan para ibu, dengan mengatakan bahwa mereka harus tetap menyusui bayi mereka meskipun mereka telah terinfeksi virus corona.
“WHO merekomendasikan bahwa para ibu yang dicurigai atau telah dikonfirmasi positif COVID-19 harus didorong sama layaknya semua ibu lainnya untuk mulai atau melanjutkan menyusui,” kata Tedros pada konferensi pers dari kantor pusat PBB di Jenewa.
“Banyaknya manfaat menyusui untuk bayi yang baru lahir dan anak-anak secara substansial lebih besar dibanding potensi risiko terinfeksi COVID-19,” kata Tedros. Sebagaimana diketahui, 1-7 Agustus ditandai sebagai Pekan ASI Sedunia, yang diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya dukungan terhadap ibu menyusui dan pentingnya ASI untuk pertumbuhan anak.
Linimasa Penyebaran Virus Corona Secara Global
Setelah kasus virus corona dikonfirmasi Cina akhir Desember 2019, wabah menyebar jadi pandemi. Sejumlah negara sudah memberlakukan lockdown. Sekarang lebih1,2 juta terinfeksi Covid-19 dan hampir 70.000 meninggal.
Foto: picture-alliance/dpa/SOPA Images/A. Marzo
Virus Corona Baru Diidentifikasi
Ilmuwan Cina pada 7 Januari mengumumkan, berhasil identifikasi virus corona jenis baru yang menyerang Wuhan dan memicu infeksi paru-paru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2. Berbeda virus corona pemicu SARS sebelumnya, virus baru menyerang saluran pernafasan bawah. Gejala penyakitnya: demam, batuk kering, kesulitan bernafas dan paru-paru berisi cairan.
Foto: Reuters/Str
Jutaan Warga Dikarantina
Cina mengkarantina Wuhan pada 23 Januari dalam upaya membatasi penyebaran virus corona. Pekerja berupaya untuk segera membangun rumah sakit baru untuk merawat pasien terinfeksi, yang jumlahnya lebih dari 830 orang dan jumlah kematian yang meningkat menjadi 26 orang pada 24 Januari. Para pejabat akhirnya memperluas lockdown ke 13 kota lain, yang memengaruhi setidaknya 36 juta orang.
Foto: AFP/STR
Jerman Batasi Kontak Sosial
Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertama yang teridentifikasi. Pasiennya seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang kontak langsung dengan rekan kerja dari Cina selama pelatihan di tempat kerja. Tanggal 22 Maret Jerman umumkan lockdown parsial dan sosial distancing. Tanggal 6 April, John Hopkins konformasi lebih 100.000 kasus di Jerman dengan lebih 1.500 kematian.
Foto: Reuters/A. Uyanik
Italia Berlakukan Lockdown
Kasus infeksi Covid-19 di Italia meningkat secara dramatis. Pada 3 Maret dikonfirmasi 77 kematian dan ribuan kasus infeksi corona. Pada 8 Maret, pemerintah Italia memerintahkan “lockdown“ seluruh kawasan Lombardy yang berpenghuni 16 juta orang. Italia pada 5 April masih memegang rekor jumlah infeksi dan kematian terbanyak di Eropa, dengan lebih 128.000 kasus dan lebih 15.000 kematian.
Foto: Reuters/R. Casilli
Ekonomi Terjun Bebas
Pasar saham Eropa dan AS anjlok pada 6 Maret, menjadi minggu terburuk sejak krisis keuangan 2008. Efek pandemi pada bisnis global sangat signifikan. Banyak perusahaan melaporkan kerugian. Sektor industri pariwisata dan maskapai penerbangan terpukul. 10 Maret, Uni Eropa menjanjikan dana investasi sebesar € 7,5 miliar ($ 8,4 miliar) untuk mencoba menghentikan zona euro merosot ke situasi resesi.
Foto: picture-alliance/Jiji Press/M. Taguchi
WHO Deklarasikan Pandemi
Ketika kasus terinfeksi di seluruh dunia mencapai 127.000 orang dan 4.700 korban meninggal, Organisasi Kesehatan Dunia pada 11 Maret menyatakan wabah global ini sebagai "pandemi". Presiden AS Trump mengumumkan pembatasan perjalanan bagi wisatawan yang datang dari Zona Schengen di Eropa. Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengumumkan bahwa 70% populasi di Jerman dapat terinfeksi virus corona.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Kehidupan Publik Berhenti di Eropa
Pada 14 Maret, Spanyol mengikuti langkah Italia melakukan lockdown secara nasional untuk 46 juta warganya, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran virus corona. Spanyol berada di peringkat kedua kasus di Eropa, dengan 131.000 terinfeksi dan lebih 12.000 meninggal. Di Prancis, kafe, restoran, dan toko-toko tutup pada 15 Maret.
Foto: picture-alliance/dpa/AAB. Akbulut
AS Terpukul Telak
Pada 27 Maret, Jumlah terinfeksi di AS melampaui Cina. Ini terjadi ketika Presiden Donald Trump mengklaim bahwa negara akan kembali pulih "dengan cukup cepat." AS mencatat lebih 337.000 kasus infeksi dan hampir 10.000 meninggal (6/4). New York terdampak yang paling parah, dengan 63.000 kasus Covid-19 dan lebih 3000 meninggal. Kapal rumah sakit dikerahkan untuk membantu tenaga medis.
Foto: picture-alliance/Photoshot/J. Fischer
Lebih 1 Juta Orang Terinfeksi Covid-19
Universitas Johns Hopkins mengumumkan, Senin (6/4), lebih 1.2 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Sekitar 70.000 orang meninggal akibat Covid-19. AS mencatat rekor infeksi dengan jumlah tiga kali lipat dari Cina, tempat virus itu muncul pada Desember 2019. Kemungkinan kondisi pandemi akan semakin buruk dengan jumlah yang terinfeksi dan meninggal terus naik. (fs/as)
Foto: Reuters/J. Redmond
9 foto1 | 9
Selesai operasi awal di Wuhan
Sementara itu, tim ahli internasional yang dikirim ke Cina untuk memeriksa asal muasal dari virus corona telah menyelesaikan operasi awalnya.
“Tim pakar WHO yang melakukan perjalanan ke Cina kini telah menyelesaikan misi mereka untuk meletakkan fondasi bagi upaya kerja sama lebih lanjut dalam mengidentifikasi asal virus,” ungkap Tedros.
“WHO dan para ahli Cina telah menyusun kerangka acuan studi dan program kerja untuk tim internasional, yang dipimpin oleh WHO,” tambahnya. Tim ahli dari WHO dan Cina ini belum kembali ke Jenewa untuk melangsungkan tanya jawab.
Otoritas Cina telah mengindikasikan selama awal wabah bahwa virus itu mungkin telah menyebar dari pasar di kota Wuhan, yang menjual bintang liar hidup. Meski begitu, tidak ada informasi lebih lanjut yang diberikan.